POS-KUPANG.COM - Sampai saat ini KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman masih menjadi trending topik di Tanah Air.
Masalahnya bukan pada persoalan institusi yang dipimpinnya, melainkan ucapannya yang dianggap tak elok oleh sekelompok warga yang tergabung dalam KUHAP APA.
KUHAP APA merupakan singkatan dari Koalisi Ulama, Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA).
KUHAP APA melaporkan KASAD Dudung Abdurachman pasca mendengar ucapan Dudung Abdurachman yang menyebut bahwa Tuhan bukan orang Arab.
Atas ucapan itulah Koalisi Ulama, Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama melaporkannya ke Puspom AD.
Dalam laporannya ke Puspom AD, Dudung Abdurachman dikaitkan dengan tuduhan SARA.
Baca juga: FAKTA! Koalisi Ulama Habaib Laporkan Jenderal Dudung Abdurachman ke Polisi Militer, Ini Pemicunya
Kala kelompok tersebut melaporkan kasus itu, Jenderal Dudung juga memerintahkan Puspom AD untuk menerima para pelapor kemudian foto mereka satu per satu.
Pada Senin 7 Februari 2022, saat Coffee Morning Pimpinan Redaksi Bersama KSAD di Mabesad di Jakarta Pusat, Jenderal Dudung Abdurachman kembali menjelaskan maksud ucapannya yang menyebut Tuhan bukan orang Arab.
Ia memberikan klarifikasi mengenai pernyataannya yang membuatnya dilaporkan sekelompok warga ke Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspom AD).
Laporan KUHAP APA, berkaitan dengan pernyataan KSAD Dudung yang dianggap menyinggung umat agama tertentu.
Pernyataan Dudung itu mengemuka ketika menjadi bintang tamu pada salah satu acara bincang-bincang di YouTube.
Saat itu Dudung mengungkapkan, bahwa dirinya berdoa kepada Tuhan menggunakan bahasa Indonesia.
Ia juga meyakini bahwa bahasa Indonesia juga digunakan oleh masyarakat Tanah Air ketika berdoa kepada Tuhan.
"Teman-teman juga berdoa seperti ini. Anak saya hari ini ujian semester, mohon diberikan ketenangan, semoga bisa menyelesaikan persolan-persolan itu dengan baik dan nilainya bagus."
"Bahasa Arabnya kan kira-kira enggak tahu kita," ujar Dudung.
Dudung meyakini bahwa Tuhan mengerti ketika doa yang dilafalkan menggunakan bahasa Indonesia.
"Mau pakai bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Ambon, semuanya, bahasa Inggris saja Allah tahu."
"Karena memang Tuhan itu bukan orang Arab," ungkap eks Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pabgkostrad) itu.
Baca juga: Seteru Ahok Tantang KSAD Dudung Abdurachman, Coba Bandingkan KKB Papua dengan Baliho Rizieq Shihab
"Jadi, bahasanya (berdoa) pakai bahasa Indonesia ya enggak apa-apa, enggak harus pakai bahasa Arab," sambung dia.
Di sisi lain, Dudung mengaku heran karena pernyataannya itu dipersoalkan oleh kelompok masyarakat tertentu.
Dudung mengatakan, Emha Ainun Najib atau Cak Nun dulu pernah menyampaikan statemen yang hampir serupa.
Akan tetapi, ia heran apa yang disampaikan Cak Nun tidak dipersoalkan.
"Karena Dudung yang ngomong, kejang, benar enggak?" kata Dudung.
Untuk diketahui, sebelumnya Koalisi Ulama, Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA) melaporkan Dudung ke Puspomad terkait pernyataannya ketika menjadi bintang tamu di acara bincang-bincang di YouTube.
Koordinator KUHAP APA, Damai Hari Lubis mengatakan, pernyataan Dudung tidak mencerminkan tupoksinya sebagai perwira tinggi TNI AD.
"Jadi tidak sepantasnya secara etika dan secara hukum," kata Damai dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu 30 Januari 2022.
Dalam pandangan Damai, ucapan yang disampaikan Dudung tidak elok.
Menurutnya, pernyataan Dudung juga sarat dengan tindak pidana formil dan mengandung delik umum.
Dudung minta pelapornya difoto satu persatu
Adapun terkait pelaporan itu, Dudung mengaku telah memberikan arahan kepada Komandan Puspomad terkait laporan tersebut.
"Itu kan dilaporkan sama koalisi, saya sampaikan sama Danpuspom, yang dilaporkannya ke Puspomad."
"Puspomad itu kan anak buah saya."
"Saya sampaikan Danpuspomad, silakan, dilaporkannya kan tertulis."
"Saya bilang kemarin, silakan datang, cek siapa koalisi itu."
Baca juga: Alasan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman Minta Prajurit TNI Rangkul KKB Papua
"Orang-orang itu siapa saja. Nanti kalau datang, Danpuspomad foto satu-satu mukanya, biar kita tahu siapa mereka. Silakan saja laporkan, enggak masalah," tutur Dudung.
Dudung enggan menanggapi lebih jauh mengenai laporan tersebut.
Baginya, yang lebih penting adalah melakukan pekerjaan-pekerjaan strategis.
"Masih banyak pekerjaan-pekerjaan yang strategis, bagi saya itu dulu."
"Bagaimana membantu pemerintah pusat, bagaimana menyejahterakan masyarakat, bagaimana menyejahterakan prajurit, itu yang penting bagi saya sekarang," tegas Dudung.
Dudung Beri Arahan
Pada bagian lain, Dudung juga mengungkapkan bahwa ia telah memberikan arahan kepada Komandan Puspomad terkait laporan KUHAP APA.
Untuk diketahui, KUHAP APA (Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama) melaporkan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman ke Pusat Polisi Militer TNI AD.
Terhadap laporan tersebut, Jenderal Dudung Abdurachman tak marah. Tapi ia menyebut pernyataan yang "mematikan"
Dudung mengatakan, "Itu dilaporkan sama koalisi. Saya sampaikan sama Danpuspom, yang dilaporkannya ke Puspomad."
"Puspomad itu kan anak buah saya."
Baca juga: Sambangi Jayapura, Singgung Soal KKB Papua, KSAD Dudung Abdurachman: Mereka Saudara Kita
"Saya sampaikan Danpuspomad, silakan, dilaporkannya kan tertulis."
"Saya bilang kemarin, silakan datang, cek siapa koalisi itu."
"Orang-orang itu siapa saja. Nanti kalau datang, Danpuspomad foto satu-satu mukanya, biar kita tahu siapa mereka. Silakan saja laporkan, enggak masalah," tutur Dudung.
Dudung enggan menanggapi lebih jauh mengenai laporan tersebut.
Baginya, yang lebih penting adalah melakukan pekerjaan-pekerjaan strategis.
"Masih banyak pekerjaan yang strategis. Bagi saya itu dulu."
"Bagaimana membantu pemerintah pusat, bagaimana menyejahterakan masyarakat, bagaimana menyejahterakan prajurit, itu yang penting bagi saya sekarang," tegas Dudung.
KUHAP APA melaporkan Dudung ke Puspomad pada Jumat 28 Januari 2022 lalu.
Laporan tersebut terkait pernyataan Dudung yang dianggap menyinggung umat agama tertentu, saat menjadi bintang tamu di salah satu acara bincang-bincang di YouTube.
Koordinator KUHAP APA Damai Hari Lubis mengatakan, pernyataan Dudung tidak mencerminkan tupoksinya sebagai perwira tinggi TNI AD.
"Jadi tidak sepantasnya secara etika dan secara hukum," kata Damai lewat keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu 30 Januari 2022.
Baca juga: KSAD Dudung Abdurachman Sebut KKB Papua Saudara Kita yang Belum Paham tentang NKRI
Kelompoknya Kecil Tapi Nyaring Bunyinya
Pada bagian lain Dudung Abdurachman bahwa orang melaporkannya ke Puspom AD, merupakan sekelompok kecil orang.
Dudung menyebutkan bahwa menurut keyakinannya, Tuhan pasti memahami setiap doa dengan bahasa apa pun yang digunakan hamba-Nya.
Pernyataannya bahwa Tuhan bukan orang Arab, sejatinya mirip dengan pernyataannya budayawan Emha Ainun Nadjib, yang pernah melontarkan pernyataan serupa.
"Dulu (Emha) Ainum Nadjib ngomong begitu tidak jadi persoalan."
"Karena Dudung yang ngomong, dikejar, benar tidak? Ainun Nadjib kan ngomong begitu. Tidak apa-apa."
"Karena Dudung ini memang diserang oleh kelompok-kelompok itu."
"Kelompok itu, kecil sebenarnya tapi nyaring bunyinya," ucap Dudung.
Dudung kemudian menjelaskan apa yang ia maksud dengan 'Tuhan bukan orang Arab.'
Baca juga: Jenderal Dudung Abdurachman Jadi KSAD, Dituding Anak Emasnya Jokowi & Megawati, Dudung Buka Suara
Dudung juga menegaskan, baginya Tuhan memang bukanlah orang, apalagi orang Arab.
"Karena buat saya Tuhan itu bukan orang, apalagi orang Arab."
"Persis pernyataan saya itu seperti Pak Ainun Nadjib."
"Saya pakai bahasa apa saja berdoa bisa, Allah itu, Tuhan itu Maha Tahu."
"Ngapain pakai bahasa Arab? Bahasa Arab saya bisa," cetus Dudung. (*)
Artikel ini telah tayang dengan judul: Dilaporkan Ulama Atas Ucapannya, Jenderal Dudung Santai, Kembali Tegaskan Tuhan Itu Bukan Orang Arab