Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas
POS KUPANG.COM| Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Suria Atambua akan melaksanakan ujian akhir semester bagi siswa-siswi kelas X dan XI mulai tanggal 10 Juni sampai dengan 18 Juni 2020 atau selama delapan hari.
Pola ujian adalah menggunakan sistem online bagi sisiwa siswi yang berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang, sedangkan ujian offline atau manual bagi siswa-siswi yang berada di Kabupaten Belu, Malaka dan Kabupaten TTU.
Hal ini disampaikan Kepala SMAK Suria Atambua, Romo Benyamin Seran, Pr kepada Pos Kupang.Com saat ditemui, Selasa (2/6/2020).
Romo Min, dimikian ia disapa menjelaskan, SMAK Suria melaksanakan ujian akhir semester dengan pola yang lain akibat pandemi covid-19. Peserta ujian sekitar 700-an orang. Pihak sekolah sudah bersepakat dengan orangtua murid tentang pola dan tempat ujian. Pola ujian adalah online dan offline. Sedangkan tempat ujian dibagi dalam dua kelompok besar yakni kelompok Kabupaten Belu dan kelompok di luar Kabupaten Belu.
Peserta ujian dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sehingga tidak terjadi perkumpulan siswa dalam jumlah banyak. Hal ini sebagai bentuk kepatuhan terhadap protokol kesehatan pencegahan covid-19. Khusus di Kabupaten Belu, tempat pelaksanaan ujian lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten lain karena sebagian besar siswa SMAK Suria berdomisili di Kabupaten Belu.
"Dalam kota Atambua saja kita bagi di beberapa titik. Hampir tiap lingkungan satu titik kumpul. Di Tulamalar empat titik karena siswanya banyak", kata Romo Min.
Romo Min mengungkapkan, di Kabupaten Malaka disiapkan empat titik yakni, Betun, Hatimuk, Kobalima dan Uabau. Di TTU di Lurasik, Wini, Kota Kefamenanu dan Eban. Di Kabupaten TTS disiapkan satu titik yakni di Kota Soe. Sedangkan, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang disiapkan satu titik yakni di Kota Kupang.
Pelaksanaan ujian untuk siswa-siswi yang berdomisili di Kabupaten Belu, Malaka dan TTU menggunakan pola offline atau manual. Sedangkan siswa dan siswi yang berdomisili di Kabupaten TTS, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang menggunakan online.
Informasi tentang ujian semester tersebut sudah disampaikan kepada siswa dan orangtua sejak pekan lalu. Siswa sudah siap mengikuti ujian sesuai dengan lokasi yang ditentukan.
Menurut Romo Min, ujian dibagi dalam kelompok-kelompok wilayah agar memudahkan siswa mengikuti ujian karena lokasi ujian tidak terlalu memberatkan, baik dari sisi jarak maupun biaya.
Romo menambahkan, meski ujian dilaksanakan dalam kelompok-kelompok namun ujian tersebut tetap berkualitas. Tata tertib ujian tetap berlaku sama seperti ujian yang berlangsung di sekolah seperti soal ujian sama, durasi waktu sama, pakaian dan tata tertib yang lain.
"Tata tertib dan prinsip utama penyelenggaraan ujian tetap sama seperti soal sama, durasi waktu. Yang beda hanya tempat pelaksanaan ujian", ujar Romo Min.
Terkait lokasi ujian di setiap lokasi, Romo Min memastikan sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Tempat yang dipakai untuk ujian, bisa kantor pemerintah, sekolah dan aula yang tersedia di lokasi masing-masing.
Ditanya mengenai pola ujiannya tidak semua menggunakan online, Romo Min mengatakan, ujian online sesungguhnya baik namun membutuhkan biaya lebih besar yang dibebankan kepada orangtua. Ia mencontohkan jika jadwal ujian berlangsung selama delapan hari dan setiap hari, siswa membeli paket data Rp 100.000 maka selama delapan hari membutuhkan uang Rp 800.000 per siswa. Uang dalam jumlah tersebut jauh lebih baik dipakai untuk membayar uang sekolah anak dan uang asrama anak ketimbang membeli paket data.
Dari pertimbangan ini, pihak sekolah memilih untuk memberikan pelayanan kepada siswa dengan biaya lebih murah yakni melaksanakan ujian dalam bentuk kelompok-kelompok sesuai dengan penyebaran tempat tinggal siswa. Jikalau orangtua mengeluarkan uang transportasi bagi anakanya, namun jumlahnya tidak sebesar dengan uang untuk membeli pulsa demi mengikuti ujian online. Khusus siswa di Kabupaten TTS, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang tetap menggunakan online karena tenaga guru di SMK Suria merasa keberatan untuk berangkat ke tiga wilayah tersebut. Selain faktor jarak juga karena masalah Covid-19.(jen).
• Siswa SDK Rosa Mystica Liliba Ujian dari Rumah Pakai Seragam