Timor Leste

Tak Banyak Diketahui, Bentang Alam Timor Leste Menyajikan Keindahan Alam Liar, Ada Makhluk Langka

Editor: Gordy Donofan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Danau Indah Timor Leste

POS-KUPANG.COM – Negara Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis.

Portugis pertama kali datang ke Timor Leste pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1520.

Kedatangan Portugis untuk menjajah wilayah Timor Leste.

Belanda dan Jepang juga sempat datang ke Timor Leste untuk menguasai wilayah tersebut.

Baca juga: Ternyata Ini Rahasia Timor Leste Berhasil Rebut Ladang Minyak dari Australia, Sosok Ini Jadi Kuncian

Bentang alam Timor Leste diwarnai dengan keindahan alam yang liar.

Bahkan di banyak tempat tampaknya tidak tersentuh.

Negara Timor Leste punya iklim tropis kering dengan vegetasi yang sangat bervariasi dari dataran rendah hingga pegunungan tingginya.

Sebagai hasil dari iklim mikro yang berbeda, tercipta vegetasi sabana terbuka yang kering hingga tutupan hutan yang lebat.

Di antara bentang alam Timor Leste dari pantai dan tanjung, rumpun bakau memenuhi garis pantai, menyediakan habitat perkembangbiakan ikan yang penting.

Baca juga: Tak Berniat Jadi Tentara,Ini Kisah Sniper Terbaik Dunia yang Jalankan Misi Rahasia di Timor Leste   

Hewan

Berabad-abad menjadi tempat tinggal dan kehidupan subsisten, mamalia dan reptil asli Timor Leste yang lebih besar semakin berkurang jumlahnya.

Konon, monyet dan kuskus tutul (hewan berkantung yang tinggal di pohon) hidup di hutan dan ada rusa di dataran tinggi.

Timor Leste juga dihuni reptil liar termasuk ular, kadal tokay (salah satu yang terbesar di dunia) dan banyak tokek serta kadal kecil lainnya.

Penyu datang ke darat untuk bertelur dan buaya muara hidup di habitat pesisir dan Danau Ira Laloro.

Kelelawar dan tikus juga ada di sana.

Jembatan BJ Habibie di Timor Leste . Masyaralat Negara Timor Lesye mennganggap Habibie merupakan pahlawan yang membawa negera itu merdeka (Instagram/Kementerian PUPR)

Kehidupan Burung

Kehidupan burung di negara Timor Leste lebih produktif dan sangat menarik bagi pengamat burung.

Campuran aneh burung berasal dari Asia, Australia dan Wallacean.

Timor Leste memiliki sekarang tercatat punya lebih dari 240 spesies, termasuk 23 yang endemik.

Kayanya kehidupan burung di Timor Leste, baik yang menetap maupun yang bermigrasi, mencerminkan keragaman habitat yang luas, dari gunung ke pantai dan lokasi geografis negara tersebut.

Timor Leste masih memiliki sejumlah spesies yang terancam punah secara global, termasuk kakatua jambul kuning, merpati hitam, burung pipit Timor dan beberapa spesies merpati lainnya.

BERITA LAINNYA:

Australia dan Timor Leste telah menandatangani perjanjian perbatasan maritim yang pertama antara kedua negara.

Kesepakatan yang ditandatangani di markas PBB, New York, Amerika Serikat, diharapkan akan mengakhiri perselisihan mengenai cadangan minyak dan gas di Celah Timor.

Melansir Kompas.com, kedua negara sepakat untuk membagi pendapatan dari cadangan migas di lapangan Greater Sunrise, yang berada di antara Australia dan Timor Leste.

Tapi hingga sekarang, belum ada kesepakatan mengenai lokasi pemrosesan migas, dan diperkirakan negosiasi mengenai masalah ini bisa menjadi sulit.

Australia menawarkan untuk memberikan 80 persen hasil dari pendapatan jika migas disalurkan ke Darwin.

Sebaliknya, Timor Leste menginginkan 70 persen pendapatan jika diproses di negaranya.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, pengembangan Greater Sunrise memerlukan dukungan perusahaan patungan migas swasta yang kapasitasnya untuk mengembangkan dan mengoperasikan proyek akan bergantung pada kelayakan ekonominya.

Bishop berharap bisa melihat Timor Leste memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

Perusahaan patungan yang dipimpin raksasa energi Woodside, berpendapat, perpipaan gas ke Timor Leste tidak layak secara ekonomi karena jalur pipa harus melintasi ceruk bawah laut sedalam lima kilometer.

Bentang Alam Timor Leste yang indah (Istimewa)

Namun Dili bersikukuh dengan rencananya.

Mereka ingin mengembangkan Greater Sunrise secepat mungkin, karena negara itu sangat bergantung pada pendapatan migas, sementara cadangan migas mereka saat ini diperkirakan akan habis dalam satu dekade.

Wakil Perdana Menteri Timor Leste Agio Pereira mengatakan, kedua negara sekarang akan melanjutkan pembicaraan mengenai pengembangan Greater Sunrise.

"Negosiasi ini sangat sulit. Memang tidak mudah. Dan penting bagi Australia dan Timor Leste untuk mencapai keberhasilan," katanya.

Untuk melancarkan urusan ini, Timor Leste bekerja sama dengan DLA Piper.

Firma tersebut telah menyediakan lebih dari sepuluh pengacara untuk penempatan jangka panjang sejak 2008 untuk bekerja dengan Pemerintah dalam inisiatif pembangunan bangsa.

Perusahaan tersebut telah memberikan nasihat kepada Pemerintah Timor Leste secara komersial, mengenai sejumlah masalah internasional, termasuk sehubungan dengan Greater Sunrise.

Melansir Reuters, mereka mematok tarif Rp19 juta per jam untuk setiap layanan hukum yang disediakan berdasarkan kontrak.

DLA Piper melaporkan pendapatan $811.333 tahun lalu dan $3,7 juta pada 2019 untuk pekerjaan yang diungkapkan di bawah Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing, menurut kelompok riset nirlaba Center for Responsive Politics.

Berita Timor Leste lainnya

Artikle ini telah tayang di Intisarigrid.id dengan judul Banyak Tempat Tak Tersentuh, Bentang Alam Timor Leste Menyajikan Keindahan Alam Liar hingga Ada Makhluk Langka Ini

Berita Terkini