Hari Anak Nasional

Yafron, Ivon Dan Ayu Curhat ke Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Presiden Jokowi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virtual TalkshoW tentang Tantangan Kehidupan Normal Baru Anak NTT di Situasi Pendemi Covid-19 diselenggarakan Wahana Visi Indonesia atau WVI NTT bersama Harian Pos Kupang, Kamis (23/7/2020) siang.

POSKUPANG.COM - Tiga anak NTT yakni Yefron asal Manggarai Timur,  Ivon dari Ende dan Ayu dari Kupang Curhat atau mengadu ke Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Presiden Jokowi.

Mereka mengadukan soal apa yang mereka alami dalam kehidupannya di sekolah dan di rumah selama masa pandemi Covid-19.

Bahkan Yefron mengaku mendapat tndak kekerasan verbal dari oknum guru di sekolahnya.

Yefron membacakan surat itu secara terbuka dalam acara virtual talkshow.

Virtual Talkshow tentang  Tantangan Kehidupan Normal Baru Anak NTT di Situasi Pendemi Covid-19 diselenggarakan Wahana Visi Indonesia atau WVI NTT bersama Harian Pos Kupang, Kamis (23/7/2020) siang.

Virtual Talkshow itu diselengarakan dalam rangka Hari Anak Nasional tahun 2020.

Hadir sebagai pembicara, Eben Ezer Sembiring dari  Wahana Visi Indonesia NTT memaparkan hasil kaji cepat dampak pandemi terhadap pemenuhan hak anak di sektor pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan ekonomi.

Virtual Talkshow tentang Tantangan Kehidupan Normal Baru Anak NTT di Situasi Pendemi Covid-19 diselenggarakan Wahana Visi Indonesia atau WVI NTT bersama Harian Pos Kupang, Kamis (23/7/2020) siang. (pos kupang)

Desderdea Kanni, Ketua Perkumpulan Tuna Daksa Kristiani (PERSANI) NTT yang memaparkan situasi kerentanan anak disabilitas dalam situasi pandemik.

Benyamin Leu, Ketua Aliansi Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak atau PKTA Provinsi NTT, memaparkan situasi anak di NTT khususnya kekerasan terhadap anak di NTT dan tantangan anak dalam persiapan new normal.

Hadir juga Veronika Ata, SH, MH Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus Ketua Jaringan Sejajar.

Serta DR. Ince Sayuna, SH, M.HUM, Wakil DPRD Provinsi NTT.

Dalam suratnya, anak berusia 14 tahun ini mengungkapkan curhatan tentang kebutuhan dan apa yang dialami oleh anak-anak NTT pada umumnya.

Wakil Ketua DPRD NTT, Ince Sayuna Bikin Janji Ini Kepada Anak-Anak NTT

Siang Ini, Anak NTT Baca Surat Terbuka Untuk Gubernur Viktor Laiskodat dan Presiden Jokowi

Hari Anak Nasional Wahana Visi Indonesia & Pos Kupang Beri Hadiah Spesial untuk Anak NTT & Indonesia

"Saya datang dihadapan Bapak untuk meneruskan jeritan dan kerinduan  hati yang sudah menggerogotiku selama ini. Saya membahas dua hal disini Pak. Pertama tentang apa yang saya dan teman alami. Kedua kerinduan dari anak desa untuk masa depan Indonesia yang maju," kata Yefron.

Yefron mengaku masih ada kekerasa verbal yang dilakukan oknum guyru di sekolah terhadap anak didik.

"Sering terjadi mendapatkan kekerasan verbal dengaan acuh tak acuh, kasar dan saya termasuk korbannya," aku Yefron.

Menurut Yefron sekolah yang seharusnya menjadi tempat pembentukan karakter siswa dan juga meningkatkan intelektual siswa namun tak berjalan sebagaimana mestinya.

Virtual TalkshoW tentang Tantangan Kehidupan Normal Baru Anak NTT di Situasi Pendemi Covid-19 diselenggarakan Wahana Visi Indonesia atau WVI NTT bersama Harian Pos Kupang, Kamis (23/7/2020) siang. (pos kupang)

"Kami sering diperlakukan kasar secara verbal, yang membuat kami merasa tertekan dan itu saya alami sendiri. Guru mempunyai tanggungjawab dalam mendidik siswa agar memunyai sifat  dan tingkah laku baik, entah itu berada dalam lingkungan sekolah  atau pun masyarakat.  Namun sebaliknya, oknum guru yang saya  hadapi berbeda yaitu guru yang otoriter, pembuli, penjajah dan orang tua tiri. Hal ini mengakibatkan saya takut untuk bermimpi, saya kurang percaya diri juga ingin rasanya tidak bersekolah lagi. Bapak gubernur yang saya hormati apakah saya harus atau pantas mendapatkan semua ini. Pantaskah saya untuk meruntuhkan semua mimpi saya," kata Yefron.

Yefron berharap kondisi seperti itu tidak terjadi lagi dan penegakan hukum yang adil bisa berlaku untuk kondisi itu.

"Saya anak bangsa yang sangat  merindukan pendidikan yang adil nan bijaksana . Saya anak bangsa yang pantas dilindungi oleh semua termasuk Pemerintah," kata Yefron.

Yefron berharap Gubernur NTT bisa mengaktifkan kembali lembaga perlindungan anak di setiap kabupaten sehingga bisa menekan grafik angka kekerasan terhadap anak.

Yefron juga meminta ada taman baca yang memadai di setiap daerah sehingga bisa menjadi tempat anak-anak untuk belajar diluar waktu sekolah.

"Saya sangat merindukan adanya taman baca dengan perpustakaan yang menyimpan buku bacaan demi terpenuhinya minat baca kami. Kami terlahir dari anak petani yang mengandalkan hasil panen satu tahun sekali sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa orangtua kami susah memenuhi bahan bacaan kami," kata Yefron.

Yefron berharap Gubernur Viktor bisa mendengarkan keluhan dan mengabulkan keinginan mereka itu.

 "Pak Gubernur yang saya kagumin, sekian dulu ulasan hati saya. Saya mohon pamit dari hadapan bapak. Saya tunggu surat balasannya," kata Yefron.

Anak lainnya, Ayu dari Kupang juga membacakan surat terbuka untuk Presiden Jokowi. Surat Yafron, Ivon dan Ayu yang mewakili anak-anak NTT itu kemudian diserahkan kepada WVI dan diteruskan kepada Wakil Rakyat, DR Ince Sayuna untuk diteruskan ke Pemerintah, Gubernur NTT dan Presiden Jokowi.

Sementara itu, Ketua Persatuan Tuna Daksa Kristiani (Persani) NTT, Desderdea Kanni, menyampaikan kesulitan yang dihadapi penyandang disabilitas untuk mengakses pendidikan dan kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Di masa Pandemi Covid-19, kondisi fisik dan psikis penyandang disabilitas semakin tak tak membaik.

"Dulu hanya hambatan intelektual sedikit, ditambah Covid-19 akhirnya pikiran lebih strees, semakin ditekan, apalagi kondisi ekonomi menurun," kata Desderdea.

Ketika sakitpun, penyandang disabilitas enggan ke rumah sakit karena disana petugas tak punya kemampuan untuk melayani disabilitas. Fasilitas pun belum mendukung untuk diakses penyandang disablitas.

Eben E Sembiring membeberkan begitu besarnya dampak Covid-19 terhadap pendidikan anak, pengasuhan dan perlindungan anak, gizi dan kesehtaan anak, dan juga berdampak terhadap kualitas kesejahteraan rumah tangga.

Virtual TalkshoW tentang Tantangan Kehidupan Normal Baru Anak NTT di Situasi Pendemi Covid-19 diselenggarakan Wahana Visi Indonesia atau WVI NTT bersama Harian Pos Kupang, Kamis (23/7/2020) siang. (pos kupang)

Eben berharap ada peningkatan akses terhadap fasilitas pendukung belajar dari rumah seperti paket data internet untuk wilayah dengan jaringan internet, buku teks, alat kegiatan rekreasional seperti buku gambar/ seni/ kerajinan untuk tanpa jaringan internat.

"Orangtua sebagai mitra pendukung utama anak belajar di rumah perlu difasilitasi dengan informasi edukasi tentang pola asuh dan tentang Covid-19," kata Eben Sembiring.

Sementara Benyamin Leu mengungkapkan soal kasus dan bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di NTT beberapa tahun terakhir.

Benyamin juga mengungkapkan makin menurunnya alokasi anggaran dari Pemerintah untuk program berbasis anak dan perempuan.

Bahkan Benyamin membeberkan sejumlah kendala yang dihadapi anak ketika belajar di rumah pada masa Pandemi Covid-19. (pos-kupang.com, novemy leo)

Berita Terkini