Bulan DESEMBER Bulan Banyak Ular, Berikut 4 Tip Jika Bertemu Ular yang Harus Dilakukan

Editor: Bebet I Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bulan DESEMBER Bulan Banyak Ular, Berikut 4 Tip Jika Bertemu Ular yang Harus Dilakukan

POS-KUPANG.COM – Bulan Desember Bulan Banyak Ular, Berikut 4 Tip Jika Bertemu Ular yang Harus Dilakukan

Penemuan ular di sejumlah permukiman kembali terjadi ketika memasuki musim hujan seperti saat ini.

Salah satunya, ular yang dievakuasi oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelematan (DPKP) Kota Depok.

Dikutip dari Kompas.com, 17 November 2020, DPKP mengevakuasi dua ekor sanca dan 10 butir telurnya di Bojongsari, Depok.

Selain itu, ular kobra Jawa beserta 6 anak ular juga dievakuasi di wilayah Jatijajar Tepos.

Di media sosial dan berbagai grup Whatsapp menyebar informasi bahwa November-Desember merupakan periode ular bertelur dan menetas.

Baca juga: Arti Mimpi Digigit Ular, Dapat Jodoh? Benarkah Juga Pertanda Buruk? Simak Tafsir Lengkapnya

Baca juga: HATI HATI GUYS,Ini 5 Ular Kobra Paling Berbahaya, Dipatuk Seketika Tewas,di Sekitar Pemukiman Warga

Benarkah demikian?

Ahli herpetologi (reptil dan amfibi) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy membenarkan bahwa  November dan Desember adalah periode bagi ular-ular untuk menetas.

“Ini memang banyak ular. November-Desember adalah musim penetasan. Otomatis populasi anakan semakin lebih banyak dibanding hari biasa,” ujar Amir dihubungi Kompas.com, Selasa (24/11/2020).

Ia menjelaskan, periode penetasan pada bulan-bulan ini terjadi pada hampir semua jenis ular.

Masa inkubasi ular 3 bulan

Amir mengatakan, masa inkubasi telur ular sekitar 3 bulan. Oleh karena itu, ketika ditemukan telur ular yang menetas di suatu tempat, artinya induk ular tersebut telah meletakkan telur-telur tersebut sejak 3 bulan lalu.

“ Ular enggak ada parenteral care. Ayam kalau kita ganggu anaknya, kita dipatuk. Ular enggak seperti itu. Intinya induk enggak kenal anak, anak enggak kenal induk,” kata dia.

Ketika ular menetas, ia akan menyebar secara acak di dekat lokasi menetasnya karena anakan ular memiliki insting yang berbeda dengan ular dewasa.

Amir menyebutkan, untuk mencegah adanya ular-ular tersebut, warga disarankan rajin membersihkan rumah.

Misalnya, mengepel menggunakan pembersih lantai yang memiliki bau menyengat.

Ia juga mengingatkan agar jangan ada tumpukan-tumpukan di sekitar rumah seperti tumpukan genting. Tempat seperti ini sangat disukai ular.

“Sampah jangan ditinggal karena mengundang tikus yang merupakan makanan ular,” ujar Amir.

Di Indonesia, lanjut Amir, hidup sekitar 340 jenis ular. Di Pulau Jawa, ada sekitar 30-an jenis dari ratusan jenis yang ada.

Dari 30-an jenis itu, ada sekitar 10 jenis yang biasa ditemukan di sekitar kediaman manusia, dan 4-5 jenis merupakan ular berbisa. 

Jenis ular yang tak berbisa misalnya ular pemakan cicak, ular sawah atau ular kopi.

Adapun ular berbisa di antaranya ular kobra serta weling.

Memahami bisa ular

Jika menemukan ular berbisa, masyarakat harus waspada. Amir mengatakan, bisa ular masuk ke dalam tubuh dipengaruhi oleh sejumlah aspek, yaitu:

  • Kualitas
  • Kuantitas
  • Posisi menggigit

Ular menyalurkan fenom (bisa) kepada manusia dengan mengandalkan dua gigi taring yang ada di depan.

Ketika gigitan tidak tepat, yang terjadi adalah gigitan kering (dry bite). Gigitan ini tidak bisa membuat fenom masuk ke tubuh mangsa yang gigit.

“Jadi sangat tergantung mekanismenya saat menggigit. Taring maksimal enggak, kontraksi otot yang menekan kelenjar bisa maksimal enggak. Kalau enggak maksimal, enggak tersalurkan lewat gigi taring itu fenomnya,” ujar dia.

Yntuk mengetahui apakah fenom masuk ke dalam tubuh manusia atau tidak, bisa dilihat dari gejalanya.

Jika ular berbisa dan bisa masuk tubuh, maka kurang dari 30 menit  akan muncul sesak napas, penglihatan kabur, kesadaran berkurang hingga terjadinya kematian.

Oleh karena itu, perlu diketahui prosedur penanganan dalam kasus menangani gigitan ular, baik penanganan pertama dan penanganan medik.

Penanganan pertama adalah menentukan apakah fenom diperlambat atau dipercepat di dalam tubuh.

Sementara, penanganan medik berkaitan dengan gejala yang muncul.

“Kalau memperlihatkan gejala masuk di fase sistemik, dia butuh anti-bisa ular. Jadi tidak serta-merta langsung dikasih anti-bisa ular. Biasanya diobervasi dulu 24 jam. Kalau menunjukkan gejala, segera bisa dikasih anti-bisa ular," papar Amir.

Baca juga: Mbak You Ungkap Kecelakaan Mengerikan di November 2021, Tokoh Penting Ikut Tewas, Siapa Dia?

Baca juga: Selamat! BTS Masih Duduki Puncak Group KPop Terpopuler Bulan November 2020, ARMY Bangga Banget

Baca juga: 45 Tahun Timor Leste Diproklamasikan Lalu Lepas dari Indonesia, Pengangguran Masih Tinggi

Tips Jika Bertemu Ular

Kemunculan ular kobra di permukiman beberapa kali dilaporkan dan tak jarang menimbulkan keresahan.

Masyarakat yang tak berpengalaman menghadapi ular tentu akan merasa takut.

Penemuan ular yang terjadi di beberapa daerah, antara lain Jakarta Selatan dan Kota Depok, Jawa Barat, akhirnya ditangani oleh petugas pemadam kebakaran.

Ular yang ditemukan bervariasi, mulai dari anak ular yang baru menetas hingga yang berukuran lebih dari dua meter.

Bahkan, anakan ular kobra juga sudah berbisa sejak menetas dari telurnya.

"Iya, semua jenis ular berbisa tinggi itu ketika keluar dari telurnya sudah mempunyai bisa," tutur Ketua Taman Belajar Ular Indonesia Erwandi Supriadi atau akrab disapa Elang.

Anak dan induk kobra sama berbahayanya. Anak kobra tetap bisa menggigit dan menyemburkan bisanya jika merasa terancam.

Ular yang kecil ini relatif agresif dan lebih susah ditangkap.

"Luka gigitannya sama, tapi gigitannya (anakan kobra) bisa dua sampai tiga kali. Karena kalau kecil kan labil, megangnya pun susah kalau kecil. Jadi harus ekstra hati-hati," ujar Elang.

Berikut tips yang bisa diperhatikan jika Anda bertemu ular kobra.

1. Diam dan tak banyak bergerak

Jika bertemu ular kobra, usahakan untuk diam dan tak banyak bergerak.

Kobra atau ular berbisa secara umum akan menyemburkan bisa ketika terancam.

Setakut apapun dengan ular, upayakan tetap diam dan jangan lakukan gerakan kaki sama sekali.

Namun, diam bukan berarti tidak meminta pertolongan.

Elang menjelaskan, seseorang yang bertemu dengan ular dapat berteriak meminta bantuan.

2. Perhatikan dan amati ular

Biasanya ular pergi ke sudut dan pojok lemari atau barang bekas dan di bawah lemari.

Saat melihat atau bertemu ular, observasi sekeliling kita.

Hal ini dilakukan agar lebih aman dan mengetahui tempat yang aman untuk menyelamatkan diri.

"Melihat sekeliling. Nanti kalau misalkan lari atau menghindar, tahu tempat yang aman," kata Elang.

3. Hubungi orang profesional

Setelah diamati dan diperhatikan secara terus-menerus lalu hubungi orang yang bisa menangani ular tersebut. Tapi ingat, jangan sampai dibunuh.

4. Gunakan sapu dan pengki

Untuk ukuran anak ular kobra, bisa menggunakan sapu untuk menekan ularnya dan pengki sebagai wadah untuk memindahkan ular tersebut.

Untuk proses ini harap dilakukan dengan hati-hati-hati dan tenang.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "November-Desember Bulan Banyak Ular, Perhatikan Beberapa Hal Ini!", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/28/090300165/november-desember-bulan-banyak-ular-perhatikan-beberapa-hal-ini-?page=all#page2

Berita Terkini