Warga Suku Kemak Belu Buat Ritual Usir Covid-19

Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Suku Kemak yang berdomisili di Desa Umaklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Provinsi NTT menggelar ritual adat menolak sekaligus mengusir Covid-19, Minggu (17/1/2021).

POS-KUPANG.COM | ATAMBUA -Warga Suku Kemak, Desa Umaklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu menggelar ritual adat mengusir Covid-19, Minggu (17/1/2021). Seremonial dipimpin Ketua Suku Kemak, Tomas Pelu (72).

Lokasi ritual merupakan sakral, biasa dijadikan tempat pemberian sesajian bagi nenek moyang. Warga Suku Kemak yakin dengan menggelar ritual adat mereka terhindar dari wabah Covid-19.

Tomas Pelu menjelaskan, ritual adat seperti itu merupakan warisan leluhur yang masih dijaga dan dipertahankan. Selain protokol kesehatan, ritual ini sebagai upaya untuk mencegah Covid-19.

Baca juga: Polsek Alak Gagalkan Pengiriman Tenaga Kerja Ilegal NTT Ke Papua

"Dari awal kita selalu mematuhi peraturan pemerintah dengan cara pakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak. Kita juga lakukan ritual adat sesuai adat dan kepercayaan kita agar bisa mengusir Covid-19," jelas Tomas.

Kepala Dusun Woeutu, Marten Buti (30) mengatakan, tujuan digelar ritual adat untuk meminta perlindungan dari Tuhan dan leluhur agar warga terhindar dari bahaya Covid-19.

Baca juga: Dua ASN Ende Positif Rapid Antigen Meninggal Dunia, dr. Aries : Jangan Anggap Enteng Batuk Pilek

Ritual adat mengusir Covid-19 juga dihadiri anggota Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif RK 744/SYB. Komandan Satgas Pamtas Yonif Raider Khusus 744/SYB, Letkol (Inf) Alfat Denny Andrian mengatakan, ritual adat yang digelar warga Suku Kemak bertujuan meminta pertolongan Tuhan dan para leluhur agar mereka bisa terhindar dari wabah Covid-19.

Menurutnya, kehadiran Satgas Pamtas Yonif RK 744/SYB yang diwakili personel Pos Asulait itu merupakan wujud penghormati kepada adat istiadat warga setempat. Selain itu, ritual adat tersebut dilakukan di daerah perbatasan negara sehingga Satgas Pamtas yang memiliki tugas mengamankan wilayah termasuk keamanan bagi warga ikut hadir dalam ritual dimaksud.

Letkol Alfat mengatakan, ritual adat merupakan warisan leluhur, diikuti warga suku, baik laki-laki maupun perempuan. Setiap warga suku mengumpulkan uang koin, uang kertas, beras dan ayam untuk pelaksanaan acara adat. Semua barang-baran tersebut dibawa ke tempat ritual yang letaknya di hutan.

"Masing-masing rumah, warga suku mengumpulkan uang koin, uang kertas, beras dan ayam. Setelah itu dibawa ke tempat ritual yang ada di hutan. Beras dimasak di sana begitu juga ayam dibakar di sana. Daging ayam dibuat sesajian bagi leluhur. Melalui ritual tersebut harapannya virus Covid-19 akan jauh dari mereka," ujar Letkol Alfat. (jen)

Berita Terkini