Berita Flores Timur

Dinkes Flores Timur Pastikan Semua Puskesmas Miliki Antropometri KIT dan USG

Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TANGGAPAN- Kepala Dinas Kesehatan Flores Timur, dr. Ogie Silimalar menanggapi permintaan Presiden Joko widodo soal alat Antropometri KIT dan USG, Rabu 15 Februari 2023.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mengupayakan alat Antropometri KIT dan Ultrasonografi ( USG ) dimiliki oleh semua puskesmas di daerah itu.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Flores Timur, dr. Ogie Silimalar menanggapi permintaan Presiden Joko Widodo yang mewajibkan semua puskesmas di Tanah Air memiliki Antropometri KIT dan USG, Rabu 15 Februari 2023.

Baca juga: DPRD Dukung Pemkot Kupang Tambah Alat USG dan Antropometri

Menurut Oggie, sapaannya, USG untuk memantau perkembangan janin sudah dimiliki semua puskesmas, sementara Antropometeri KIT untuk mengukur pertumbuban bayi dan balita belum mencakup keseluruhan posyandu.

"Jumlah puskesmas ada 21 dan semuanya sudah punya USG, kalau Antropometri KIT yang baik itu ada 186 dan tahun ini (2023) kita adakan 161," ujarnya di ruangan kerjanya.

Ia memaparkan posyandu di Flores Timur berjumlah 561 sehingga pengadaan Antropometri KIT menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dilakukan secara bertahap.

Lantaran terbatas, Antropometri KIT digunakan lebih dari satu posyandu.

Baca juga: Satgas Pamtas Layani USG Bagi Ibu Hamil

"Kita kasihnya di puskesmas terus mereka membawa alat itu ke posyandu-posyandu untuk memenuhi yang belum. Belum bisa stay di posyandu, nanti mencukupi baru dibagikan satu kali," jelasnya.

Dijelaskan Ogie, untuk meningkatkan kompetensi mengoperasikan dua alat itu, semua dokter puskesmas dibekali Blended Learning atau pelatihan formal secara online maupun praktek.

"Yang latih operadikan Antropometri KIT itu kami dari Dinas Kesehatan, sementara USG ada dokter Ojin yang ikut dari blended learning," katanya.

Baca juga: Lurah di Larantuka Masih Datakan Rumah Warga yang Rusak Diterpa Angin

Sementara Kepala Puskesmas Boru, Andrea Maria Andriana Masni, mengatakan pihaknya sudah menerima Antropometri KIT untuk penanganan stunting di setiap desa.

"Kita sudah mulai dari tahun-tahun kemarin hanya satu desa dapat satu Antropometri KIT. Jadi penimbangan, pengukuran tinggi badan menentukan stunting dan tidaknya pakai alat itu," katanya via sambungan telepon.

Masni, sapannya menambahkan, alat USG yang baru diterima akhir tahun 2022 hanya mencakup diagnosa awal sehingga konsultasi  perkembangan janin lebih lanjut diarahkan ke RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka.

"Sudah ada tapi hanya diagnosa awal saja. Jadi kalau ada kasus-kasus yang harus dikonsultasi ke dokter spok maka kita rujuk untuk USG lebih lanjut," tuturnya. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini