Sejak 1 Mei Hingga Sekarang,181 Pasien Covid-19 Sembuh dan Lima Meninggal Dunia
POS-KUPANG.COM|WAINGAPU -- Sejak tanggal 1 Mei hingga tanggal 9 Mei 2021, pasien positif Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur yang telah sembuh sebanyak 181 orang. Sementara ada lima pasien meninggal dunia.
Sesuai data yang diperoleh dari Posko Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumba Timur sejak Sabtu 1 Mei 2021 hingga Minggu 9 Mei 2021 menyebutkan, total pasien yang sembuh di Sumba Timur terus bertambah.
Sejak tanggal 1 Mei hingga 9 Mei 2021, terdapat 181 pasien Covid-19 yang sembuh. Pada rentang waktu yang sama juga ada lima pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Adanya penambahan pasien sembuh sejak 1 Mei itu, maka jumlah pasien Covid-19 di Sumba Timur yang sembuh sampai saat ini 981 orang. Total pasien positif Covid-19 sampai dengan sekarang 1.323 orang, 41 pasien meninggal dunia dan 301 masih dalam perawatan.
Baca juga: Air di Tolilet Kantor Bupati Ngada Tidak Lancar
Jumlah sampel yang diambil untuk diperiksa secara Polymerase Chain Reaction (PCR), Tes Cepat Molekuler (TCM) dan rapod Antigen sebanyak 8.063 sampelDari jumlah itu, hasil laboratorium 5.966 sampel negatif, 2.040 sampel terkonfirmasi positif dan 57 sampel belum ada hasil PCR.
Khusus pasien positif yang dirawat saat ini sebanyak 301 itu terdiri dari 17 pasien dirawat di RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, 14 pasien di Hotel Cendana dan 270 pasien melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumba Timur, dr. Chrisnawan Try Haryantana mengatakan, sampai sekarang kasus Covid-19 di Sumba Timur masih berfluktuasi.
Khusus bagi pasien positif Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah, Chrisnawan mengatakan, perlu ada pengawasan dari semua elemen masyarakat.
"Untuk pengawasan,tentu semua elemen harus ikut mengawasi pasien yang isolasi mandiri di rumah. Jika tidak diawasi, maka penularan bisa saja terjadi," kata Chrisnawan.
Baca juga: Air di Tolilet Kantor Bupati Ngada Tidak Lancar
Dijelaskan, semua pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah harus mematuhi protokol kesehatan.
"Kita kuatir saat isolasi mandiri jangan sampai pasien tidak disiplin,mereka masih ke mana-mana. Jika ini terjadi maka penularan tidak bisa dihindari," katanya.
Dikatakan, perlu ada pengawasan ketat terhadap pasien yang isolasi mandiri.
"Harus pastikan pasien itu isolasi, tapi siapa yang awasi. Tentu semua elemen bertugas awasi. Tenaga kesehatan hanya mengawasi dari sisi kesehatan. Tapi mereka di rumah diawasi oleh semua masyarakat, terutama Ketua RT /RW, lurah, kepala desa camat,termasuk Bhabinkamtibmas dan Babinsa," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)