POS-KUPANG.COM - Terbilang dua minggu lagi akan berlangsung Prosesi Jumat Agung di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tepatnya, pada tanggal 7 April 2023.
Untuk konteks Larantuka, Prosesi Jumat Agung boleh disebut sebagai puncak dari seluruh rangkaian perayaan Semana Santa atau Pekan Suci Paskah 2023.
Hal ini karena jumlah peziarah yang berpartisipasi pada Prosesi Jumat Agung jauh lebih banyak ketimbang pada perayaan Sabtu Alleluia dan Minggu Paskah.
Padahal secara teologis, puncak dari perjalanan Yesus justru pada Sabtu Suci dan Minggu Paskah ketika umat merayakan kebangkitan Kristus dari alam maut.
Dalam praktiknya akhir-akhir ini, Prosesi Jumat Agung tidak hanya terjadi pada malam hari dengan rute yang berawal dan berakhir kembali di Katedral Reina Rosari Larantuka, tetapi ada juga Prosesi Laut yang oleh masyarakat setempat biasa disebut Persisan Anta Tuan.
Prosesi Laut dimulai dari Kota Rwido, Kelurahan Sarotari Tengah, sebuah wilayah di bagian Timur Kota Larantuka. Dalam Prosesi Laut, patung Yesus disalib diarak dengan menumpang sebuah berok (sampan tradisional) menuju Pantai Kuce lalu diantar ke Pohon Sirih di mana terdapat Armida Tuan Meninu, salah satu destinasi di rute Prosesi Jumat Agung pada malam hari.
Patung Yesus tersebut sepanjang tahun disimpan di Kapela Tuan Meninu Kota Rwido dalam sebuah Tori tersendiri, di samping tori untuk penyimpanan Patung Tuan Meninu (Patung Kanak-kanak Yesus).
Patung Tuan Meninu tidak ikut diarak para Prosesi Laut. Patung tersebut tetap disimpan dalam torinya di Kapela Tuan Meninu dan baru dikeluarkan dan diperlihatkan kepada umat pada tanggal 24 Desember menyambut hari raya Natal.
Baca juga: Semana Santa Larantuka, Rumah Warga di Flores Timur Dijadikan Home Stay Bagi Peziarah
Prosesi Laut berlangsung pada pagi hari, biasanya dimulai tepat jam 10.00. Prosesi ini dipimpin oleh kelompok khusus, yang merupakan bagian dari Konfreria.
Namun, sebelum Prosesi Laut dimulai, terdapat beberapa ritual pendahuluan mulai pukul 06.00 pagi berupa prosesi Jalan Salib di Kapela Tuan Meninu sampai pukul 07.00.
Selanjutnya, Patung Yesus disalib diambil dari torinya untuk memberikan kesempatan kepada umat atau peziarah menyembahnya dalam ritual yang disebut Cium Tuan mulai pada pukul 08.00.
Tepat pukul 10.00 patung Yesus disalib dimasukkan ke dalam sebuah peti kecil yang ditutup dengan sehelai kain hitam, didahului nyanyian dan doa yang dipimpin oleh Konfreria.
Selanjutnya peti Patung Yesus disalib tersebut diarak menuju berok atau sampan yang sudah dilabuhkan di pinggir pantai. Perarakan itu juga disemarakkan dengan pengusungan bendera, salib dan Toca baru di bagian depan, diikuti anggota Konfreria dan kelompok Santa Ana, petugas yang menjunjung peti patung Yesus disalib, kelompok ibu-ibu, Mardomu dan tokoh umat atau pejabat, para promesa dan peziarah umum.
Sementara itu, puluhan sampan, perahu motor dan kapal laut memenuhi laut depan Kapela Tuan Meninu, yang akan ditumpangi para peziarah. Kendaraan tersebut siap mendampingi, mengawal dan meramaikan perarakan patung Yesus disalib yang diletakkan dalam sebuah berok (sampan kecil) menuju Pantai Kuce.