Berita Papua

20 Orang Papua Barat Ditangkap Saat Galang Dana untuk Vanuatu

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Papua Barat dalam aksi penggalangan dana solidaritas untuk mendukung para korban badai tropis bulan ini di Vanuatu.'Vanuatu sedang dihukum' oleh krisis iklim.

POS-KUPANG.COM - Dua puluh orang Papua Barat yang menggalang dana untuk para korban siklon tropis di Vanuatu, Kamis 30 Maret 2023, ditangkap oleh polisi Indonesia di Jayapura, ibu kota provinsi Papua, klaim sebuah kelompok advokasi Papua Barat.

“Ini adalah tindakan damai dan penuh kasih, dengan orang Papua turun ke jalan untuk mengumpulkan uang bagi mereka yang terkena dampak bencana alam Pasifik terbaru ini,” kata Benny Wenda, presiden sementara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), dalam sebuah pernyataan.

“Tanggapan Indonesia adalah membubarkan pawai dengan laras senjata.

“Polri bersenjata berupaya memblokir aktivis di beberapa titik, mengganggu prosesi secara paksa, dan akhirnya melakukan serangkaian penangkapan sewenang-wenang.”

Vanuatu dilanda dua topan berturut-turut dalam waktu 24 jam awal bulan ini. Rumah dan sekolah hancur, banyak yang terpaksa mengungsi ke pusat evakuasi, dan orang kehilangan akses ke air dan listrik selama beberapa hari.

Baca juga: Indonesia Protes PM Fiji Rabuka yang Mendukung Pemimpin Kemerdekaan Papua Benny Wenda

Orang Papua Barat melihat orang Vanuatu sebagai "keluarga" - "kami secara alami ingin mendukung mereka pada saat mereka membutuhkan, sama seperti mereka selalu mendukung kami," kata Wenda.

“Dengan mengkriminalisasi tindakan solidaritas ini, Indonesia telah menunjukkan bahwa ia tidak akan menerima segala bentuk pertemuan atau ekspresi diri orang Papua.”

Bukan protes politik

Wenda mengatakan ini bukan protes politik. Peserta tidak mengibarkan bendera Bintang Kejora atau menyerukan kemerdekaan.

“Mereka hanya meningkatkan kesadaran dan mengumpulkan uang untuk sesama bangsa Melanesia kulit hitam yang selalu mendukung perjuangan Papua Barat.

“Indonesia, seperti ULMWP, adalah anggota Melanesia Spearhead Group (MSG) bersama Vanuatu. Mereka memiliki kewajiban untuk mengizinkan orang Papua Barat mengumpulkan uang untuk menghentikan penderitaan sesama anggota mereka.”

Indonesia telah berperilaku seperti ini sebelumnya.

Pada Maret 2015, setelah Vanuatu dilanda badai besar, warga Papua di Kabupaten Yahukimo mengadakan penggalangan dana solidaritas serupa.

Sebagai tanggapan, polisi dengan kasar membubarkan pertemuan tersebut, menembak enam warga sipil Papua dan membunuh satu orang.

Halaman
123

Berita Terkini