Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas
POS KUPANG.COM| ATAMBUA----Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr. Gabriel Manek, SVD kewalahan tempat isolasi untuk menampung pasien yang masih berstatus reaktif rapid test antigen. Pasalnya, tempat rawat inap di ruang isolasi sudah penuh sehingga manajemen menutup sementara Instalsi Gawat Darurat (IGD).
Penutupan sementara ini sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi pembludakan pasien reaktif yang datang ke rumah sakit. Pihak manajemen sementara mempersiapkan satu ruangan lagi untuk menampung pasien reaktif rapid test. Daya tampung ruang rawat inap isolasi sebanyak 12 dan semuanya penuh.
Hal ini disampaikan Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD, dr.Batsheba Elena Corputty, MARS saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (7/1/2020). Menurut dr. Elena, dalam beberapaa hari terakhir, petugas kesehatan di bagian IGD melayani cukup banyak pasien yang reaktif rapid test antigen. Pasien yang datang ini, ada yang dirujuk dari rumah sakit swasta.
"Dalam beberapa hari, petugas medis di IGD melayani pasien yang rapid test antigen reaktif. Pasien ada yang dirujuk dari rumah sakit swasta", kata dr. Elena.
Lebih lanjut Elena mengungkapkan, pihak rumah sakit swasta tidak mengkomunikasi dengan manajemen RSUD Atambua saat merujuk pasien. Seharusnya dikomunikasikan agar manajemen bisa mempersiapkan
petugas medis termasuk persiapan penggunaan APD ditingkatkan.
Akibat tanpa komunikasi dan koordinasi, pasien reaktif rapid test antigen semakin banyak datang ke RSUD Atambua untuk dirawat sementara ruang isolasi rawat inap sudah penuh sehingga manajemen menutup sementara.
"Pasien reaktif rapid test antigen semakin banyak datang sementara ruang isolasi rawat inap sudah penuh sehingga kami batasi", jelas dr. Elena.
Menurut dr. Elena penutupan IGD hanya untuk pasien yang berkaitan dengan Covid-19 sedangkan pelayanan ibu hamil, ponex dan bayi tetap dilayani dengan melewati pintu samping.
Penutupan IGD ini hanya sementara satu dua hari ke depan dan setelah itu manajemen melakukan steril untuk dibuka kembali.
"Penutupan ini juga tidak lama mungkin dua tiga hari sudah buka. Setelah disteril kami akan buka seperti biasa lagi", ujarnya.
Menurut dr. Elena melihat perkembangan kasus Covid-19 terus meningkat, pihaknya akan mempersiapkan lagi satu ruangan isolasi rawat inap guna menampung pasien reaktif rapid tes antigen. Kata Elena, semestinya pasien yang masih gejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, rumah sakit melayani pasien yang benar-benar membutuhkan alat bantu pernapasan.
"Yang ringan bisa isolasi mandiri. Rumah sakit menangani pasien yang betul-betul membutuhkan alat bantu pernapasan", tutupnya. (jen).
BalasTeruskan
Baca juga: Klaim BPJS Kesehatan Cabang Ende, Operasi Sesar dan Cuci Darah Teratas Ini Datanya INFO