Din Syamsuddin Sebut Permintaan Kritik Jokowi Hanya Basa-basi, Blak-blakan Temui Karni Ilyas

Editor: Hasyim Ashari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jokowi dan Ahok di kilang TPPI Tuban(Instagram Jokowi)

Din Syamsuddin Sebut Permintaan Kritik Jokowi Hanya Basa-basi, Blak-blakan Temui Karni Ilyas

POS-KUPANG.COM - Eks Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin turut mengomentari ajakan mengkritik Pemerintah yang dilontarkan Presiden Joko Widodo ( Jokowi).

Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) ini menduga Jokowi sekadar basa-basi belaka.

Din Syamsuddin yang diterpa isu radikal ini pun membongkar sederet indikator mengapa dirinya menyebut Presiden hanya basa-basi.

Diketahui, pernyataan Jokowi yang meminta publik lebih aktif memberi kritik menuai berbagai tanggapan masyarakat.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) dan juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menanggapi pernyataan dari Presiden Joko Widodo ( Jokowi) yang meminta masyarakat aktif mengkritik.

Din Syamsuddin justru mempertanyakan keseriusan dari ucapan Jokowi tersebut.

Hal itu disampaikannya dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club, Minggu (21/2/2021).

Dalam kesempatan itu, Din Syamsuddin mulanya mengatakan bahwa sebelum adanya ajakan dari Jokowi dirinya pun sudah lebih dulu memberikan kritik.

Baik itu secara individu maupun yang disuarakan bersama KAMI.

"Sekarang kita tantang apakah yang kita kritik atau yang dikritik oleh KAMI, benar atau tidak," ujar Din Syamsuddin.

"Mulai bidang sosial-ekonomi, sosial-politik, sosial-budaya, hukum, HAM, termasuk sumber daya alam dan lingkungan hidup, itu dibuat oleh para pakar," imbuhnya.

"Tapi alhamdulillah Presiden menyilakan untuk mengkritiknya.

KAMI sudah duluan mengkritiknya," ujar Din Syamsuddin.

Meski begitu, dirinya tetap menyambut baik ajakan dari Jokowi tersebut.

Hanya saja ia masih kurang yakin dengan keseriusan ajakan sang Presiden.

"Maka saya sambut kalau betul tulus meminta dikritisi kita harus puji, tetapi kalau basa-basi dengan motif tertentu harus kita kritisi," jelasnya.

Din Syamsuddin lantas menyimpulkan bahwa ajakan dari Jokowi yang meminta kritik hanyalah sekadar basa-basi.

Dirinya membuktikannya dengan menyinggung soal perlakukan dari aparat penegak hukum terhadap para pengkritik.

"Bagaimana mengukurnya, betul enggak mau terima kritik?

Bebaskan itu para intelektual kritis yang sekarang ditahan dan disidang," kata Din Syamsuddin.

"Ternyata tidak, maka itu basa-basi saja itu," sebutnya.

Jawab Tudingan Radikal

Dalam kesempatan sama, Din Syamsuddin memberikan tanggapan terkait tudingan radikal kepada dirinya.

Din Syamsuddin mengaku sudah tidak kaget atas tudingan-tudingan miring kepadanya, termasuk dicap sebagai radikal.

Din Syamsuddin juga menegaskan tidak terlalu pusing menanggapi tudingan tersebut.\Baca juga: Kapolsek di Pontianak Jadi Tumbal Tahanan Kabur, Mirip Film, Cukup Modal Sendok untuk Keluar Penjara

"Sangat tidak kaget, terutama karena saya menyakini apa yang dituduhkan itu tidak faktual," ujar Din Syamsuddin.

"Itu bukan jati diri atau watak saya untuk bertindak radikal," imbuhnya.

Dirinya mengatakan bahwa tudingan tersebut jelas tidak ada dasarnya dan menurutnya justru sangat berkebalikan.

Ia lantas menceritakan kegiatan yang dilakukan selama ini, yang sama sekali tidak menggambarkan sebagai seorang radikal.

"Apalagi kegiatan saya selama ini adalah kebalikan dari radikal, walaupun saya tidak setuju dengan deradikalisasi," jelas dia.

"Kami terlibat dan sebagai Presiden Conference of Religion for Peace atau Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian."

"Kami meluncurkan satu gerakan sejak 2012, countering violent extremism. Jadi meng-counter ekstremitas yang menampilkan kekerasan," terangnya.

Lebih lanjut, terlepas dari itu, Din Syamsuddin menyebut bahwa istilah radikal sebenarnya tidak hanya memiliki arti negatif.

Hanya saja menurutnya, belakangan ini kata radikal konotasinya lebih banyak ke negatif.

"Kan radikal itu punya arti positif, radiks itu akar," kata Din Syamsuddin.

"Beragama harus radikal. Artinya berpegang pada akar agama, dalam bernegara juga harus radikal, berpegang pada dasar negara," paparnya.

"Cuman sekarang agak distorsi."

Kembali soal tudingan serta pelaporan oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), Din Syamsuddin menyebut bukan baru-baru ini terjadi.

Melainkan sudah setahun yang lalu.

"Ini sebenarnya bukan baru, ini sudah sejak beberapa bulan lalu, bahkan setahun yang lalu," terangnya.

"Termasuk patut diduga merekalah yang memasang spanduk di Kampus ITB 'pecat Din Syamsuddin dari anggota MUA ITB karena radikal," pungkasnya.  (*)

Artikel ini telah tayang dengan judul Soal Jokowi Minta Dikritik, Din Syamsuddin Sebut Hanya Basa-basi: Bebaskan Para Intelektual Kritis, https://wow.tribunnews.com/2021/02/22/soal-jokowi-minta-dikritik-din-syamsuddin-sebut-hanya-basa-basi-bebaskan-para-intelektual-kritis?page=all

Berita Terkini