Pilkada Serentak 2020

Jimly Ingatkan Anak & Menantu Jokowi,Singgung Amanat Reformasi: Secara Etik Tidak Pantas,Tidak Tepat

Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto serahkan SK kepada Gibran

Jimly Ingatkan Anak & Menantu Jokowi,Singgung Amanat Reformasi: Secara Etik Tidak Pantas,Tidak Tepat

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Keikutsertaan anak dan menantu Jokowi, Gibran Rakabumin dan Bobby Nasution pada Pilkada Serentak 2020 mencuri perhatian publik.

Berbagai tanggapan muncul, ada yang mendukung, ada mengkritik. Mereka  yang mengkritik menilai, keiktusertaan Anak dan menantu Jokowi di Pilkada Serentak 2020 merupakan upaya Jokowi untuk mempertahankan politik dinasti.

Kondisi ini memaksa Anggota DPD RI Provinsi DKI Jakarta Jimly Asshiddiqie ikut buka suara.

Jimly menilai tidak ada peraturan perundang-undangan yang dilanggar dari majunya anak dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, yang mencalonkan diri dalam Pilkada 2020.

Diminta Cari Penantang Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo, PSI Ditawari Uang Tunai Rp 1 Miliar

Namun ia mengingatkan anak dan menantu Jokowi soal amanat Reformasi yang begitu keras menolak KKN.

"Apakah mencalonkan anak mendukung anak nyalon itu melanggar hukum? Ya, nggak ada hukum yang dilanggar. Jadi boleh, kalau itu rule of law," ujar Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) 2003-2008 itu dalam Webinar Refleksi dan Proyeksi 75 Tahun Indonesia: Berpolitik, Bernegara, Berkonstitusi, yang disiarkan langsung di Channel Youtube Para Syndicate, Minggu (23/8/2020) malam.

Namun dari sisi etika, kata Jimly Asshiddiqie, hal itu tidak pantas atau tidak tepat dilakukan di saat Jokowi masih menjabat sebagai presiden.

Kim Yoo Jong, Adik Pemimpin KORUT, Akan Memimpin Korea Utara Pasca Kim Jong Un Koma Berbulan-bulan

"Tapi kalau rule of ethics, itu tidak pantas, tidak tepat," jelasnya.

Jimly Asshiddiqie pun mengingatkan kembali amanat reformasi yang sangat dikenal dengan anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

"Kalau sekarang orang sudah lupa anti kolusi dan nepostisme. Sekarang sudah merajalela lagi."

"Orang sekarang hanya bicara korupsi, korupsi dan korupsi. Sampai capai kita mendengarnya. Tapi anti-kolusi, nepotisme itu amanat reformasi. Semua orang sudah lupa," paparnya.

Hal ini menurut dia, contohnya terlihat dalam ketidakmampuan Presiden Jokowi untuk menolak keinginan anak dan menantunya maju dalam pilkada 2020

"Termasuk ketidakmampuan presiden dalam menolak spoiling spirit, spoiling culture dari sekitarnya. Sehingga anak dan menantunya nyalon," ucapnya.

"Jadi (soal majunya anak dan menantu presiden-red), ini masalah etika," jelasnya.

Bobby Afif Nasution resmi mendapatkan rekomendasi dari PDI Perjuangan untuk maju pada Pilkada Medan. Bobby berpasangan dengan Aulia Rahman.

Rekomendasi itu diumumkan oleh Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan disaksikan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Selasa (11/8/2020).

Sebelumnya, pada Jumat (17/7/2020), PDI-P mengumumkan pemberian rekomendasi kepada Gibran Rakabuming Raka untuk maju pada Pilkada Solo. Gibran dipasangkan dengan Teguh Prakosa.

Gibran merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo, sedangkan Bobby adalah menantu Presiden.

Alasan partai usung Gibran dan Bobby

Isu tentang dinasti politik pun mengemuka seiring dengan majunya sejumlah kerabat dekat pejabat di panggung Pilkada 2020.

Catatan Litbang Kompas, selain Gibran dan Bobby, PDI-P juga memberikan rekomendasi kepada Hanindhito Himawan Pramono. Hanindhito mendapatkan tiket untuk maju sebagai calon bupati Kediri.

Kemudian, ada nama Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) yang merupakan keponakan Ketua Umum Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Sara bakal maju sebagai calon wakil wali kota Tangerang Selatan, diusung Gerindra dan PDI-P.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, keputusan partai mengusung Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa pada Pilkada Solo dipertimbangkan secara masak.

Hasto mengatakan, keduanya merupakan pasangan yang cocok dan dinilai dapat bekerja dengan baik.

Selain itu, Gibran-Teguh juga akan mengikuti sekolah partai sama seperti pasangan calon kepala daerah lainnya.

"Pendamping Mas Gibran namanya Teguh Prakoso, itu kan kokoh, Prakoso itu kuat. Keduanya saling memperkuat untuk kepentingan rakyat," kata Hasto, Jumat (17/7/2020).

"Jadi, sudah diputuskan melalui pertimbangan yang cukup lama Mas Gibran dan Teguh Prakosa," tuturnya.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyerahkan surat rekomendasi kepada Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa untuk Pilkada Solo, di kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli Murni, Jakarta, Rabu (12/8/2020). (istimewa)

Sementara itu, Bobby dinilai telah mempersiapkan diri dengan baik dan belajar sungguh-sungguh untuk menjadi seorang kepala daerah.

Menurut Hasto, Bobby aktif mengikuti diskusi-diskusi yang disampaikan oleh kepala-kepala daerah dari PDI-P.

"Mas Bobby pernah belajar secara khusus ke Banyuwangi untuk mempelajari dan studi banding bagaimana kepemimpinan dari Bapak Abdullah Azwar Annas," kata Hasto, Selasa (11/8/2020).

Kemudian, Aulia Rahman dinilai merupakan sosok muda yang berpengalaman. Aulia adalah kader Partai Gerindra dan anggota DPRD Kota Medan.

"Aulia Rahman adalah sosok muda, punya pengalaman sebagai anggota DPRD di Kota Medan sehingga juga sangat memahami bagaimana kehendak dan aspirasi masyarakat Kota Medan," ucap Hasto.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anak dan Menantu Presiden Maju di Pilkada, Jimly Ingatkan Amanat Reformasi Anti-KKN, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/08/24/anak-dan-menantu-presiden-maju-di-pilkada-jimly-ingatkan-amanat-reformasi-anti-kkn?page=all.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi

Berita Terkini