Pulang sekolah guru honorer di Sikka masuk kebun dan tanam cabai, simak ceritanya
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Di masa pandemi Covid-19 yang mempengaruhi seluruh sektor baik itu dari segi kesehatan, pendidikan dan perekonomian membuat semua orang mencari cara agar tetap bertahan hidup di masa pandemi ini. Tanpa terkecuali seorang guru honorer di Sikka.
Frit begitu namanya disapa. Frit merupakan seorang Guru Honorer di SMP Negeri 3 Nara, Kecamatan Nelle, Sikka gaji honor yang diterimanya tak seberapa, harus memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
• Polisi Masih Usut Oknum Pelaku Pelemparan Mobil Rombongan Paket SBS-WT
Ia menyempatkan waktu mengajarnya untuk mengusahakan budidaya tanaman hortikultura disaat Pemerintah memberlakukan pembelajaran sekolah dari rumah akibat covid-19.
Dengan berbekalkan tekad dan semangat, Frid mengusahakan lahannya seluas 0,5 ha untuk menanam cabe yakni cabe rawit, cabe keriting dan cabe besar.
• Bunda PAUD Matim Ny Theresia Wisang Dikukuhkan
Dalam budidaya cabe ini, pak guru muda Frit selalu berkonsultasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Koting yang didamping oleh Penyuluh Pertanian Desa Koting B yakni Pak Frans Adritrianto, SP.
Pak Frid ini orangnya sangat kreatif, selain budidaya tanaman cabe, beliau ini juga sebelumnya mengusahakan tanaman pekarangan rumah seperti tanaman sayuran dengan sistim vertikultur dan hidroponik, namun beliau melihat bahwa dengan mengusahakan horti dalam skala luas keuntungan lebih maksimal dan menjanjikan, begitu kata pak Yanto.
Pada Kamis (8/10/2020) siang saat ditemui POS-KUPANG.COM di Koting, pak guru muda ini bersama dengan beberapa orang petani melakukan kegiatan panen perdana tanaman cabe yang ditanam 3 bulan yang lalu.
Hasil yang diperoleh cukup memuaskan dan dapat menambah penghasilan disamping sebagai guru honorer.
Menurutnya, usaha budidaya tanaman ini, selain sebagai usahatani samping, metode ini dapat pula digunakan sebagai pembelajaran muatan lokal bagi anak-anak murid di sekolah, anak-anak didik guna diperkenalkan dengan dunia tanaman, agar ke depannya mereka dekat mengenal tanaman dan sebagai bekal untuk usaha di masa-masa yang akan datang.
"Karena dijaman sekarang ini, orang-orang muda yang masuk ke kebun sangat minim sekali, bahkan dapat dibilang tidak ada sama sekali. Orang-orang muda menganggap pekerjaan bertani ini kotor ngetrend," kata Pak Guru Frit. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)