Berita Nasional

Jokowi Instruksikan Luhut dan Airlangga Evaluasi PPKM Saat Kasus Omicron Melonjak Tajam

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo alias Jokowi

Jokowi Instruksikan Luhut dan Airlangga Evaluasi PPKM di Tengah Kasus Covid-19 Varian Omicron Melonjak Tajam

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron sangat signifikan akhir-akhir ini. Pada posisi Kamis 3 Februari 2022 jumlah kasus harian Covid-19 mencapai 27 ribu lebih.

Atas dasar itu, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartato untuk mengevaluasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

"Segera mengevaluasi level PPKM. Saya juga meminta gubernur, bupati dan walikota beserta jajaran pemda dibantu TNI-Polri untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dilaksanakan oleh masyarakat, dan vaksinasi terus dijalankan dan dipercepat," ujar Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Kamis 3 Februari 2022.

Jokowi mengatakan lonjakan Covid-19 sudah sesuai prediksi pemerintah dan dipersiapkan baik dari segi pelayanan rumah sakit, obat, hingga tenaga medis.

Jokowi menyebut varian Omicron memang memiliki tingkat peyebaran tinggi, namun fatalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta yang penularannya sempat meledak tahun lalu..

"Saya berharap masyarakat untuk tetap tenang," ujar Jokowi menegaskan.

Jokowi juga meminta masyarakat untuk tetap disiplin prokes dan mengurangi aktivitas yang tak perlu.

"Yang belum vaksin, segera. Bagi yang sudah vaksin lengkap dan sudah waktunya booster," ujar Jokowi.

Kasus Covid-19 pada hari ini tembus 27 ribu lebih. Peningkatan itu ditengarai akibat persebaran varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau varian Omicron.

Baca juga: Tanggapan Anies Baswedan atas Instruksi Jokowi untuk Evaluasi PTM di Jakarta: Kami Terus Monitor

Varian yang pertama kali diidentifikasi di Indonesia pada 15 Desember 2021 itu ternyata juga rawan menyerang golongan usia anak-anak, serta lansia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut kendati mayoritas kasus berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Namun, temuan kasus transmisi lokal juga mulai mengalami peningkatan, artinya Omicron sudah cukup menyebar di komunitas.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyatakan ada potensi jumlah penambahan kasus virus corona harian di Indonesia mencapai 100-150 ribu kasus imbas dari penyebaran varian Omicron.

Prediksi itu, menurutnya, mungkin terjadi lantaran temuan kasus Covid-19 khususnya varian Omicron di sejumlah negara lain bersifat eksponensial.

Ia menambahkan, jumlah penambahan Covid-19 akibat varian Omicron ini akan lebih tinggi ketimbang varian-varian sebelumnya.

Ekonomi Indonesia Lebih Tangguh

Ketua Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira melihat, dengan kondisi ekonomi yang sudah lebih tangguh dibandingkan dengan sebelumnya, ia meyakini dampak dari peningkatan kasus Omicron tidak akan lebih berat daripada merebaknya varian delta di pertengahan lalu.

"Jadi saya yakini dampaknya tidak akan terlalu berat dari delta kemarin," jelas Anggawira kepada Kontan, Kamis 3 Februari 2022.

Menurutnya, saat ini kondisi ekonomi Indonesia juga sudah lebih tangguh, karena pengalaman dalam menghadapi varian delta sebelumnya.

Selain itu, ia menilai vaksinasi yang sudah melebihi target baik dosis satu maupun dosis dua juga menjadi salah satu penentu.

Akan tetapi, ia berpandangan bahwa antisipasi juga masih perlu dilakukan, terutama dengan protokol kesehatan (prokes).

Ia juga menyarankan, apabila diperlukan dalam jangka waktu pendek kembali diberlakukan pengendalian agar kasus tidak meningkat.

"Tapi kita harus antisipasi lagi dengan protokol kesehatan, dan kalau diperlukan dalam jangka waktu pendek diberlakukan lagi pengendalian sehingga tidak terjadi kecepatan case yang cepat gitu," pungkasnya.

Saat ini kasus Covid -19 di Indonesia terus meningkat, bahkan, pada hari Kamis (3/2) kasus baru tercatat mencapai 27.197 kasus, sehingga kasus aktif di Indonesia saat ini mencapai 115.275 kasus.

Sumber: Youtube Sekretariat Presiden/cnnindonesia.kontan.co.id

Berita Nasional lainnya

Berita Terkini