Berita NTT Hari Ini

Anggota Komisi XI DPR RI Minta Pelaku UMKM di NTT Harus Lakukan Lima Hal Ini

Penulis: Ray Rebon
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara Talk Show dalam event Kick Off BI YES di kantor PwBI NTT, Kamis 28 April 2022.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Yohan mengatakan terdapat lima tantangan penting yang saat ini masih dihadapi para pelaku UMKM di NTT.

Ahmad Yohan yang hadir dalam event Kick Off BI YES dan Portal KUR sekaligus narasumber dalam acara Talk Show dengan tema: Gubernur Bicara, "Jika Saya Jadi UMKM" merincikan kelima persoalan tersebut yakni,  pertama, persoalan administrasi prodak yang belum sah mengenai logo, brand dan hak kekayaan intelektual lainnya.

Kedua, menurut Ahmad pelaku UMKM memiliki kendala dibidang pembiayaan. Kata Ahmad pelaku usaha kecil biasanya memiliki kendala dalam pembiayaan dan pelaku UMKM biasanya ditekan dengan bunga yang tinggi dan saat ini mendapat akses pendanaan.

Baca juga: Merajut Toleransi, PSMTI NTT Buka Puasa Bersama Umat Muslim di Masjid Agung Al-Baitul Qadim Airmata

Namun, disaat ini telah diperbantukan oleh pemerintah melalui kredit usaha rakyat.

"Saya apresiasi kepada OJK dengan dilaunchingnya website portal Umi NTT sebagai suatu upaya untuk mengaklerelasi kredit pembiayaan KUR untuk UMKM kita," ungkapnya

Masalah ketiga, kata Ahmad terkait persoalan pendampingan bagi para pelaku UMKM.

Menurut Ahmad, para pelaku UMKM di NTT harus mendapat pendampingan yang serius agar mereka mampu mengidentifikasi pola dalam usaha yang para UMKM sedang geluti.

Baca juga: Polres Kupang Kota Naik Status, Begini Tanggapan DPRD Kota Kupang

"Hal ini telah diciptakan dengan baik oleh BI NTT melalui program inkubasi UMKM BI YES dalam upaya peningkatan pengetahuan UMKM digital marketing supaya dapat tumbuh dan berdaya saing tinggi," katanya

Masalah keempat ialah hak produksi oleh pelaku UMKM.

"Suatu produk sesuai dengan ketentuan global sering menjadi kendala bagi para pelaku UMKM," ujarnya

"Mereka juga kurang konsisten dalam menjaga produknya," tambahnya

Baca juga: Pemkab Kupang Nyatakan Pertahankan Zona Hijau Covid Dengan Ikut Vaksinasi

Selain itu, berbagai fasilitas pun menghambat riset dan pengembangan produk mereka.

Menurut Ahmad, masalah terakhir bagi pelaku UMKM di NTT ialah bagian pemasaran. 

Lanjut Ahmad, terbatasnya informasi pasaran merupakan kendalan bagi pelaku UMKM sulit untuk memperluaskan sayap usahanya.

Selain itu, literasi digital dan jalur logistik yang rendah menjadi produk yang dihasilkan menjadi mahal. Sehingga tidak dapat bersaing.

Usaha Mikro Kecik dan Menengah (UMKM), kata Ahmad memiliki peran yang luar biasa dalam membantu pertumbuhan ekonomi disuatu daerah.

Baca juga: Peringati Satu Abad Berdirinya Paroki Nelle, Bupati  Sikka Hadir Buka Turnamen Futsal dan Voli

UMKM yang bertahan dan berjuang di masa pandemi Covid-19 dapat membantu daerah tertentu.

Menurut Ahmad, para pelaku UMKM saat ini masih mengalami kendala atau persoalan dalam meningkatkan daya saing, khususnya ditingkat global.(*)

Berita NTT Hari Ini

 

Berita Terkini