Nonton Film Dewasa,Napsu Wanita ini Tak Terkontrol, Ketagihan Hubungan Badan,Tobat saat ke Indonesia

Garza seorang penulis berusia 37 tahun mengaku telah terobsesi dengan pornografi selama bertahun-tahun. Getting off adalah sebuah tulisan memoar kehi

Editor: Alfred Dama
DailyMail.co.uk
Erica Garza menuliskan semua kesaksian penderitaannya di buku berjudul Gitting Off. 

Nonton Film dewasa,Napsu Wanita ini Tak Terkontrol, Ketagihan Hubungan Badan,Tobat saat ke Indonesia

POS KUPANG.COM -- Kebiasaan menonton film dewasa bisa menyebabkan imajinasi seseorang bisa tak terkontrol hingga nekat melakukan peruatan asisila

Tak heran bila banyak negara melarang perbuatan yang bersifat dewasagrafi apalagi memproduksi film dewasa yang beradegan fulgar

Namun bagaimana dengan mereka yang sudah ketagihan menyaksikan adegan intim di layar kaca

Selama dua dekade, Erica Garza menjadi seorang yang sangat kecanduan dewasa dan seks.

Penulis berusia 37 tahun tersebut melakukannya untuk mengalihkan perhatian dari perasaan malu dan benci pada dirinya sendiri.

Sekali waktu, dia mulai fokus pada yoga , terapi, dan bahkan pergi ke retret di Bali.

Sebuah langkah yang mengubah hidupnya selamanya seperti dikisahkan berikut ini.

Baca juga: Pangku Balita Saat Nonton Video Asusila, Mahasiswa di Kupang Tak Bisa Kontrol Diri, Ini yang Terjadi

Garza seorang penulis berusia 37 tahun mengaku telah terobsesi dengan dewasagrafi selama bertahun-tahun.

Getting off adalah sebuah tulisan memoar kehidupan Garza yang kecanduan seks dan dewasagrafi selama dua dekade yang dimulai sejak masa remajanya.

Dia menggambarkan bagaimana peralihan hidupnya dari seorang siswa di sekolah Katolik menjadi seorang dewasa yang bergaul dengan apa saja yang berhubungan dengan dunia seks

Dia mengaku merasakan percampuran antara rasa malu dan kegembiraan seksual yang rumit sejak berusia 12 tahun.

Hal itu menjadikan hidupnya lebih gelap sekaligus menimbulkan malapetaka.

Baca juga: Ternyata Bocah Kelas Empat SD di Ngada yang Lakukan Pencabulan Gegera Film Dewasa

Kebiasaan tak senonoh tersebut dimulai saat ia menyesuaikan diri di sekolah menengah pinggiran kota Los Montebello, Los Angeles.

Dia harus memakai penopang punggung karena menderita skoliosis dan hal itu membuat penampilannya diejek.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved