Pujian Setinggi Langit Partai Koalisi terhadap Jokowi Diruntuhkan Oleh Wanita Ini, "Berbeda dengan Fakta di Lapangan"
POS-KUPANG.COM - Apresiasi sejumlah partai politik (parpol koalisi) pendukung Jokowi dalam penanganan Covid-19 dan ekonomi nasional diruntuhkan oleh Netty Prasetiyani, salah satu Ketua DPP PKS.
Menurut Netty pujian yang disampaikan pimpinan parpol koalisi Jokowi tersebut sangat kontras dengan kenyataan di lapangan.
Untuk diketahui, pada Rabu 25 Agustus 2021, Presiden Joko Widodo mengundang para pimpinan parpol koalisi pendukung pemerintah mengadakan pertemuan di Istana Presiden.
Dari Youtube Istana Presiden yang tayang pada Sabtu 28 Agustus 2021, diketahui pertemuan itu ternyata merupakan forum untuk mengevaluasi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang telah dilakukan pemerintah.
Pertemuan diawali sapaan dan pemaparan dari Presiden Jokowi menyangkut upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Jokowi mengakui selama beberapa waktu penularan Covid-19 di Indonesia sempat melonjak tinggi, ditandai keterisian tempat tidur di rumah sakit rata-rata mencapai 80 persen. Namun, kini kondisi tersebut sudah menurun, ditandai keterisian tempat tidur di rumah sakit mencapai 30 persen.
Demikian pun di bidang ekonomi, kondisi ekonomi Indonesia di tengah pandemi mampu bertahan karena berbagai kebijakan yang telah diambil, didukung oleh sejumlah potensi yang dimiliki Indonesia.
Dari pemaparan Presiden Jokowi, para pimpinan parpol pun secara bergilir menyampaikan tanggapannya.
Megawati Soekarnoputi memuji kebijakan-kebijakan yang telah diambil Presiden Jokowi, terutama menyangkut vaksinasi yang digalakkan pemerintah.
Menurut Megawati, pemerintah sudah berada di jalan yang benar. Yang perlu terus disampaikan adalah soal pemahaman masyarakat, misalnya soal vaksin. Bahwa vaksin itu bukan obat, melainkan untuk meningkatkan imunitas kita terhadap Covid-19.
Dia juga meminta agar masyarakat terus diingkatkan bahwa meskipun sudah mendapat suntikan vaksin Covid-19, masyarakat harus terus mematuhi protokol kesehatan.
Giliran Prabowo Subianto menyampaikan sambutan, terlihat mantan lawan Jokowi di Pilpres 2019 sangat menyanjung kebijakan-kebijakan yang telah diambil Jokowi.
Menyangkut kebijakan penanganan Covid-19 dan ekonomi, menurut Prabowo, semuanya on the right track.
Menurut Prabowo, pandemi Covid-19 merupakan masalah semua negara di dunia, dan bukan masalah yang gampang. Namun, pemerintah telah menghadapinya dan menanganinya secara benar.
“Jadi kepemimpinan Pak Jokowi efektif pak. Saya Mengakui itu dan saya hormat sama bapak,” kata Prabowo Subianto.
“Kita optimistis, bahayanya adalah bahaya dunia, bahaya seluruh manusia. Tapi kita mampu menghadapi dan memang harus menghadapi,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.TV.
Menurut Prabowo, saat ini Indonesia sudah berada di jalan yang benar dalam penanganan Covid-19.
Prabowo menyatakan keputusan-keputusan yang dibuat Joko Widodo sudah tepat.
Para menteri di kabinet pun bekerja dengan baik, solid dan kompak.
Karena itu dia optimistis Covid-19 akan teratasi.
“Saya lihat, saya saksi. Saya ikut dalam kabinet. Kepemimpinan keputusan-keputusan bapak, cocok untuk rakyat kita,” ujarnya.
Karena itu Prabowo meminta Jokowi tidak menghiraukan suara-suara yang memperkeruh keadaan. Dia juga meminta Presiden tidak perlu ragu dalam membuat keputusan.
"We are on the right track' (Kita sudah berada di jalur yang benar),” pungkasnya.
Prabwo juga memuji keputusan Jokowi tidak memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah secara ketat.
Dia menyebut, karena keputusan ini, maka ekonomi Indonesia dapat selamat sampai saat ini dalam menghadapi wabah covid.
“Keputusan bapak untuk tidak lockdwon keras yang memungkinkan kita bisa tetap selamat. Negara lain yang lockdown keras malah mengalami kesulitan,” tukas Prabowo.
Atas prestasi pemerintah tersebut, Prabowo menyatakan bangga menjadi bagian dari pemerintahan.
“Kita boleh bangga pretasi kita baik, saya bangga jadi bagian dari pemerintah ini. Jadi kita tidak usah ragu-ragu,” tutup Prabowo.
Ketum NasDem Surya Paloh juga memuji kebijakan yang telah diambil Pemerintahan Jokowi, baik penanganan Covid-19 maupun kebijakan ekonomi.
Menurut Surya Paloh, persoalannya terletak pada bagaimana membangun kesadaran dan disiplin masyarakat dalam memutus rantai penularan Covid-19.
Ketum PKB Muhaimin Iskandar juga turut memuji. Berdasarkan pengamatannya di daerah-daerah soal vaksinasi, bisa dijalankan dengan efektif ketika semua komponen bangsa terlibat untuk mendorong dan mengupayakan vaksin. "Itu luar biasa pak," kata Muhaimin.
Sementara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, yang baru bergabung pertama kali dalam pertemuan parpol koalisi tidak mau banyak omong. Tetapi intinya dia turut mendukung berbagai kebijakan yang telah diambil pemerintah.
Berbeda dengan kenyataan di lapangan
Ketua DPP PKS, Netty Prasetiyani mengatakan pujian yang dilayangkan para petinggi partai koalisi pendukung pemerintah terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan pandemi virus corona (Covid-19) kontras atau berbeda dengan fakta di lapangan.
Netty menyebut masih banyak rakyat yang gelisah, susah, dan tidak tahu harus berbuat apa di tengah pandemi virus corona ini.
Selain itu, jumlah pengangguran dan pekerja yang dipecat juga meningkat.
"Pujian oleh tokoh-tokoh politik kontras dengan fakta di lapangan," kata Netty kepada CNNIndonesia.com, Senin 30 Agustus 2021.
Netty meminta Jokowi tak terlena dengan pujian yang disampaikan parpol koalisi pendukung pemerintah bahwa penanganan pandemi Covid-19 sudah berada di jalur yang tepat.
Menurutnya, seluruh indikator penanganan pandemi Covid-19 harus dianalisa lebih dahulu. Netty berpendapat, pujian dari parpol koalisi pemerintah bisa mengaburkan kondisi pandemi Covid-19 yang sebenarnya di Indonesia.
"Bahaya jika pemerintah sampai terlena dengan pujian yang tidak berdasarkan data valid. Ini bisa mengaburkan kondisi sebenarnya," ujarnya.
Netty berpendapat Indonesia masih berada dalam masa krisis pandemi Covid-19, meskipun penambahan kasus harian Covid-19 telah turun dalam beberapa hari terakhir.
Menurutnya, kondisi krisis itu bisa dilihat dari angka positivity rate yang masih di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga proses distribusi vaksin yang belum merata dan tepat sasaran.
"Distribusi vaksin belum merata dan target harian vaksinasi sering meleset. Bahkan terjadi kasus salah sasaran penggunaan booster vaksin untuk nakes oleh sejumlah pejabat dan kelompok lain yang tidak berhak," kata anggota Komisi IX DPR itu.
Di sisi lain, Netty mempertanyakan pemerintah yang gencar menghapus mural atau coretan dinding berisi keresahan masyarakat terkait penanganan pandemi Covid-19.
Ia heran dengan tindakan pemerintah yang menghapus mural keresahan publik, namun mempublikasikan pujian dari parpol koalisi pendukung pemerintah secara masif.
"Pertanyaannya, kenapa kritik mural rakyat dihapus, tapi puja-puji yang minim data itu justru dipublikasikan luas di media," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com