Siswa Sekolah Jam 5 Pagi

Soal Masuk Sekolah Pukul 05.00, Ketua Komisi C DPRD Sumba Barat Minta Gubernur NTT Tinjau Kembali

Penulis: Petrus Piter
Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TINJAU KEMBALI - Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sumba Barat, Alexander Redamata Dapawole menyesalkan keputusan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H memberlakukan jam masuk sekolah pukul 05.00 pagi. Untuk itu, ia meminta Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H meninjau kembali keputusannya yang memberlakukan masuk sekolah untuk tingkat SMU, SMK dan sederajat jam 05.00 pagi.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter

POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sumba Barat, Alexander Redamata Dapawole menyesalkan keputusan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, memberlakukan jam masuk sekolah pukul 05.00.

Karena itu, ia meminta Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, meninjau kembali keputusannya yang memberlakukan masuk sekolah untuk tingkat SMU, SMK dan sederajat jam 05.00 pagi.

Menurutnya keputusan itu dinilai tidak tepat karena tidak didasari sebuah kajian ilmiah yang matang antara kecerdasan atau kepintaran anak-anak berhubungan dengan jam masuk sekolah.  Kebijakan itu justru dipandang sangat merugikan anak-anak, orang tua murid dan para guru itu sendiri. Apalagi secara karateristik kewilayaan NTT yang merupakan daerah kepulauan dengan  dukungan sarana prasarana transportasi yang belum memadai.

Keadaan NTT jauh berbeda dengan Jawa yang umumnya memiliki akses transportasi memadai dengan letak sekolah tak jauh dari kediaman anak-anak sekolah. Sedangkan di NTT, masih ada sekolah yang letaknya cukup jauh dengan kediaman anak-anak sekolah.

Baca juga: Hingga Februari 2023, Sumba Barat Terdapat 58 Kasus DBD

Demikian pernyataan Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sumba Barat, Alexander Redamata Dapawole ketika diminta komentar POS-KUPANG.COM terkait keputusan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, S.H memberlakukan jam masuk sekolah pukul 05.00 pagi melalui telepon selulernya, Rabu 1 Maret 2023.

Menurutnya, keputusan gubernur itu tentu sangat mengkuatirkan perasaan orang tua tentang keselamatan anak-anaknya terutama anak-anak perempuan.

Misalkan anak-anak yang tidak memiliki kendaraan sendiri harus rela berjalan kaki yang cukup jauh hingga sampai sekolah dengan kondisi masih gelap. Apalagi sebagian anak-anak  tinggal di kampung-kampung dan tentu belum ada angkutan penumpang beroperasi pada keadaan yang masih gelap itu.

Jadi disini adalah tentang kekuatiran orang tua tentang keselamatan anak-anak dalam perjalanan dari rumah menuju sekolah dan berbagai persoalan lainnya. Dan keputusan itu berdampak pula pada para guru. Karena para guru harus lebih cepat datang ke sekolah  dengan meninggalkan rutinitas pekerjaan lainnya di rumah dan lain-lain.

Baca juga: Kadis Pendidikan Sumba Barat Apresiasi Guru SDI Kabali Bedu Manfaatkan Lahan Sempit Tanam Sayuran

Untuk itu, ia meminta Gubermur NTT, Viktor Laiskodat, S.H meninjau ulang keputusannya yang dipandang justru merugikan anak-anak, orang tua murid dan para guru semdiri. Ia justru menyarankan bila ingin meningkatkan kualitas pendidikan NTT maka  Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, S.H sebaiknya memberi perhatian pada peningkatan kualitas guru, dukungan sarana dan prasarana memadai dan lainnya. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini