Tahun Baru Islam 1 Muharram, Pesan Ustadz Abdul Somad, Doa Awal & Akhir Tahun Lengkap Amalan Lain
POS-KUPANG.COM - Khazanah Islam kali ini menyuguhkan tentang Tahun Baru Islam yang insha Allah bakal jatuh pada tanggal 19-20 Agustus 2020 mendatang.
Kapan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriyah?
Merujuk pada kalender Nasional, Tahun Baru Islam 1 Muharram jatuh pada Kamis, 20 Agustus 2020.
Pergantian tahun ini sangat berarti bagi umat Islam, karena ada Sunnah Rasul membaca doa di akhir dan di awal tahun baru Islam.
Berikut bacaan doa akhir dan awal tahun selengkapnya.
• Ledakan Beirut Mirip Bom Nuklir Lebih Dasyat Bom Hiroshima, Presiden AS Sebut Serangan BOM
• Waktu Salat Tahajud Beserta Doa dan Tata Caranya, Simak Ini
• Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Tentang Sholat Tahajud! Niat, Tata Cara dan Doa Setelah Sholat Tahajud
Bacaan Doa Akhir Tahun
Doa dibaca pada akhir tahun.
وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلٰنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هٰذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلٰى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلٰى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّيْ اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ بِا الثَّوَابَ فَأَسْأَلُكَ اَللّٰهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّيْ وَلاَ تَقْطَعْ رَجَاىِٔيْ مِنْكَ يَاكَرِيْمُ .وَصَلَى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya:
"Dan semoga rahmat dan salam terlimpahkan kepada junjungan kami dan tuan kami yaitu Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, laranglah apapun dari-Mu yang telah kulakukan pada tahun ini, sedang aku tidak bertaubat darinya, dan Engkau tidak meridhainya, tidak melupakannya dan Engkau bersikap penyantun kepadaku padahal engkau berkuasa untuk menghukumku, dan Engkau telah menyeruku untuk bertaubat sesudah aku berani berbuat durhaka kepada -Mu, maka sesungguhnya sekarang aku memohon ampun kepada Engkau, ampunilah aku. Dan hal-hal apapun yang Engkau ridhai yang telah kulakukan pada tahun ini, dan telah Engkau janjikan pahalanya kepadaku, maka aku memohon kepada Engkau, Ya Allah, wahai yang Mahamulia, wahai yang memiliki kebesaran dan kemuliaan, sudilah Engkau menerimanya, dan janganlah Engkau putuskan harapanku kepada-Mu wahai Yang Mahamulia. Dan semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam-Nya kepada junjungan kami Nabi Muhammad Saw juga pada keluarga dan para sahabatnya."
Sementara itu, doa awal tahun dibaca pada 1 Muharram sebagai berikut.
Bacaan Doa Awal Tahun
وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلٰنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .اَللّٰهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلٰى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَاَوْلِيَائِهِ وَجُنُوْدِهِ وَالْعَوْنَ عَلٰى هٰذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفٰى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .وَصَلَى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya:
"Dan semoga rahmat dan salam terlimpahkan kepada junjungan kami dan tuan kami yaitu Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, Engkau yang Maha kekal. Maha terdahulu lagi Maha awal, dan berkat kemurahan-Mu yang besar serta karunia-Mu yang menjadi sumber (semuanya terjadi). Dan kini tahun baru telah tiba, pada tahun ini kami memohon kepada-Mu agar terpelihara dari godaan setan, para pendukungnya dan bala tentaranya, dan kami memohon agar terpelihara dari hawa nafsu kami yang selalu memerintahkan berbuat keburukan. Dan kami memohon semoga Engkau menjadikan diri kami disibukkan dengan hal-hal yang mendekatkan diri kami kepada Engkau dengan sedekat-dekatnya, wahai Tuhan yang memiliki kesabaran dan kemuliaan, wahai Tuhan yang maha Penyayang diantara para penyayang. Dan semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kami, tuan kami Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya."
Doa awal tahun di atas dianjurkan untuk dibaca sebanyak tiga kali setelah salat Maghrib pada malam tanggal satu bulan Muharram.
Barang siapa yang membacanya, maka setan berkata, "Anak Adam ini telah beriman dan terbebas dari genggaman kekuasaanku, sedang umurnya hanya tinggal tahun ini. Allah telah menugaskan dua malaikat guna memelihara dirinya dari bisikan setan."
Mengenal Tahun Baru Islam
Tahun Baru Islam merupakan suatu hari yang penting bagi umat Islam karena menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam yaitu memperingati penghijrahan Nabi Muhammad SAW dari Kota Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharam tahun baru bagi Kalender Hijriyah.
Namun, Tahun Hijriyah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah itu diambil sebagai awal perhitungan bagi Kalender Hijriyah.
Kalender Hijriyah secara resmi belum dimulai ketika zaman Rasulullah S.A.W.
Kalender ini hanya dimulai pada zaman Khalifah Ar-Rasyidin kedua yaitu Umar al-Faruq R.A.
Ada beberapa saran dari para sahabat untuk penetapan tanggal bagi Madinah ketika itu.
Ada yang mengusulkan tahun Islam dimulai ketika kelahiran Nabi Muhammad saw..
Ada yang mengusulkan awal tanggal Islam ditetapkan pada hari Rasulullah diangkat sebagai nabi dan rasul tetapi pandangan yang menyarankan awal tanggal Islam pada tanggal hijrah Nabi saw.
Penetapan ini adalah untuk mengenangkan betapa pentingnya tanggal hijrah yang menjadi perubahan paradigma dalam sejarah agama Islam.
Yang mana pertama kali dalam sejarah Islam seorang nabi dan rasul membentuk pemerintah dengan segala kesulitan dan berhasil membuat hubungan diplomatik dengan beberapa negara.
Serta menyampaikan dakwah Islam secara global sehingga Islam tersebar ke merata dunia.
Korespondensi Gregorian
Sejak tahun lunar Islam adalah sebelas atau dua belas hari lebih pendek dari tahun Gregorian solar, otomatis Tahun Baru Islam tidak tiba pada hari yang sama dari kalender Gregorian setiap tahun.
• Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Puasa Qadha Bulan Ramadhan, Lengkap!
• Ini Bacaan Niat Sholat Duha Bahasa Arab, Latin dan Indonesia Serta Doa Setelah Solat Dhuha
Daftar Tanggal Penting Kalender Islam Tahun 2020 M
Tanggal Hijriyah | Hari | ||
---|---|---|---|
Puasa Ayyamul Bidh Jumadil-Ula 1441 H | 13 - 15 Jumadil-Ula 1441 H | 09 - 11 Januari 2020 | Kamis - Sabtu |
Awal Bulan Jumadil-Akhirah 1441 H | 1 Jumadil-Akhirah 1441 H | 26 Januari 2020 | Ahad |
Puasa Ayyamul Bidh Jumadil-Akhirah 1441 H | 13 - 15 Jumadil-Akhirah 1441 H | 07 - 09 Pebruari 2020 | Jum'at - Ahad |
Awal Bulan Rajab (Bulan Mulia) 1441 H | 1 Rajab 1441 H | 25 Pebruari 2020 | Selasa |
Puasa Ayyamul Bidh Rajab 1441 H | 13 - 15 Rajab 1441 H | 08 - 10 Maret 2020 | Ahad - Selasa |
Isra' Mi'raj 1441 H | 27 Rajab 1441 H | 22 Maret 2020 | Ahad |
Awal Bulan Sya'ban 1441 H | 1 Sya'ban 1441 H | 26 Maret 2020 | Kamis |
Puasa Ayyamul Bidh Sya'ban 1441 H | 13 - 15 Sya'ban 1441 H | 07 - 09 April 2020 | Selasa - Kamis |
Nishfu Sya'ban 1441 H | 15 Sya'ban 1441 H | 09 April 2020 | Kamis |
Awal Bulan Ramadan 1441 H | 1 Ramadan 1441 H | 24 April 2020 | Jum'at |
Hari Pertama Puasa Ramadan 1441 H | 1 Ramadan 1441 H | 24 April 2020 | Jum'at |
Nuzulul Qur'an 1441 H | 17 Ramadan 1441 H | 10 Mei 2020 | Ahad |
10 Hari Terakhir Ramadan 1441 H | 21 - 30 Ramadan 1441 H | 14 - 23 Mei 2020 | Kamis - Sabtu |
Awal Bulan Syawal 1441 H | 1 Syawal 1441 H | 24 Mei 2020 | Ahad |
Hari Raya Idul Fitri 1441 H | 1 Syawal 1441 H | 24 Mei 2020 | Ahad |
Puasa Ayyamul Bidh Syawal 1441 H | 13 - 15 Syawal 1441 H | 05 - 07 Juni 2020 | Jum'at - Ahad |
Awal Bulan Dzulqaidah (Bulan Mulia) 1441 H | 1 Dzulqaidah 1441 H | 22 Juni 2020 | Senin |
Puasa Ayyamul Bidh Dzulqaidah 1441 H | 13 - 15 Dzulqaidah 1441 H | 04 - 06 Juli 2020 | Sabtu - Senin |
Awal Bulan Dzulhijah (Bulan Mulia) 1441 H | 1 Dzulhijah 1441 H | 22 Juli 2020 | Rabu |
10 Hari Awal Dzulhijah 1441 H | 1 - 10 Dzulhijah 1441 H | 22 - 31 Juli 2020 | Rabu - Jum'at |
Wuquf di 'Arafah (Puasa Arafah) 1441 H | 9 Dzulhijah 1441 H | 30 Juli 2020 | Kamis |
Hari Raya Idul Adha 1441 H | 10 Dzulhijah 1441 H | 31 Juli 2020 | Jum'at |
Hari Tasyriq 1441 H | 11 - 13 Dzulhijah 1441 H | 01 - 03 Agustus 2020 | Sabtu - Senin |
Puasa Ayyamul Bidh Dzulhijah 1441 H | 14 - 16 Dzulhijah 1441 H | 04 - 06 Agustus 2020 | Selasa - Kamis |
Awal Bulan Muharam (Bulan Mulia) 1442 H | 1 Muharam 1442 H | 20 Agustus 2020 | Kamis |
Tahun Baru Islam 1442 H | 1 Muharam 1442 H | 20 Agustus 2020 | Kamis |
Puasa Tasu’a 1442 H | 9 Muharam 1442 H | 28 Agustus 2020 | Jum'at |
Puasa 'Asyura 1442 H | 10 Muharam 1442 H | 29 Agustus 2020 | Sabtu |
Puasa Ayyamul Bidh Muharam 1442 H | 13 - 15 Muharam 1442 H | 01 - 03 September 2020 | Selasa - Kamis |
Awal Bulan Shafar 1442 H | 1 Shafar 1442 H | 18 September 2020 | Jum'at |
Puasa Ayyamul Bidh Shafar 1442 H | 13 - 15 Shafar 1442 H | 30 September - 02 Oktober 2020 | Rabu - Jum'at |
Awal Bulan Rabi'ul-Awal 1442 H | 1 Rabi'ul-Awal 1442 H | 18 Oktober 2020 | Ahad |
Maulid Nabi saw. 1442 H | 12 Rabi'ul-Awal 1442 H | 29 Oktober 2020 | Kamis |
Puasa Ayyamul Bidh Rabi'ul-Awal 1442 H | 13 - 15 Rabi'ul-Awal 1442 H | 30 Oktober - 01 November 2020 | Jum'at - Ahad |
Awal Bulan Rabi'ul-Akhir 1442 H | 1 Rabi'ul-Akhir 1442 H | 16 November 2020 | Senin |
Puasa Ayyamul Bidh Rabi'ul-Akhir 1442 H | 13 - 15 Rabi'ul-Akhir 1442 H | 28 - 30 November 2020 | Sabtu - Senin |
Awal Bulan Jumadil-Ula 1442 H | 1 Jumadil-Ula 1442 H | 16 Desember 2020 | Rabu |
Puasa Ayyamul Bidh Jumadil-Ula 1442 H | 13 - 15 Jumadil-Ula 1442 H | 28 - 30 Desember 2020 | Senin - Rabu |
Untuk menyambut tahun baru Hijriyah atau bulan Muharram, berikut ini amalan-amalan yang dapat dilakukan mengutip dari berbagai sumber:
1. Puasa
Puasa di bulan Muharram disebutkan menjadi puasa terbaik setelah Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi SAW bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ الله الْمُحَرَّمِ
“Sebaik-baik puasa/shaum setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa di bulan ini terumaya saat hari 'Asyura (10 Muharram).
Meski dianjurkan berpuasa satu bulan penuh, umat Islam tidak boleh berpuasa di seluruh hari bulan Muharram.
Rasulullah tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan.
Puasa yang paling utama dilakukan adalah puasa 'Asyura di tanggal 10 Muharram.
Puasa ini dapat mengapus dosa satu tahun yang lalu.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ. قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan puasa Arafah. Beliau menjawab, “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab,” Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Puasa Tasu'a
Puasa Tasu'a merupakan puasa sebelum hari 10 Muharram atau yang dilaksanakan pada 9 Muharram.
Dalam riwayat dijelaskan di akhir hayatnya Rasulullah pernah berkeinginan jika ia masih hidup di tahun depan maka ia akan berpuasa pada 9 dan 10 Muharrram.
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – يَقُولُ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ, قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: (( فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ.)) قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.”
Puasa Asyura
Puasa Asyura merupakan puasa yang dilaksanakan pada 10 Muharram.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((…وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ.))
“… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” HR Muslim no. 1162/2746.
Puasa Asyura ini menjadi puasa yang paling dikenal masyarakat.
Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:
(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)
“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”
Selain puasa pada 9 dan 10 Muharram, ada pula ulama yang berpendapat adanya puasa sesudah 10 Muharram yakni pada 11 Muharram.
Di antara dalil yang menyatakan ini terdapat dalam hadis Ibnu Abbas.
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyura’ dan selisihilah orang-orang Yahudi. Berpuasalah sebelumnya atau berpuasalah setelahnya satu hari." HR Ahmad no. 2153.
Kendati begitu, Syaikh Syu’aib dan Syaikh Al-Albani menghukumi hadits ini lemah.
Namun tentu saja bukan berarti berpuasa di 11 Muharram terlarang.
Puasa ini masih bisa dikerjakan karena termasuk pada bulan Muharram.
2. Memperbanyak amal shalih
Menjadi bulan Allah, tentu saja banyak kemuliaan dan nilai-nilai yang tersimpan di bulan Muharram.
Allah SWT akan melipatgandakan dosa kemaksiatan dan melipatgandakan pahala amal shalih.
Amalan shalih yang dapat dilakukan dapat berubah amalan wajib maupun sunnah.
Mengutip dari dakwah.id, seorang ulama ahli tafsir Qatadah rahimahullah menjelaskan, amal shalih memiliki pahala besar apabila dikerjaan di bulan haram sebagaiman kezaliman di bulan haram lebih besar dosanya dibanding di bulan lain.
3. Bertaubat
Taubat merupakan kembali kepada Allah serta meninggalkan yang Dia benci dan melakukan yang Dia Senang secara lahir dan batin.
Sebagai seorang muslim yang baik, saat terjatuh dalam dosa hendaknya segera melakukan taubat dan tidak menunda.
4. Bersedekah
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak sedekah terutama di bulan-bulan mulia seperti bulan Muharram.
Bersedekah hendaknya bisa ditingkatkan di bulan yang muliah ini.
5. Shalat berjamaah
Mengutip dari riyadhulquran, di bulan mulia ini, dianjurkan untuk melakukan shalat fardhu berjamaah di masjid.
Bulan Muharram menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkannya.
Apabila sudah terbiasa di shaf pertama, usahakan mendapat takbiratul ikhram, begitupun seterusnya agar meningkat.
• Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW agar Rezeki Lancar & Dijauhkan dari Penyakit,Manfaatnya Luar Biasa
Pesan Ustadz Abdul Somad
1 Muharram! Ini Amalan Bulan Muharram, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Hukum Rayakan Tahun Baru Islam
ya Ustadz Abdul Somad menjelaskan, saat ini banyak orang yang terjebak dalam label atau penamaan.
"Orang sekarang terjebak pada label atau nama. Peringatan 1 Muharram tidak boleh, bid'ah, dolalah, neraka. Buang kata peringatan itu. Buat apa? Ngaji Muharram, ngaji, hijrah," kata Ustadz Abdul Somad.
"Peringatan Maulid Nabi tak boleh, bid'ah. Oke. Kita lihat baligo besar, tulisannya 'ngaji siroh sejarah nabi'. Isinya itu-itu juga. isinya baca quran, kata sambutan, pengajian, tanya jawab, selesai," ujarnya.
Menurut Ustadz Abdul Somad, hendaknya orang-orang tidak terjebak pada nama, sperti yang selama ini banyak terjadi.
"Maulid Nabi, Isra Mi'raj, Nuzulul Quran, Tahun Baru Hijriah, halal bihalal, tak usah terjebak pada nama. Buang kata peringatan, ganti ngaji," ujarnya.
"Ngaji hijriyah, ngaji lahir nabi, ngaji Isra Mi'raj, ngaji Nuzulul Quran," kata Ustadz Abdul Somad yang akrab disapa UAS itu.
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa munculnya tahun Hijriah ketika masa Khalifah Umar.
Menurutnya, saat itu Umar dan bermusyawarah untuk menentukan kapan Tahun Baru Hijriah akan dimulai.
Berbagai pendapat muncul dan akhirnya disepakati bahwa Tahun baru Hijriyah dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
Editor: Bebet I Hidayat
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dan tribunpontianak.co.id