POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dibuka dengan pembacaan karya sastra epos Ramayana oleh Angga dan Bhaskara, perayaan Hari Sastra NTT di Taman Budaya Gerson Poyk, Kupang, Kamis 16 Juni 2022, berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan dan juga keharuan. Ada jugakegembiraan layaknya suatu acara sastra.
Acara diskusi sastra khususnya tentang karya dan sosok Gerson Poyk yang dipandu dr. Sahadewa menampilkan sastrawan nasional NTT, Mario F. Lawi, Romo Amanche Frank dan putri Alm Gerson Poyk, Fany Jonathan Poyk. Fant secara khusus datang dari Jakarta untuk mengikuti acara ini dan ziarah ke makam ayahanda di TPU Fatukoa, Kupang.
Acara ini digelar oleh Dedari Art Institute dan Dusun Flobamora. Ada juga pembacaan puisi dari dokter-dokter RSIA Dedari, Kupang.
Dengan lugas dan berbekal referensi yang cukup lengkap tentang karya Gerson Poyk dari Kumpulan Puisi Anak Karang yang bertiti mangsa, Surabaya 1955-1960 hingga buku Kisah Perjalanan Keliling Indonesia yang sangat khas gaya legenda sastra asal Rote. Karena kepeloporan dan inspirasinya untuk dunia sastra modern, hari lahir penulis yang hidup apa adanya ini, ditetapkan sebagai Hari Sastra NTT.
Semua pembicara sepakat bahwa karya dan sosok almarhum Gerson Poyk memang menginspirasi baik secara langsung maupun tidak langsung banyak penulis di Indonesia khususnya NTT. Bahkan Romo Amanche sempat mengoleksi buku karya Gerson Poyk dari koleksi perpustakaan Seminari Oepoi.
Gaya bercerita dalam cerpen atau novelnya yang cenderung karikatural, berangkat dari pengalaman, kehidupan dan budaya pelosok NTT, sudah sepatutnya kita lanjutkan dalam karya-karya penulis muda, tentu dengan stilistik yang berbeda.
Menggali dan kemudian menuliskan budaya NTT akan menjadi nilai plus sastrawan NTT di kancah sastra nasional dan international. Sebagai satu-satunya anak Gerson Poyk yang juga hidup dari menulis, Fanny Poyk banyak mendampingi dalam suka duka hidup, sosok ayah yang agak nyentrik dan sangat mementingkan orang lain.
Bahkan sang ayah rela menyerahkan televisi satu-satunya kepada temannya karena alasan yang sulit dimengerti oleh anak-anaknya.
"Nanti bapak ngetik tulisan, kirim ke koran, kita bisa beli lagi televisi baru," hanya itu jawaban beliau santai, saat anak-anaknya protes.
Salah satu sahabat Gerson Poyk yang masih hidup dan hadir dalam perayaan Hari Sastra yang dihelat di Taman Budaya, 16 Juni malam, Leopold Nisnoni (86 tahun), dengan penuh semangat menyatakan bahwa sang sahabat bukan hanya penulis NTT, tapi merupakan penulis yang sudah diakui dunia sastra International .
Malam Hari Sastra NTT tahun 2022 kali ini juga dimeriahkan pembacaan puisi Widia Astuti yang merupakan juara baca puisi tingkat SD se Kota Kupang, siswa-siswa SMP Santo Yosep Kupang, Lanny Koroh, juga dibacakan puisi terbaru Dewa Putu Sahadewa, berjudul Siwanggama, yang direspon dengan gerak tari oleh Sivani Astawa, Stevani dan Maria. Tentu tak lengkap suatu acara perayaan jika tidak disertai pemotongan tumpeng , alunan lagu-lagu dan gerak tari bersama.
Acara ditutup dengan doa yang dibawakan AA Sayang Semarapura dengan pesan agar kreativitas, kepekaan akan penderitaan orang lain dan kepercayaan diri dalam sosok Gerson Poyk terus bergema dalam hati pecinta sastra, khususnya di NTT.
Apalagi HUT almarhum telah ditetapkan sebagai Hari Sastra NTT dan Taman Budaya telah diberi nama sebagai Taman Budaya Gerson Poyk. *