POS-KUPANG.COM | KUPANG - Quantitative Polymerase Chain Reaction ( qPCR) Pooled Test merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan Swab Test secara massal.
Menurut Rudy Rohi selaku salah seorang tim dari Forum Academia NTT ( FAN), laboratorium merupakan kebutuhan tak tergantikan untuk melakukan qPCR Pool Test, dimana laboratorium tersebut sedang dalam proses pembuatannya. Meski demikian, ada beberapa hambatan yang menyebabkan pembuatan laboratorium tidak bisa berjalan cepat.
• BWS NT II Tanam Ribuan Anakan di Bendungan Napun Gete Sikka
Hambatannya, ujar Rudy, terutama terkait masalah teknis, dimana butuh waktu untuk pembuatan ruangan standar laboratorium biomolekuler, urusan pengadaan barang dan jasa, dan penyiapan tenaga laboran. Selain itu, masalah tata kelola dan kerja sama antar kelembagaan yang masih kental nuansa birokratisnya. Meskipun mulai berjalan, kata Rudy, memang butuh waktu dan komunikasi untuk mengurainya.
"Ini juga akibat dari dan sekaligus buruknya tata kelola (governance) yang sejak lama jauh dari semangat gotong royong. Sebaliknya kerja sama antara lembaga negara justru sering kali menyemai ego sektoral dengan kuatnya. Bahkan juga mungkin bercampur dengan ego personal, profesi dan jabatan. Sehingga ketika menghadapi situasi darurat semacam pandemi Covid-19 ini, kita tidak bisa secara cepat merespon dan mengeksekusi suatu keputusan atas nama kerja sama dengan semangat gotong royong," urai Rudy kepada POS-KUPANG.COM melalui pesan whatsapp, Selasa (21/7/2020).
• KPU Sumba Barat Terjunkan 267 PPDP Lakukan Kegiatan Coklit
Ia sendiri berharap proses tersebut tidak melambat atau mandeg lagi mengingat keputusan sudah dibuat, biaya sudah dianggarkan, dan proses pengadaan barang sementara diproses.
"Sekarang tinggal kita sama-sama mengawal dan mengawasinya agar semuanya berjalan lancar dan tidak ada penyelewengan maupun intrik politik yang memperlambatnya. Semakin cepat laboratorium jadi, semakin cepat kita bisa melakukan tes swab massal. Semakin bisa lakukan tes itu, semakin kita bisa buat pemetaan kelompok orang dan area terdampak. Ini penting untuk strategi penanganan Covid-19 terutama dari sisi pencegahan," pungkasnya.
Ia mencontohkan Padang, Sumatera Barat. Menurutnya, Padang telah membuktikan dengan metode yang sama. Meski tidak sampai ke pemetaan sebagaimana yang dikembangkan di NTT, namun laboratorium di Padang berhasil dioptimalkan untuk tes swab massal, bahkan sudah 'kehabisan' sampel untuk tes, sehingga Surabaya pun akhirnya meminta bantuan mereka.
Untuk skala yang lebih besar, jelas Rudy, Vietnam dan Cuba telah menunjukkan bukti, dimana ada pengendalian penyebaran Covid-19 dan aktivitas sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya disana sudah berjalan baik.
"Semuanya karena prioritas penangangan di sektor hulu. Pencegahan adalah kuncinya. Dan Tes swab massal dengan qPCR Pool Test menawarkan jalan itu. Jalan pencegahan," tegas Rudy. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)