POS-KUPANG.COM, PEKANBARU - Tiga spesialis pencuri dengan pemberatan yang beroperasi di Provinsi Riau berakhir ngenas.
Wajah ketiganya bonyok serta bagian kaki dibalut perban. Bahkan dua diantara mereka harus menggunakan kursi roda saat koferensi pers kasus itu.
Ketiga pelaku masing masing berinisial I, HA dan R, ditangkap tim Ditreskrimum Polda Riau dan Satreskrim Polres Kampar pada Rabu (29/3/2023).
Dua pelaku ditangkap di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, sedangkan satu lagi ditangkap di Pekanbaru.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Kombes Asep Darmawan mengatakan, ketiga pelaku melakukan perlawanan pada saat penangkapan. Akibatnya dua diantaranya didor aparat.
"Para pelaku melakukan perlawanan. Tindakan mereka membahayakan bagi petugas, jadi anggota memberikan tindakan tegas terhadap ketiga pelaku," kata Asep dilansir dari Kompas.com, Jumat (31/3/2031).
Asep menjelaskan, ketiga pelaku melakukan pencurian dengan modus pecah kaca mobil di Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (13/3/2023).
Saat itu, pelaku menunggu korban keluar dari bank. Kemudian, pelaku mengikutinya.
Baca juga: Pencuri Kuras Rp 441,8 Juta dari ATM Setelah Jebol Atap dan Plafon Indomaret
"Korban saat itu baru saja menarik uang di bank. Lalu, uang dibawa menggunakan mobil. Para pelaku yang sudah menunggu di luar, mengikuti korban dari belakang," kata Asep.
Selanjutnya, korban berhenti dan masuk ke dalam toko bangunan. Uang sebanyak Rp 80 juta ditinggalkan di bangku belakang mobilnya.
Tak lama kemudian, warga memberitahu korban bahwa kaca mobilnya pecah. Setelah dicek, uang telah raib.
"Pelaku beraksi saat korban berada di toko. Kerugian korban Rp 80 juta," kata Asep yang juga didampingi Kasatreskrim Polres Kampar, AKP Aris Gunadi.
Baca juga: Pertahankan Motornya dari Pencuri, Pria di Kudus Terseret Hingga Sejauh 200 Meter
Asep menyebut, para pelaku merupakan spesialis pencuri dengan modus pecah kaca.
Dalam menjalankan aksinya, mereka hanya butuh dua sampai tiga menit. Usai melakukan aksi di Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar, para pelaku kembali ke daerah asalnya, Sumatera Selatan untuk menghabiskan uang hasil curian.