Resmi Lengser dari Kursi PM Israel, Netanyahu Serang Balik dan Bertekad Gulingkan Naftali Bennett

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan PM Israel, Benyamin Netanyahu siap serang balik

Resmi Lengser dari Kursi PM Israel, Benjamin Netanyahu Serang Balik dan Bertekad Gulingkan Naftali Bennett

POS-KUPANG.COM - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu sudah resmi lengser dari jabatannya.

Negara Zionis itu kini memiliki Perdana Menteri baru, Naftali Bennett.

Namun, Benjamin Netanyahu tidak begitu saja turun takhta. Dia pun masih mau bela diri bahkan terus melancarkan serangan kepada lawan-lawannya

Dalam pidato terakhirnya, Netanyahu berjanji akan terus berjuang untuk menggulingkan pemerintahan Naftali Bennett.

"Setiap hari, saya akan melawan pemerintahan sayap kiri berbahaya ini. Dengan bantuan Tuhan, perjuangan ini akan terjadi secepat mungkin," kata dia.

Kekuasaan Netanyahu berhenti di angka 12 tahun, setelah Knesset (Parlemen Israel) menggelar voting pada Minggu 13 Juni 2021.

Benjamin Netanyahu memberikan peringatan kepada Iran, Hamas, Hezbollah, sebelum mengakhiri pidato dengan kalimat bahasa Inggris "We’ll be back soon (kami akan kembali secepatnya)".

Mantan PM Israel yang akrab disapa Bibi itu berbicara lebih dari 30 menit, mengoceh daftar prestasi yang dibuatnya selama menjabat.

Dilansir Times of Israel, dia menyerang Naftali Bennett dan bersumpah akan memimpin oposisi secara agresif.

Dia menyebut Partai Yamina yang dipimpin Bennett dan Partai Harapan Baru sebagai "sayap kanan palsu".

Bibi menuding dua partai itu sudah mengkhianati kehendak rakyat, karena bergabung bersama sayap kiri, tengah, dan partai Arab.

Netanyahu mengklaim Bennett, mantan sekutunya, tidak akan bisa menahan ancaman yang diberikan Iran.

"Saya mendengar apa yang Bennett katakan. Saya khawatir karena ucapannya itu kerap bertolak belakang," paparnya.

"Dia akan melawan Iran dengan cara yang sama saat dia berdialog dengan Yair Lapid (Pemimpin Partai Yesh Atid), Buruh, dan Ra'am," lanjutnya.

Mantan PM berusia 71 tahun tersebut berujar, Bennett tak punya kemampuan, dukungan internasional, maupun pertahanan untuk melawan Iran.

"Di antara perbedaan kami dan mereka (Bennett), ini yang paling penting dan mengkhawatirkan bagi masa depan Israel," paparnya.

Netanyahu menuturkan, dia menghendaki pemerintah "Negeri Zionis" bisa tegas menolak AS berkaitan isu yang mengancam keamanan mereka.

Dia merujuk kepada pidato kontroversial saat hadir dalam sidang paripurna di Kongres AS, 2015 silam.

Saat itu, pemimpin Partai Likud tersebut menentang perjanjian nuklir Iran. Membuatnya diboikot sejumlah politisi Partai Demokrat.

"Siapa yang akan melakukannya sekarang? Perdana Menteri Yair Lapid? Pemerintahan ini tidak akan mampu menentang AS," ujar dia.

Dia beralih menyerang pemerintahan Presiden Joe Biden, yang berusaha menyelamatkan perjanjian nuklir 2015.

Benjamin Netanyahu juga menentang upaya Washington untuk membuka kembali Konsulat AS di Yerusalem Timur yang melayani warga Palestina.

"Saya berkata kepada teman AS kita, silakan buka konsulat. Tapi di Abu Dis! Jangan di Yerusalem yang berdaulat," kata dia.

Ucapan Selamat

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengucapkan selamat kepada Naftali Bennett setelah terpilih menjadi Perdana Menteri Israel pada Minggu 13 Juni 2021.

Gedung Putih mengatakan, Biden mengucapkan salam hangat kepada Bennett melalui pembicaraan via telepon sebagaimana dilansir AFP.

"Saya mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Naftali Bennett dan Menteri Luar Negeri Yair Lapid, dan semua anggota kabinet baru Israel," kata Biden. "Israel tidak memiliki teman yang lebih baik selain AS," imbuh Biden.

Tak lama kemudian, Bennett menanggapi ucapan selamat dari Biden tersebut melalui Twitter. "Terima kasih Tuan Presiden (Biden)! Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda untuk memperkuat hubungan antara kedua negara kita," tulis Bennett.

Dalam pembicaraan telepon, Biden menegaskan dukungannya untuk hubungan antara AS dengan Israel yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Biden juga menegaskan komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap “keamanan” Israel.

"Presiden (Biden) juga menyampaikan bahwa pemerintahannya akan bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk memajukan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bagi Israel dan Palestina," ujar Gedung Putih.

Gedung Putih menambahkan, Biden dan Bennett beserta tim dari keduanya akan berbicara mengenai semua hal yang berkaitan dengan keamanan regional, termasuk Iran.

Bennett mengatakan, dia menganggap Biden sebagai teman baik Israel. Bennett mengambil alih kepemimpinan pemerintah Israel yang setelah didukung oleh koalisi delapan partai.

Kedelapan partai ini sebenarnya memiliki pandangan ideologis yang berbeda, namun disatukan karena kemuakan mereka terhadap Netanyahu.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengucapkan selamat kepada Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz yang akan tetap menjabat di pemerintahan baru.*

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Resmi Dilengserkan sebagai PM Israel, Ini Serangan Benjamin Netanyahu"

Berita Terkini