POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Warga desa yang berada di kaki gunung Ile Lewotolik, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur merasakan takut dan panik akibat dari letusan Gunung Ile Lewotolok dimana terjadi hujan batu. Hujan batu ini membuat warga menjadi takut dan panik
Untuk diketahui Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur mulai menunjukan peningkatan erupsi pada Minggu (29/11/2020) pagi sekira pukul 09.45 WITA. Erupsi ini sudah terjadi sejak Jumat (27/11). Namun kali ini aktifitas vulkanik meningkat.
Informasi dari instagram @kupang.now, video tersebut menampilkan adanya hujan batu sementara ada penjelasan hujan batu ni. "Aduh Tuhan e tolong e ini ni hujan batu ni. hujan batu ni. hujan batu ni mama, tolong-tolong. Info ini dari@obbytobi.
Kejadian tersebut di desa di kaki Gunung Ile Lewotolok mengalami hujan batu setelah gunung tersebut meletus, minggu (29/11/2020).
Unggahan ini mendapat tanggapan, doa minta pertolongan
@realldevyyyyyyy : Tuhan tolong
@ale_timur : @meteoeltari @pusdalopsprovntt tidak bisa prediksi ko. Harus masyarakat di sana sudah dievakuasi
@tahu_mati_sa : Lebih baik warga Desa yg ada di bawa kaki gunung segera mengungsi soalnya dia punya abu sangat tidak baik untuk kesehatan
Diberitakan sebelumnya hujan kelikir mulai turun di beberapa desa di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur satu di antaranya di Desa Bungamuda. Sementara itu hujan belerang sudah mulai dirasakan warga di Kota Lewoleba.
Sementara itu ribuan warga di dua kecamatan yakni Ile Ape dan Ile Ape timur kini mulai mengungsi ke Kota Lewoleba.
Gunung Ile Lewotolok Meletus (POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO)
Kepulan asap tebal di puncak gunung membubung tinggi ke langit. Sebagian besar warga Ile Ape mulai mengungsi ke Kota Lewoleba. Warta tampak panik dan meninggalkan kampung mereka masing-masing menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
Kami dengar ada ledakan pas keluar lihat asap sudah membubung tinggi. Saya panik dan langsung dengan sepeda motor ke Lewoleba. Sepeda motor saya sempat kehabisan bensin saya dorong. Beruntung ada yang kasih saya," kata Ursula Deran, warga Desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape.
Meski demikian, karena panik, Ursula meninggalkan anak-anaknya di Desa Watodiri. "Saya lagi cari anak-anak. Tadi saya panik sekali. Semoga mereka baik-baik saja, bapak-bapak tolong bantu kami," kata Ursula.
Banyak warga yang tampak panik. Beberapa di antaranya pingsan di depan RSUD Lewoleba. Sementara itu, pihak BPBD, Kepolisian dan TNI sudah tampak sudah bergerak ke dua kecamatan ini.
Informasi yang dihimpun BentaraNet, Gunung Api Ile Lewotolok terakhir kali erupsi 100 tahun lalu.
Terdengar bunyi gemuruh yang keras dari puncak Gunung Ile Lewotolok. Bunyi gemuruh ini terdengar jelas di Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Minggu (29/11/2020) pagi sekitar pukul 13.00 Wita.
Sandro Bala Wangak dari Kampung Jontona, Ile Ape Timur juga melaporkan bahwa bunyi gemuruh dari arah puncak Ile Lewotolok juga terdengar jelas di kampung-kampung di lereng Gunung Ile Lewotolok.
Petugas Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, menjelaskan kondisi gunung masih fluktuatif meski terpantau asap erupsi mulai berkurang.
Adanya gemuruh yang terdengar dari puncak Ile Lewotolok sendiri menandakan adanya aktivitas vulkanik di dalam kawah gunung Ile Lewotolok.]
Sementara, Pemkab Lembata sudah mulai mendirikan tenda darurat di lapangan Kantor Bupati Lembata yang lama guna menampung warga yang dievakuasi.
Warga mulai meninggalkan tempat tinggal mereka yang sudah dihujani abu vulkanik sejak pagi hingga siang hari tadi.
Sekitar 200 warga dari desa Lamawolo, Lamatokan dan Baolaliduli, Kecamatan Ile Ape Timur dievakuasi via jalur laut ke desa Tapolango, desa seberang di Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata pasca Gunung Ile Lewotolok meletus pada Minggu (29/11/2020) pagi. (Foto/Ricko Wawo)
Ini Yang Harus Disiapkan
Dikutip dari Kompas.com, Indonesia adalah negara dengan gunung api terbanyak. Sebagian gunung api di Indonesia aktif dan masih meletus.
Untuk itu, perlu ada kesiapsiagaan dalam mengantisipasi erupsi gunung api.
Dikutip dari situs BNPB, berikut hal-hal yang harus selalu disiapkan, terutama yang tinggal di dekat gunung api: Masker
Kacamata pelindung
Makanan siap saji
Lampu senter
Baterai cadangan
Uang tunai
Obat-obatan
Bahaya gunung api
Erupsi gunung api memiliki dua jenis bahaya berdasarkan waktu kejadian.
Ada bahaya primer dan bahaya sekunder.
Berikut penjelasannya:
Awan panas dengan suhu 300-700 derajat celsius yang mampu bergerak lebih dari 70 kilometer per jam
Aliran lava yang suhunya lebih dari 10.000 derajat celsius dan dapat merusak segala bentuk infrastruktur
Gas beracun yang tidak berwarna, berbau, dan mematikan jika terhirup.
Antara lain karbon dioksida, sulfur, fumarol, dan mofet
Lontaran material pijar ketika letusan magmatis berlangsung.
Suhunya mencapai 200 derajat celsius, diameter lebih ari 10 sentimeter dengan daya lontar ratusan kilometer
Hujan abu yang materialnya tampak halus dan bergerak sesuai arah angin
Lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang mempunyai danau kawah, terjadi bersamaan saat letusan.
Air bercampur material lepas gunung berapi mengalir dan bentuk banjir lahar. ( POS-KUPANG.COM/Ricardus Wawo)