POS-KUPANG.COM – Tinju dunia, George Kambosos Jr butuh ketenangan menjelang duel lawan Devin Haney pada 15 Oktober 2022.
Sehari-hari George Kambosos Jr mengisi waktu dengan membaca buku, menangkap inspirasi dari kesuksesan Michael Jordan dan Kobe Bryant.
Menjelang duel lawan Devin Haney, George Kambosos Jr mengatakan ia tidak ingin mengulangi kesalahan pada laga sebelumnya.
Menurut George Kambosos Jr, pada laga sebelumnya melawan Devin Haney ia banyak melakukan kesalahan non teknis.
Itu terjadi saat laga bulan Juni 2022 yang menyebabkan dirinya (Kambosos) mendapat kekalahan pertama dari Devin Haney.
George Kambosos kemudian menyebut contoh. Saat laga pertama ia terlalu banyak disibukkan dengan media.
Menggelar acara-acara yang tidak seharusnya dilakukan membuat fokusnya terbagi.
Ia lebih sibuk mengangkat citra dirinya, bukan kemampuan fisiknya.
Baca juga: Tinju Dunia, Hubungan Ryan Garcia dan Gervonta Meruncing, Nyaris Bentrok di Luar Ring, Penyebabnya?
Saat ini, setiap malam, sebelum tidur di matras di gym-nya, George Kambosos Jr duduk sendirian dan melanjutkan membaca buku Winning.
“Membawa diri saya kembali dalam kegelapan,” ujarnya kepada Nick Walshaw dari Fox Sports sebagaimana dikutip dari sportanews.com.
Di atas matras, sendirian, hanya ada Kambosos Jr dan buku itu.
“Dingin,” katanya menjelaskan tentang ruang tidur daruratnya di kantornya di gym Mortdale. “Tapi tenang,” tambahnya.
Ketenangan yang ia butuhkan untuk kembali menjadi Ferocious Kambosos.
Untuk merebut kembali gelar kelas ringan WBA, IBF, dan WBO yang pernah dimilikinya, plus gelar IBF yang semula di tangan Devin Haney. Kini, semua gelar itu ada di tangan Haney.
Keduanya akan melakukan rematch di Rod Laver Arena, Melbourne, Australia, 15 Oktober 2022.
Sebelum pertarungan pertama, Kambosos Jr mengakui terlalu terbuka dengan para wartawan yang bisa mewawancarainya kapan saja.
Baca juga: Tinju Dunia, Cherneka Johnson Lawan Susie Ramadan Dalam Duel Devin Haney vs George Kambosos Jr
Bahkan ketika ia sudah pulang dan telepon berdering.
Dalam latihan, 40 sampai 50 orang berkumpul di gym. Wartawan silih berganti datang. Mengorek apapun yang bisa ditulis untuk konsumsi publik.
Semua itu membuat konsentrasinya terbagi. Terpecah. Ia tak lagi bisa fokus 100 persen.
“Ketika Anda punya begitu banyak komitmen, begitu banyak media, waktu istirahat Anda jadi sangat sedikit,” katanya.
George Kambosos Jr takkan mengulangi lagi kesalahan serupa.
Ia takkan jadi korban kali kedua oleh kecerobohan sendiri –jika bukan dikatakan kebodohan.
“Meski demikian, saya takkan mempersalahkan itu sebagai alasan kekalahan pertama. Sebaliknya, saya melupakan semua itu,” katanya.
Ia harus kembali ke era gelap. Ketika ia bukan siapa-siapa. Ketika ia jadi underdog, sama seperti ketika ia bertarung dengan Teofimo Lopez. Ia underdog, tapi menang.
Kini, ia underdog di jadwal tinju dunia melawan Haney kali kedua. Berbalik dibandingkan duel pertama.
Baca juga: Tinju Dunia, Jelang Rematch Lawan Haney 16 Oktober 2022, Kambosos Jr tak Banyak Berkoar
Karena itu ia menempa diri dengan latihan sangat keras. Meronce mental melalui buku Winning karya Tim Grover, pelatih performance yang menghabiskan waktunya selama 15 tahun bersama pebasket legendaris Michael Jordan.
Di buku itu, Grover tak cuma bicara soal Jordan. Tapi juga soal sukses mendiang Kobe Bryant, dan Dwayne Wade. Disodorkannya juga 13 prinsip untuk penampilan tak terkalahkan.
Kambosos Jr mengaku membaca buku itu dengan hati-hati.
Membaca dengan hati, menerapkan bagian-bagian tertentu. Setahap demi setahap. “Satu bab per hari,” katanya.
“Saya mengatur waktunya secara sempurna, sampai hari pertarungan nanti,” tegas George Kambosos Jr, yang mengaku banyak membaca buku menjelang duel-duel terbesarnya.
“Selalu begitu, kecuali di duel terakhir (vs Haney di duel pertama). Saya terlalu sibuk.” Termasuk, katanya, sebagai ayah dari tiga anak.
Bahkan, demi menjaga ketenangannya mempersiapkan diri, ia mengirim istrinya Rebecca Pereira dan tiga anaknya ke Portugal selama lima pekan bersama keluarganya.
“Saya sudah tiga pekan di gym. Saya punya tempat tidur sendiri, kulkas, tv, tanpa gangguan,” katanya.
“Saya kembali ke tempat dari mana saya memulainya,” katanya.
Ia bisa saja tinggal di hotel mewah. Juga tanpa gangguan. Tapi, ia ingin berada di tempat di mana ketika ia bangun dari tidur langsung berhadapan dengan wajah Devin Haney di heavy bag latihannya.
“Saya letakkan di sana karena itulah mindset saya. Ia orang yang harus saya kalahkan,” katanya.
Sepanjang hidupnya, George Kambosos Jr merasa dirinya seorang penantang. Underdog.
“Kini saya underdog lagi," katanya menyeringai. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS