Salam Pos Kupang

Mendulang Wisata Super Prioritas

Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ngobrol Asyik Pos Kupang bersama Bupati Lembata Yance Sunur melalui aplikasi zoom, Senin (24/8/2020) sore.

POS-KUPANG.COM - MENARIK apa yang disampaikan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur saat Talkshow dengan Pos Kupang soal Strategi Recovery Ekonomi Lembata Saat Pandemi Covid-19. Satu di antara sektor yang jadi pusat perhatian Pemkab Lembata adalah menghidupkan kembali pariwisata.

Bupati Yance Sunur sampai mendorong dan mengarahkan Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes) untuk konsern di sektor pariwisata. Mengingat banyak desa yang memiliki objek wisata yang bisa dijual. Tinggal bagaimana mengemasnya dengan baik. Belakangan ini, desa wisata menjelma di sejumlah daerah.

Apa yang dilakukan Bupati Sunur ini, memberdayakan masyarakat desa sejatinya sejalan dengan langkah Pemprov NTT yang sedang getol-getolnya menata destinasi wisata unggulan berbasis komunitas. Bahwa, masyarakat setempat harus merasakan langsung dampak sektor pariwisata daerahnya masing-masing.

Menteri Edhy Kagum Perikanan NTT

Bukan hanya menjadi penonton. Seperti tujuannya, pariwisata harus memunculkan muliflier effect. Semua yang berada dalam siklus ekosistem pariwisata, harus merasakan nikamatnya "kue" sektor kreatif ini.

Meminjam istilah Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, langkah ini akan dimulai dengan membangun infrastruktur penunjang. Antara lain home stay, cottage, dan restoran.

Peluang untuk memaksimalkan potensi wisata Lembata, sesungguhnya terbuka lebar. Apalagi Pemprov NTT juga memasukkan Lamalera menjadi satu dari 7 destinasi wisata baru berbasis komunitas tersebut.

NEWS ANALISIS Yohanes Jimmy Nami Dosen Ilmu Politik Fisip Undana: Kerja Ekstra

Destinasi wisata lainnya adalah Pantai Liman di Pulau Semau (Kabupaten Kupang), Desa Wolwal di Kabupaten Alor, Koanara di Kabupaten Ende dan wisata alam dan budaya Fatumnasi Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Ada juga wisata Kampung Adat Praimadita di Kabupaten Sumba Timur, Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao. Bahkan secara khusus Presiden Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores Shana Fatina menyebut Kampung Lamalera amat potensial jadi objek wisata edukasi dan riset.

Sekarang tinggal bagaimana membangun komunikasi yang baik, untuk mensinergikan program yang disusun Lembata. Hanya dengan program sejalan dan beriringan yang bisa menggesa pertumbuhan dan pengembangan pariwisata Lembata dengan baik.

Tentu tidak semata berbasis komunitas, namun pariwisata juga sejatinya berkelanjutan. Melahirkan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan dan ekonomi. Akomodasi, transportasi, hiburan, rekreasi, makanan, dan belanja.

Lembata harus mengambil kesempatan memaksimalkan opsi Lamalera menjadi destinasi wisata super prioritas. Konektivitas Lamalera dengan objek wisata unggulan lainnya di Lembata harus dikemas dengan baik.

Seperti halnya Labuan Bajo, perhatian pemerintah tentu akan tercurah untuk membangun infrastuktur di sekitarnya.

Tentu pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendirian. Seluruh stakeholder harus terlibat aktif. Tidak bisa juga serta merta. Ini investasi jangka panjang. Termasuk event agenda wisata yang massif dan konsisten setiap tahun. Membangun wisata Lembata harus menjadi kebutuhan bersama. Sebab tujuannya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat agar lebih sejahtera.*

Berita Terkini