Direstui DPR Jadi Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo Langsung Temui Para Mantan Kapolri, Ada Pesan?

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direstui DPR Jadi Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo Langsung Temui Para Mantan Kapolri, Ada Pesan?

POS-KUPANG.COM, SENAYAN - DPR RI akhirnya menyetujui pilihan Presiden Jokowi untuk mengangkat Komjen Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis.

Restu DPR RI itu mengemuka setelah Komisi III DPR RI mendengarkan pendapat fraksi-fraksi dalam rapat internal Komisi III DPR, Rabu (20/1/2021).

Atas pendapat fraksi-fraksi di DPR RI itulah, Komisi III DPR RI akhirnya menyetujui penunjukan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.

Seluruh fraksi menyatakan setuju Komjen Listyo Sigit sebagai Kapolri dan juga menyetujui pemberhentian dengan hormat Jenderal Idham Azis dari jabatan Kapolri.

"Berdasarkan catatan fraksi-fraksi, akhirnya pimpinan dan anggota Komisi III DPR RI secara mufakat menyetujui pemberhentian dengan hormat Jenderal Pol Idham Azis dan menyetujui pengangkatan Komjen Pol Listyo Sigit sebagai Kapolri," kata Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry dalam rapat internal Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Menurut dia, keputusan Komisi III DPR RI tersebut akan ditetapkan dalam pengambilan keputusan Tingkat II dalam Rapat Paripurna DPR dalam waktu terdekat dan akan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebelum pengambilan keputusan tersebut, masing-masing perwakilan fraksi menyampaikan pandangannya, seluruh fraksi menyatakan setuju pengangkatan Listyo Sigit sebagai Kapolri.

Ada tiga fraksi yang memberikan catatan yaitu Fraksi PAN, Fraksi PKS, dan Fraksi Partai Demokrat.

Rapat pengambilan keputusan tersebut dipimpin Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry dan didampingi para Wakil Ketua Komisi III DPR RI yaitu Ahmad Sahroni, Desmond J Mahesa, Pangeran Khairul Saleh, dan Adies Kadir. Selain itu, juga dihadiri Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

Komjen Listyo Sigit saat jadi ajudan Presiden Jokowi (warta kota)

Neta S Pane Sebut Ada Dualisme Sikap Presiden Jokowi

Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, pengangkatan Kapolri adalah hak prerogatif Presiden Jokowi.

Dalam mengangkat seorang perwira tinggi Polri menjadi Kapolri, lanjutnya, Presiden tentunya bertujuan untuk memajukan jajaran kepolisian agar bisa menjadi promoter.

"Sehingga yang dipilih Jokowi adalah kader kader terbaik Polri. Dalam hal ini tentunya Jokowi sudah mendapat berbagai masukan dan mendengar berbagai pendapat dari internal maupun kalangan eksternal kepolisian, sebelum memutuskan siapa Pati yang pantas diangkat menjadi Kapolri," kata Neta, Selasa (19/1/2021).

Hanya saja, katanya, IPW melihat ada dualisme sikap Jokowi dalam menetapkan seorang kapolri.

"Dualisme ini bisa membuat bingung kalangan internal kepolisian. Pertama, saat Jokowi mengangkat Idham Azis menjadi Kapolri, padahal masa dinas Idham Azis tinggal setahun tiga bulan lagi. Tapi tetap diangkat Jokowi menjadi Kapolri. Kedua, saat akan mengangkat Sigit menjadi Kapolri, dengan masa pensiun hingga 2027," ujarnya.

Meskipun pengangkatan seorang kapolri adalah hak prerogatif Presiden, kata Neta, sebaiknya harus ada tolak ukur yang jelas.

"Jika tidak, kasihan institusi polri. Orang-orang di lingkungan kepolisian bisa makin bingung. Dengan diangkatnya Sigit menjadi Kapolri, IPW berharap mantan Kabareskrim itu bisa menata sistem kaderisasi polri agar tidak jomplang dan para senior tidak merasa terbuang," ujarnya.

Pengaturan sistem kaderisasi ini katanya diperlukan agar ada keseimbangan dan untuk menghindari gejolak atau apatisme di jajaran kepolisian.

"Jika tidak ditata dan dibuat keseimbangan, para senior akan merasa tersisih dan terbuang, mengingat Sigit melompati tiga angkatan sekaligus dengan masa pensiun yang sangat panjang," ujarnya.

Yakni Sigit melompati Akpol 88B, Akpol 89, dan Akpol 90. Di sisi lain, teman satu angkatan Sigit di Akpol 91 sudah banyak pula yang menjadi jenderal bintang dua dan memegang posisi strategis di polri.

"Melihat kiprah Sigit selama ini, IPW berkeyakinan mantan ajudan Jokowi itu punya kemampuan untuk menata organisasi polri dan mau mendengar masukan banyak pihak untuk membawa polri lebih promoter," katanya.

Publik menurut Neta, memang harus bersabar menunggu polri paradigma baru ditangan kapolri Sigit.

Harapan ini penting disandarkan mengingat begitu banyaknya persoalan di eksternal kepolisian yang akan dihadapi Sigit ke depan.

"Jangan sampai konsentrasi Sigit dalam menghadapi berbagai persoalan di masyarakat, menjadi buyar gegara rumit dan njelimetnya persoal di internal kepolisian," ujar dia.

"Karenanya Sigit harus bertangan dingin dalam menata dan membawa polri yang promoter hingga tahun 2027 di saat dia pensiun," kata Neta lagi.

Silaturahmi ke Mantan Kapolri

Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo bersilaturahmi sekaligus meminta doa restu kepada sejumlah mantan Kapolri untuk meminta dukungan serta wejangan, sebelum mengemban tugas menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara, Sabtu (16/1/2021).

Silaturahmi ini merupakan tradisi dan bentuk penghormatan kepada pendahulunya.

Sejumlah mantan Kapolri yang disambangi antara lain, Jenderal (Purn) Sutarman, Jenderal (Purn) Timur Pradopo, Jenderal (Purn) Badrodin Haiti, Jenderal (Purn) Roesman Hadi dan Jenderal (Purn) Roesdihardjo.

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyampaikan, anjangsana ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan generasi muda Polri terhadap pimpinan Polri yang berjasa membentuk organisasi Kepolisian.

"Sebagai anak dan bapak, Pak Sigit meminta dukungan dan wejangan sekaligus silaturahmi kepada mantan Kapolri," kata Argo dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (16//1/2021).

Dalam pertemuan itu, kata Argo para mantan Kapolri memberikan pesan agar Listyo Sigit tetap menjaga soliditas internal dengan senior maupun dengan junior.

Bahwa mengemban tugas sebagai Kapolri adalah merupakan amanah dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan baik.

"Juga menjaga sinergitas dengan TNI yang sudah sangat terjalin baik," kata Argo.

Yang terakhir, kata Argo, pesan para senior agar Polri harus dipercaya oleh masyarakat dengan begitu dalam setiap melakukan tugasnya Polri mendapat dukungan.

Jenderal Idham Azis Diganti Komjen Listyo Sigit Prabowo, Komentar Senior yang Dilangkahi di Polri (Tribunnews)

Resmi Ditunjuk Jokowi

Nama Komjen Listyo Sigit Prabowo akhirnya resmi diajukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke DPR RI sebagai calon Kapolri.

Jokowi menyampaikan usulan Komjen Listyo Sigit Prabowo calon Kapolri ke DPR RI Pada Rabu (13/1/2021).

Di mana calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo diusulkan untuk menggantikan Jenderal Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Februari 2021 nanti.

Informasi tersebut disampikan oleh Ketua DPR Puan Maharani dalam konferensi pers di Gedung DPR, Rabu (13/1/2021)

"Bapak Presiden menyampaikan usulan pejabat Kapolri dengan nama tunggal yaitu Bapak Drs Listyo Sigit Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Kabareskrim di Polri," ujar Ketua DPR Puan Maharani dalam konferensi pers di Gedung DPR," katanya.

Profil Komjen Listyo Sigit Prabowo

Kepala Badan Reserse Kriminal ( Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi satu dari lima calon Kapolri yang telah diserahkan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kepada Presiden Joko Widoddo.

Listyo merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Ia lahir di Ambon, Maluku, pada 5 Mei 1969.

Listyo dikenal dekat dengan Presiden Jokowi karena pernah menjabat sebagai Kapolres Solo pada 2011, saat Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Kedekatan Listyo dan Jokowi berlanjut ketika Jokowi menjadi Presiden. Pada 2014, Listyo pun menjadi ajudan Jokowi.

Setelah tidak menjadi ajudan Jokowi, Listyo menduduki sejumlah jabatan di kepolisian, yakni Kapolda Banten pada 2016-2018 dan Kadiv Propam Polri pada 2018-2019, sebelum diangkat menjadi Kabareskrim.

Listyo mulai menjabat sebagai Kabareskrim pada 6 Desember 2019, menggantikan Kapolri saat ini, Jenderal Polisi Idham Azis yang saat itu dilantik menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara.

Ada sejumlah peristiwa yang menyedot perhatian publik selama masa kepemimpinan Listyo di Bareskrim, salah satunya adalah penangkapan terpidana kasus Bank Bali Djoko Tjandra yang telah buron selama 11 tahun.

Listyo juga membongkar praktik suap terkait pelarian Djoko Tjandra yang ternyata melibatkan Kadiv Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte dan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri Prasetijo Utomo.

Kemudian, pada Desember 2020, Bareskrim juga menangkap dua pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang terkatung-katung sejak April 2017.

Namun, Tim Advokasi Novel menilai ada kejanggalan dalam proses hukum terhadap kedua pelaku tersebut.

Selain Listyo, empat nama lain yang diserahkan Kompolnas untuk menjadi calon Kapolri adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Boy Rafly Amar.

Kemudian, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjem Arief Sulistyanto, dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Agus Andrianto.

Ketua Kompolnas Mahfud MD menyebut nama-nama yang sudah dikirimkan ke Istana sudah memenuhi syarat sebagai Kapolri selanjutnya.

"Kelima orang itu dianggap memenuhi syarat profesionalitas, loyalitas, jam terbang," kata Mahfud.

Selanjutnya, Presiden Jokowi akan memilih nama calon Kapolri untuk diserahkan ke DPR.

Calon pilihan Presiden bisa tunggal atau lebih dari satu. Kemudian, kandidat akan mengikuti fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan di DPR.

DPR punya tenggat waktu 20 hari sejak surat presiden diterima untuk memutuskan setuju atau tidak atas pencalonan kandidat.

Diketahui, Idham Azis akan pensiun pada 1 Februari 2021. Adapun batas waktu pensiun bagi anggota kepolisian adalah 58 tahun.

Harta Kekayaan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo

Saat ini, Listyo Sigit Prabowo menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) sejak 6 Desember 2019.

Listyo Sigit menjadi sorotan saat ikut menangkap buronan pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra, pada Kamis (30/7/2020) malam.

Bahkan perwira kelahiran Ambon, 5 Mei 1969, ini menjemput Djoko Tjandra dari Malaysia ke Indonesia.

Sebelum menjadi Kabareskrim, ia pernah menjabat sebagai ajudan Jokowi.

Saat menjabat sebagai Kabareskrim, Listyo Sigit langsung mendapatkan tugas menuntaskan kasus penyerangan penyidik s

Berita Terkini