Berita NTT Terkini

 Ini yang Dilakukan Masyarakat Besipae, Mulai Kembangkan Hijauan Pakan Ternak ? Simak Kegiatan Yuk

Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

kepala UPT Peternakan provinsi NTT bersama kelompok ternak saat memanen rumput odot di kawasan Besipae, TTS. 

Ini yang Dilakukan Masyarakat Besipae, Mulai Kembangkan Hijauan Pakan Ternak ? Simak Kegiatan Yuk

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Masyarakat di kawasan instalasi hutan Besipae, Timor Tengah Selatan (TTS), mulai mengembangkan hijauan pakat ternak dalam mendukung program pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan mengembangkan peternakan sapi di kawasan tersebut.

Kepala UPT Peternakan provinisi NTT, Bambang Permana, yang mendampingi masyarakat menjalankan program ini, mengatakan kegiatan penyiapan hijauan pakan ternak melibatkan masyarakat lima desa yang berada di sekitar kawasan hutan Besipae.

"Saya punya mimpi, kehadiran instalasi Peternakan abesipae ini agar masyarakat bisa sejahtera. Karena itu, saya kembangkan sebanyak-banyaknya hijauan pakan dan kasihkan ke mereka" ujar Bambang kepada wartawan, Rabu (10/3/2021).

Bambang berpendapat, proses pengembangan sapi juga didukung oleh ketersediaan pakan, olehnya perlu kesiapan untuk memenuhi kebutuhan pakan dalam program tersebut.

Pada saat musim hujan, hijauan pakan yang cocok adalah rumput odot, yang menurut hitungannya, satu rumpun mencapai 30 batang rumput odot dengan ketinggian mencapai 2 meter dan berat untuk panen satu rumpun sebanyak 18 kilogram. Sehingga, apabila kebutuhan per sapi 10 kilogram dari berat badan 100 kilogram maka hanya membutuhkan dua rumpun rumput odot.

"Kita tinggal hitung, kalau jarak tanam di satu hektar ini 1 kali 1 maka, terdapat 10 ribu anakan. 10 ribu anakan di bagi dua hasilnya 5 ribu dan 5 ribu di bagi 365, itu berapa kapasitas tampung. Bisa mencapai 100 ton" jelasnya

Ia berharap, dengan adanya pengembangan rumput ini, kedepan masyarakat tidak lagi memelihara jenis sapi Bali seperti selama ini dilakukan, namun masyarakat akan memelihara jenis sapi kawin suntik yang beratnya di atas 500 kilogram. Hal ini, agar ketika dijual, masyarakat dapat menjual dengan harga 15 sampai 20 juta per sapi umur satu tahun.

Ia juga mengungkapkan, masyarakat sangat antusias menerima program ini. Bahkan, kehadiran masyarakat, bagi Bambang merupakan inisiatif masyarakat itu sendiri, tanpa paksaan dari pemerintah. Kondisi ini, menurut Bambang dikarenkan masyarakat memang membutuhkan sebuah perubahan.

Rencananya, kawasan Besipae akan dilakukan pengembangan sapi sebanyak 4.000 ekor. Untuk itu, di berharap percepatan penyediaan pakan ini juga menjadi hal yang sangat penting.

Ia berharap, masyarakat Besipae terlebih dahulu disejahterakan sebelum memajukan keuangan daerah. Disisi lain, ia juga mengharapkan agar kawasan Besipae ini dapat menjadi pusat percontohan pemberdayaan bagi daerah lain di NTT.

Seorang warga kelompok tani, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran program pengembangan yang ada. Pasalnya, kawasan tersebut yang sebelumnya dinilai tidak produktif, akhirnya di manfaatkan oleh masyarakat setempat dengan menanam rumput bagi keperluan peternakan.

Ia mengharapkan agar perlu adanya pelatihan khusus dari pemerintah terhadap kelompok tani yang telah terbentuk.

"Kami butuh sekolah lapangan (SL), kesehatan dan perkandangan, serta pertanian, ini penting bagi kami. Kelompok ini agar tau bagaimana adminstrasi, bagaimana dinamika. Sebab kelompok tidak tau tentang ini, maka sulit" kata salah seorang warga setempat. (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)

 
 
 
4 Lampiran 
 
 
 
 
 
 
 
 

Baca juga: Pemain Anyar Persib Maung Bandung, Abdul Aziz Waspadai Tim Ini Saat di Fase Grup Piala Menpora 2021

 
 
 
 
 
 

kepala UPT Peternakan provinsi NTT bersama kelompok ternak saat memanen rumput odot di kawasan Besipae, TTS.  (Foto: Irfan Hoi/)

 
 
 

Berita Terkini