POS-KUPANG.COM - Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membakar dua ruangan SMK dan menembaki pesawat yang hendak mendarat di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan merupakan puncak dari kegiatan KKB di Distrik Oksibil.
Seperti lansir Kompas.com, aksi KKB di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, dimulai sejak Sabtu 7 Januari 2023.
Saat itu, KKB mencegat tukang ojek di dekat SMKN 1 Oksibil dan sempat melepaskan tembakan. Ketika aparat keamanan datang ke lokasi, KKB menembaki mereka hingga menyebabkan tiga personel kepolisian terluka.
Lalu pada Senin 9 Januari 2023, KKB kembali berulah dengan membakar gedung SMKN 1 Oksibil dan menembaki pesawat kargo yang hendak mendarat di Bandara Oksibil.
Menurut Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Muhammad Dafi Bastomi, pembakaran gedung sekolah dan penembakan itu terjadi hampir bersamaan. Sebab, lokasi SMKN 1 Oksibil bersebelahan dengan landasan terbang Bandara Oksibil.
Lari ke hutan
Menurut Bastomi, KKB sudah melarikan diri dari Oksibil setelah aparat keamanan melakukan patroli dengan kekuatan penuh.
"Tadi saya pimpin langsung patroli dan mereka (KKB) terlihat masuk ke hutan, semoga mereka tidak kembali," kata Bastomi.
Mengenai identitas pelaku, ia menyebut sosok Ananias Atimin yang bertanggung jawab atas tiga kejadian tersebut.
"Indikasi pelakunya sama, yaitu KKB KODAP XXXV Bintang Timur Kabupaten Pegunungan pimpinan Ananias Atimin. Dia masih di bawah komando Ngalum Kupel," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin.
Bastomi menegaskan, aparat keamanan gabungan terus meningkatkan kesiagaan dan melakukan patroli untuk membuat situasi di Oksibil kembali kondusif.
Diberitakan Kompas.id, pesawat yang ditembak KKB Papua di Bandara Oksibil adalah pesawat maskapai Ikairos dengan nomor registrasi PK-HVV. Penembakan terjadi saat pesawat itu hendak mendarat di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Senin 9 Januari 2023.
Kelompok itu juga membakar sejumlah ruangan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Oksibil di dekat bandara.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo, di Jayapura, Senin sore, membenarkan informasi kedua peristiwa tersebut. Ia mengatakan, aksi ini dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang selama ini menebar aksi teror di kabupaten tersebut.
Ignatius memaparkan, para pelaku terlebih dahulu menembaki pesawat Ikairos yang hendak mendarat di Bandara Oksibil pada pukul 10.45 WIT.
Pesawat itu membawa barang kebutuhan pokok dari Bandara Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel.
Aksi ini mengakibatkan badan pesawat yang dipiloti Kapten Tohirin terkena sejumlah tembakan sehingga tak bisa mendarat di Bandara Oksibil.
Setelah melakukan penembakan pesawat, KKB membakar satu ruang kelas dan satu ruang guru di SMK Negeri 1 Oksibil pada pukul 10.50 WIT.
Tidak ada korban jiwa ataupun luka dalam peristiwa ini karena aktivitas belajar dan mengajar masih diliburkan.
”KKB melakukan kedua aksi ini secara bersamaan karena jarak landasan pacu dan bangunan SMK Negeri 1 Oksibil berdekatan. Pesawat gagal mendarat dan terpaksa kembali ke Boven Digoel. Tidak ada korban luka dan korban jiwa dalam kedua peristiwa ini,” kata Ignatius.
Kepala Polres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Muhammad Dafi Bastomi saat dihubungi mengatakan, situasi keamanan di Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, masih kondusif hingga kini. Seluruh aparat keamanan di Oksibil masih bersiaga untuk mengantisipasi aksi KKB.
Ia pun menyatakan, aksi penyerangan pesawat dan pembakaran dua ruangan SMK Negeri 1 Oksibil dilakukan oleh KKB Kodap XXXV Bintang Timur Kabupaten Pegunungan Bintang. Kelompok ini dipimpin Ananias Atimin.
”Kami telah bersinergi dengan pihak TNI di Pegunungan Bintang untuk melakukan upaya penegakan hukum menghadapi kelompok tersebut. Saat ini, kami telah melakukan penyisiran dan mengamankan lokasi kejadian,” ucap Dafi.
Ia menambahkan, aparat gabungan TNI dan Polri terus melaksanakan patroli di seluruh wilayah Oksibil. Upaya ini untuk mengamankan seluruh obyek vital negara dan permukiman warga.
Subkoordinator Fungsi Penegakan Hak Asasi Manusia Komnas HAM Perwakilan Papua Melchior Weruin menyatakan, aksi KKB yang menembaki pesawat sipil sangat berbahaya dan menandakan gangguan keamanan di wilayah tersebut sangat darurat. Ia mengatakan, peristiwa tersebut akan berdampak pada semua lini kehidupan masyarakat karena pesawat itu membawa bahan kebutuhan pokok dan barang strategis lainnya.
”Perbuatan para pelaku telah mengganggu hak masyarakat untuk mendapatkan rasa aman dan para pelajar mendapatkan pendidikan di sekolah. Diperlukan peran negara, yakni aparat keamanan dan pemda setempat, untuk mengatasi masalah tersebut,” tutur Melchior.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com/Kompas.id
Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS