Cerita Rakyat NTT

Cerita Rakyat NTT : Persahabatan Tokek, Tikus dan Penyu Cerita dari Kabupaten Lembata

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cerita Rakyat NTT : Tokek, Tikus dan Penyu Cerita dari Kabupaten Lembata.

POSKUPANGWIKI.COM - Cerita Rakyat NTT : Tokek, Tikus dan Penyu Saling Membunuh, Cerita dari Kabupaten Lembata.

Begini kisahnya.

Pada suatu hari Tikus mengajak Tokek pergi mengail. Tikus memanggil Tokek katanya : "Hei sauadara Tokek mati kita pergi mengail.

Lalu Tokek menjawab, "Baik saudara Tikus, kapan kita pergi karena saya paling suka mengail."

Maka keduanya sepakat untuk menentukan waktunya pergi mengail dan mereka menyiapkan alat-alat yang perlu, antara lain tali pancing, mata kail, umpan dan sampan.

Sampan yang mereka pergunakan terbuat dari kulit mendikai (semangka).

Setelah semuanya disipakan berangkatlah mereka ke pantai. Sampai di pantai, mereka naik sampan dan pergi ke laut.

Cerita Rakyat Salkupei dari Alor, Puteri Cantik Hilang, Tangei Barei Marah dan Keringkan Air Laut

Cerita Rakyat NTT Salkupei dari Alor, Puteri Puitang HIlang, Tangei Barei Keringkan Air Laut

Cerita Rakyat NTT : Asal Usul Sumur Limal Omi di Alor Pertemuan Orang Buton & Orang Mota

Cerita Rakyat NTT : Ranoria adalah Cerita Mengenai Asal Usul Danau di Kabupaten Ende

Mereka turunkan tali kail dan tidak lama mata kailnya sudah disambut ikan.

Dengan senang dan gembira mereka berteriak : "Tarik ikan naik masuk sampan."

Setelah ikan sudah masuk sampan maka si Tikus langsung mengambil dan mencungkil biji mata ikan dan memakannya lalu berkata : " Waduh saudara Tokek, ikan e.....nak."

Dengan lahapnya si Tikus memakan mata ikan, sedangkan si Tokek asyik denan menurunkan mata kailnya.

Tidak lama kemudian si Tokek menarik lagi seekor ikan dan memasukkannya ke dalam sampan.

Ilustrasi tikus (KOMPAS.com/Francisco Martins)

Si Tikus pergi lagi megambil ikan itu dan mencungkil biji mata ikan tersebut untuk dimakan.

Karena si Tikus terus mencungkil mata ikan dan memakannya, si Tokek meneror dan berkata : "Hai sayudara Tikus kau jangan keterlalaun, nanti saya mengambil kayu dan memukulmu."

Lalu tokek menurunkan lagi mata kailnya dna langsung saja disambar ikan, dan ditariknya ikan tersebut masuk ke sampan."

Seperti biasanya Tikus pergi lagi mencungkil mata kan dan memakannya. Maka Tokek mulai marah dan mengambil kayu dan memukul si Tikus sehingga si Tikus terpental masuk ke dalam laut.

Tikus sangat marah. Dia pergi menyelam ke dalam air dan melubangkan sampan atau perahu yang terbuat dari semangka itu.

Sambil Tikus melubangkan sampan itu ia berkata: "Nanti akan kau rasakan pembalasanku saudara Tokek, kalau perahunya sudah kemasukan air garam atau air laut dan tenggelamlah engkau."

Akhirnya apa yang terjadi?

Karena sampannya sudah penuh dengan air laut, tenggelamkan si Tokek sampai ke dasar laut.

Sedangan Tikus terapung dan tidak lama kemudian Tikus pun mati.

Di dasar laut ada sebuah batu besar dan Tokek melekatkan dirinya pada batu besar itu.

Tokek1 (ilustrasi)

Di dekat batu besar ini ada sebuah mata air yang digali.

Waktu itu anak-anak ikan biasa datang mengambil air di dekat batu itu.

Tidak lama kemudian Tokek itu mulai berbunyi atau bersuara katanya : "Tokek.. .... Tokek."

Mendengar suara Tokek, ikan-ikan keci terkejut dan lari berhamburan kembali ke rumah.

Waktu ditanya : "Kenapa kamu kembali?"

Anak-anak ikan menjawab : "Disana ada seekor bintang yang aneh dan selalu berbunyi Tokek. Binatang apa kami pun tidak tahu!"

"Ah coba kamu pergi lagi."

Ikan-ikan itu pergi lagi dan sambil mereka mengambil air Tokek berbunyi lagi : "Tokek... Tokek."

Ikan-ikan kecil ini lari berhamburan pulang ke rumah.

"Ada seekor bintang disana melekat di batu itu dan selalu berbunyi Tokek."

"Ya.... kamu pergi kembali meminta dia datang ke rumah. Tokek pun mau pergi ke rumah.

Sampai di sana ada ikan-ikan besar berkumpul untuk menunggu kedatangan tokek dan ikan-ikan besar itu bertanya kepada Tokek. "Engkau dari mana?"

Jawab Tokek : "Saya dari permukaan laut."

Juga tua-tua adat sedang berkumpul. Ikan laki-laki yang sudah berkumpul disana bertanya : "Engkau dari mana?"

"Saya dari permukaan laut, turun sampai di tempat ini saya melekat di batu itu, saya minta pertolongan kalau bisa ada satu ikan yang dapat mengantar saya kembali ke darat dan akan mendapat upah," kata Tokek.

Dan mereka mengambil keputusan agar penyu yang harus mengantar Tokek kembali.

Penyu menyuruh Tokek itu naik di belakang. Penyu pamit untuk membawa Tokek kembali ke pantai.

penyu (net)

Sampai di pantai, Penyu itu mau pulang tetapi ditahan oleh Tokek, "Tidak... jangan pulang dulu kita pergi dulu ke kampung saya. Kampung saya terletak disana di atas gunung dimana ada sinar lampu yang kelihatan."

Penyu pun mau dan keduanya berangkat ke kampung yang ada di lereng gunung.

Sampai ditempat dimana ada api menyala di situ Tokek berkata kepada Penyu: "Saya memanjat pohon tuak untuk menyadap nira. Kau tunggu disini."

Lalu Tokek memanjat pohon tuak. Sampai diatas Tokek muai menyanyi padahal dia tidak menyanyi, akan tetapi dia memanggil.

"Hai saudara-saudara sekalian yang ada di sebelah atas dan sebelah bawah, yang ada di sebelah kiri dan sebelah kanan. Kalian datang bawa serta parang, pisau, lembing tombak dan bunuhlah seekor Penyu yang ada dibawah pohon tuak ini."

Mendengar itu Penyu kembali bertanya kepada Tokek : "Hai Tokek, kau bilang apa?"

Tokek katakan : "Saya tidak katakan apa-apa. Saya hanya menyanyi sambil menganyam sarung pisau dari daun lontar."

Setelah diam sebentar Tokek berseru lagi, "Hai saudara-saudara sekalian yang ada di sebelah atas dan sebelah bawah, sebelah kiri dan sebelah kanan. Datang bawa dengan tombak, lembing, parang, pisau, bunuh seekor penyu yang ada dibawa pohon tuak ini."

Penyu bertanya lagi kepada Tokek: "Tokek apa yang kau katakan?"

Tokek katakan: "Saya tidak bilang apa-apa. Saya hanya bernyanyi sambil menganyam sarung pisau dari daun lontar.

Tidak lama datang orang-orang sebelah atas, sebelah bawah, sebelah kiri dan sebelah kanan membawa lembing dan tombak bertanya kepada Tokek: "Tokek...Tokek, Penyu ada dimana?"

"Dia ada di bawah pohon," kata Tokek.

Melihat itu Penyu lari . Segera dia mengambil langkah seribu, pontang-panting turun dari bukit itu.

Tidak menoleh lagi. Dia terus meluncur sampai di suatu kampung. Disana orang sedang ramai membuat api unggun.

Mereka melihat ada Penyu lalu beramai-ramai mereka berhail menangkap Penyu itu kemudian memutuskan untuk membakarnya.

Cerita Rakyat NTT : Tokek, Tikus dan Penyu Cerita dari Kabupaten Lembata. (kolase pos kupang)

Tetapi setelah mendengar rencana mereka untuk membakarnya, dia tertawa bersukaria dan meloncat-loncar kegirangan.

Kalau begitu kita tidak membakarnya, kita bawa ke laut dan benamkan dia ke dalam dasar laut supaya dia mati lemas.

Lalu mereka membawa Penyu ke laut dan benamkan Penyu ke dasar laut.

Tetapi karena dengan gerak yang begitu kencang, Penyu terlepas dari dekapan mereka dan masuk ke dasar laut.

Orang-orang tidak dapat membunuhnya sehingga Penyu kembai dengan selamat ke tempat semula. (*)

Dilansir poskupangwiki.com dari buku Himpunan Cerita Rakyat NTT Seri I yang dibuat oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Arkelogi Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Provinsi NTT, Tahun 2004.

  

a

Berita Terkini