Berita Manggarai Timur

Pompa Hidram dari TNI Membebaskan Warga Sambi Rampas Manggarai Timur dari Pekerjaan Tunggu Air

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Kelurahan Ulung Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur NTT menyampaikan terima kasih kepada jajaran TNI yang telah membantu membebaskan masyarakat setempat dari masalah kekurangan air dengan memberikan bantuan Hidram Air.

Oleh Apolonius Anas*

POS-KUPANG.COM - Ketika Pemerintah Daerah Manggarai Timur dalam beberapa tahun terakhir masih "tidur lelap" mencegah krisis air di Kelurahan Ulung Baras, warga masyarakat Kampung Sambi Rampas menempuh jalan lain. Jalan itu dianggap cerdas sebagai bentuk kewaspadaan mereka menghadapi krisis air bersih pada puncak musim kemerau tahun 2023 mendatang.

Pompa Hidram tanpa tenaga listrik dan mengandalkan debit air akhirnya mampu memecahkan masalah kelangkaan air di kampung Sambi Rampas. Sudah lama warga masyarakat Sambi Rampas rindu bagaimana rasanya menimba air di depan rumah. Sudah lama juga warga rindu kepalanya tidak dililit tali jeriken karena memikul air dari tempat yang jauh.

Untuk diketahui kampung Sambi Rampas adalah salah satu kampung terdampak bencana kekurangan air bersih saat musim kemarau tiba khususnya warga yang berada jauh dari sumber air.

Namun kampung ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan kampung lainnya di Kelurahan Ulung Baras Kecamatan Sambi Rampas. Beberapa kampung itu telah lama meratapi susahnya mendapatkan air di musim kemarau.

Mengantisipasi keadaan bencana kekeringan itu, mereka mencari cara bagaimana derita tengong wae (tunggu air) itu segera berakhir. Sebab pengalaman telah membuktikan bahwa penderitaan itu telah membelenggu dan berdampak pada ritus kehidupan warga terutama pada beberapa kampung di wilayah Kelurahan Ulung Baras (Media Indonesia 05/10/19 https://m.mediaindonesia.com/nusantara/263554/tiga-kampung-di-manggarai-timur-ntt-dilanda-krisis-air-terparah)

Solusi atas kekurangan air di Kelurahan Ulung Baras khususnya di kampung Sambi Rampas mereka tempuh melalui kerjasama warga Sambi Rampas dengan Tentara Nasional Indonesia(TNI) dalam program TNI Manunggal.

Proposal kerjasama langsung disetujui Danramil 1612-5 Pota, Kodim 1612 Manggarai dan Korem 161 Wirasakti Kupang menawarkan teknologi pompa Hidram tanpa listrik sebagai solusi mengalirkan air ke rumah penduduk dari sumber mata air Wae Cele.

Cara mengajukan proposal berbentuk dokumen fisik dianggap paling cerdas, cepat dan efektif menyelamatkan nyawa warga jika dibandingkan proses penyampaian secara "omdo"(omong doang) melalui sistem birokrasi yang bertele-tele dan syarat kepentingan lewat pemerintah setempat.

Padahal teriakan minta tolong warga atas kekurangan air dari tahun ke tahun melengking tetapi pemerintah rupanya tidak terlalu serius sendeng telinga mendengar rintihan warga tengong wae.

Tidak satu pun yang sepenuh hati menghadirkan air secara permanen. Padahal rasa haus dan dahaga sudah merangsek masuk tenggorokan utamanya saat kemarau tiba. "Kolang bokak, sanger tolak  tengong wae". Itu adalah barisan kata-kata ratapan warga Ulung Baras saat musim panas mulai menyapa.

Ketika proposal diterima, warga Sambi Rampas sepakat dengan hasil survei lokasi prajurit TNI kalau Wae Cele adalah satu-satunya sumber mata air yang ideal menggunakan pompa Hidram walaupun jaraknya jauh dari Kampung Sambi Rampas Kelurahan Ulung Baras.

Secara historis memang Wae Cele adalah mata air yang pertama ditimba (wae teku ) nenek moyang orang Sambi Rampas sebelum Wae Rawuk. Wae Rawuk debit airnya tidak jauh berbeda dengan Wae Cele.

Wae Cele jadi pilihan akhir warga karena Wae Cele adalah sumber air utama saat nenek moyang orang Sambi Rampas berpindah dari kampung Menge mencari tempat tinggal yang baik dan nyaman bagi keturunan mereka menetap.

Secara umum, topografi wilayah Kelurahan Ulung Baras berbukit dan diapiti jurang. Sumber air yang berdebit sedang dan deras berada di jurang atau medan terjal. Pada musim kemarau airnya mengecil dan bahkan mengering.

Keadaan jurang tentu sulit dijangkau oleh semua penduduk. Sebab perkampungan penduduk berada di wilayah dataran tinggi. Orang tua, kakek, nenek dan ibu hamil tentu tidak bisa membersihkan diri. Demikian pun anak-anak sekolah tidak mandi sebelum ke sekolah.

Untuk mengambil air di wilayah yang terjal bukanlah perkara muda. Yang mengambil air di wilayah seperti itu adalah orang-orang kuat; baik kuat jalan maupun kuat dalam memikul jeriken atau tawu (sejenis wadah penampung air tradisional warga Sambi Rampas). Tempat penampung air itu dijunjung atau dipikul dengan menempuh jarak 1,5 km pada medan yang mengerikan.

Belum lagi saat musim kemarau tiba, perebutan air mencekam karena saat itu masyarakat akan berebutan"tengong wae"(menunggu air). Tidak heran jika ada warga yang adu jotos di area mata air gegara rebut air seperti pengalaman warga kampung tetangga.

Figur Penggerak atau" Rotas Ronggo"

Butuh figur penggerak untuk menggaruk pikiran macet di sebuah wilayah kampung. Masyarakat dengan sendirinya akan ikut pikiran dan tindakan figur penggerak yang bisa memberikan gagasan positifnya. Kampung Sambi Rampas bersyukur memiliki figur penggerak dan pemikir yang handal. Termasuk terobosan menghadirkan air sampai di depan rumah warga.

Niat menghadirkan air secara merata di kampung Sambi Rampas pertama-tama digagas oleh seorang guru yang mengajar di SDK Lengko Tanah. Kemudian ia berdiskusi dengan warga setempat. Saat berdiskusi, ada masyarakat yang menolak namun ada pula yang mendukung gagasan menghadirkan air dari Wae Cele.

Guru tersebut bernama Adrianus Maksi, S.Pd. Warga masyarakat memanggilnya guru Adi. Ia dibantu juga oleh dua orang guru lainnya yaitu Silvester Arios (Guru Sil) dan Ibu Guru Ren. Ketiganya adalah guru di SDN Lengko Tanah.

SDN Lengko Tanah adalah sekolah yang berada di kaki Kampung Sambi Rampas. Sekolah Dasar Negeri Lengko Tanah masuk dalam jajaran Sekolah Penggerak di Kabupaten Manggarai Timur. Guru Adi juga adalah guru penggerak di SDN Lengko Tanah.

Dengan ilmu dan semangat yang mereka dapat dari tempat mereka bimbing memampukan mereka untuk berpikir secara berbeda. Dengan demikian maka sebagai dampak hadirnya sekolah penggerak di tengah masyarakat Sambi Rampas ketiga guru tersebut bisa mengubah mindset masyarakat dan menjadi penggerak utama atau rotas ronggo bagi masyarakat lainnya. Antara lain hadir memecahkan persoalan inti masyarakat yaitu air.

Upaya keras dan cerdas menghadirkan anggota TNI berkolaborasi dengan masyarakat kampung memang butuh mediasi yang baik. Apalagi masyarakat di kampung masih terlalu gagap, gerogi bahkan takut jika membaur dan bekerjasama dengan prajurit TNI.

Tetapi dengan hadirnya penggerak warga, maka ia bisa mengarahkan dan mempertemukan niat tulus warga dan niat baik TNI dalam program TNI Manunggal sehingga terwujud.

Maka pengerjaan pompa Hidram dan saluran pipa serta bak penampung di Kampung Sambi Rampas akhirnya diresmikan pada tanggal 28 Desember 2022 lalu dihadiri oleh Camat, aparat Kepolisian, Babin, Danramil dan tokoh masyarakat Sambi Rampas.

Itulah hasil dari kolaborasi dan kerja cerdas mengatasi kekurangan air di kampung Sambi Rampas. Acara serah terima sangat menarik dan meriah karena peran ketiga guru dan tokoh masyarakat.

Silvestet Arios yang mewakili masyarakat kampung Sambi Rampas Kelurahan Ulung Baras dalam sambutan penerimaan pompa Hidram secara simbolis mengatakan bahwa semua keluarga Besar Kampung Sambi Rampas mengucapkan syukur dan terima kasih banyak kepada Bapak Kepala Staf TNI AD, Bapak Korem161 Wirasakti Kupang, Bapak Kodim 1612 Mangarai dan Bapak Koramil 1612-5 Pota yang sudah membantu warga membangun bak dan memasang pipa dan pompa Hidram untuk Kampung Sambi Rampas melalui program TNI Manunggal sehingga warga Sambi Rampas tidak kesulitan air.

Warga Kelurahan Ulung Baras Kecamatan Sambi Rampas menyambut kehadiran aparat TNI dengan pengalungan selendang. Warga Kelurahan Ulung Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur NTT menyampaikan terima kasih kepada jajaran TNI yang telah membantu membebaskan masyarakat setempat dari masalah kekurangan air dengan memberikan bantuan Hidram Air.

 

Warga Kelurahan Ulung Baras Kecamatan Sambi Rampas menyambut kehadiran aparat TNI dengan tuak kapu. Warga Kelurahan Ulung Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur NTT menyampaikan terima kasih kepada jajaran TNI yang telah membantu membebaskan masyarakat setempat dari masalah kekurangan air dengan memberikan bantuan Hidram Air.

 

*Apolonius Anas adalah putra Sambi Rampas yang saat ini berdomisili di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkini