Lab Biokesmas NTT Jalankan Tes Swab Massal di Pos Pengungsian GMIT Kaisarea

Penulis: F Mariana Nuka
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lab Biokesmas NTT melakukan swab PCR gratis kepada warga pengungsian di GMIT Kaisarea pada Selasa (13/4) pukul 11.00 wita hingga 13.00 wita.

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Badai Siklon Tropis Seroja pada Senin (5/4/2021) dini hari menyebabkan rumah rusak dan pengungsian dalam kota. Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT ( Lab Biokesmas NTT) pun mendesain tes massal dengan mengunjungi seluruh posko pengungsian yang tercatat di Kota Kupang.

"Kami mencoba untuk menjaga agar tidak terjadi cluster penyebaran baru di posko-posko pengungsian. Untuk itu kami berinsiatif dan melakukan persiapan tes massal," kata Dr Fima Inabuy selaku Kepala Lab Biokesmas Provinsi NTT dalam rilisnya, Selasa (13/4) malam.

Salah satu rumah ibadah yang dijadikan posko pengungsian adalah Gereja GMIT Kaisarea, BTN Kolhua di Jalan Fetor Funay, Kolhua, Maulafa, Kota Kupang. Sebanyak 40 KK atau 100 jiwa telah mengungsi sejak 5 April 2021 lalu. Usia pengungsi bervariasi, mulai dari bayi, hingga warga lanjut usia. Hingga saat ini belum dapat diketahui kapan pengungsian akan berakhir, sebab mereka butuh relokasi dari lokasi lama yang mengalami longsor.

"Kami di sini sudah satu minggu, karena rumah kami sudah ditutupi oleh tanah akibat longsor. Kami hanya berharap agar pemerintah dapat membantu dengan memberikan lahan kepada kami. Di tempat yang sekarang tidak memungkinkan kami untuk kembali menetap disitu karena sangat rawan bencana untuk sekarang," ujar salah seorang pengungsi, Odi Payan.

Untuk mencegah munculnya cluster baru karena tingginya jumlah pengungsi dengan luas ruang pengungsian yang terbatas, maka perlu dilakukan antisipasi. Kata Fima, tes massal perdana di lokasi pengungsian itu dilakukan karena melihat banyaknya jumlah pengungsi dan dibandingkan dengan luas tempat pengungsian sebesar 42 meter persegi. Saat ini hanya satu ruang tempat pengungsi sehingga semua warga pengungsi harus tidur dan berkumpul dalam satu ruangan dengan tidak memperhatikan protokol kesehatan.

Lab Biokesmas NTT pun melakukan swab PCR gratis kepada warga pengungsian di GMIT Kaisarea pada Selasa (13/4) pukul 11.00 wita hingga 13.00 wita.

Humas Lab Biokesmas NTT, Theodor Bole mengatakan, sebelum melakukan swab PCR gratis, tim telah melakukan observasi di tempat-tempat pengungsian. Hasil koordinasi dengan penanggung jawab pengungsian pada umumnya disambut baik oleh penanggung jawab maupun warga pengungsian.

"Harapan kami kegiatan ini harus terus berkelanjutan karena menurut saya klaster yang paling rawan adalah di tempat pengungsian. Hal ini karena ada beberapa pengungsi yang terus melakukan kegiatan di luar tempat pengungsian yang bertemu dengan banyak orang, kemudian kembali di tempat pengungsian dan bertemu dengan warga pengungsi yang lain, sehingga untuk warga pengungsi yang belum dites diharapkan untuk dipisahkan dengan orang yang sudah dites swab PCR," sambung Fima.

Fima melanjutkan, test swab PCR akan dilakukan secara berkala kepada warga di tempat pengungsian yang sudah melakukan pemeriksaan sebelumnya.

"Kami juga terus follow up pengungsian yang sudah diobservasi sebelumnya," tandasnya.

"Kami merasa sangat penting untuk dilakukan tes swab ini, karena dengan tes ini kesehatan kami bisa terjaga sehingga kami bisa melakukan aktivitas tanpa ada kekhawatiran," ungkap Odi Payan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)

Berita Kota Kupang

Berita Terkini