Khasanah Islam

Mana Lebih Baik Sholat Tahajud 2 Rakaat atau 4 Rakaat? Ini Ceramah Ustadz Abdul Somad & Adi Hidayat

Editor: Hasyim Ashari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Sholat Tahajud

Mana Lebih Baik Sholat Tahajud 2 Rakaat atau 4 Rakaat? Ini Ceramah Ustadz Abdul Somad dan Adi Hidayat

POS-KUPANG.COM - Sholat Tahajud adalah Sholat (KBBI menulisnya sebagai salat) merupakan Sholat Sunnah yang paling dianjurkan.

Sholat Tahajud dilaksanakan pada malam hari. 

Umat Islam disunnahkan untuk melakukan Sholat Tahajud ini pada setiap sepertiga akhir malam.

Lalu berapakah jumlah rakaan Sholat Tahajud, 2 rakaat atau 4 rakaat?  lihat penjelasan Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Abdul Somad ( UAS )

Menurut Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya, ada 3 macam yaitu 11 rakaat (8 rakaat Sholat Tahajud + 3 rakat Sholat Witir), (2) 13 rakaat (12 rakaat Sholat Tahajud + 1 sholat witir) dan (3) Tak terhingga.

Sementara menurut Ustadz Abdul Somad, jumlah rakaat Sholat Tahajud, minimalnya itu 2 rakaat, dan ditambah 3 rakaat sholat witir atau 1 rakaat sholat witir.

Ustadz Abdul Somad juga menambahkan bahwa lebih afdolnya kalo mengikut jumlah rakaat Sholat Tahajud Nabi Muhammad, yaitu 11 rakaat.

Bagaimana tata cara Sholat Tahajud ini?

Berikut POS-KUPANG.COM sajikan tata cara Sholat Tahajud yang diambil dari laman nu.or.id dan laman tarjih.or.id (Muhammadiyah).

Berdasarkan laman nu.or.id disebutkan, ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa hukum Sholat Tahajud adalah sunnah bagi umat Islam.

Sementara sebagian ulama menyatakan bahwa Sholat Tahajud adalah wajib bagi Rasulullah SAW secara khusus.

Sholat Tahajud ini merupakan Sholat istimewa dan banyak mengandung keutamaan.

Sholat Tahajud disebutkan di dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 79.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

Artinya, “Pada sebagian malam, hendaklah kau bertahajud sebagai tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke derajat terpuji,” (Surat Al-Isra ayat 79).

Ulama berbeda pendapat perihal Sholat Tahajud. Sebagian ulama mengatakan bahwa Sholat Tahajud adalah Sholat sunnah apa pun yang dilakukan di malam hari.

Sementara sebagian ulama lain berpendapat bahwa Sholat Tahajud adalah Sholat sunnah tersendiri dengan syarat-syarat tertentu.

Berikut ini adalah lafal niat Sholat tahajud.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tahajud dua rakaat karena Allah SWT,” (Lihat Perukunan Melayu, ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 40).

Sholat Tahajud merupakan Sholat sunnah di malam hari. Sebagian ulama mensyaratkan tidur terlebih dahulu.

Bagi pandangan sebagian ulama ini, Sholat Tahajud dilakukan saat seseorang terjaga di malam hari setelah tidur meski hanya sejenak. Wallahu a‘lam. 

POS-KUPANG.COM juga mengambil dari laman tarjih.or.id, official website of Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah. 

Tata cara Sholat Tahajud dijelaskan dalam Himpunan Putusan Tarjih, halaman 341-355. Khusus mengenai tata cara Sholat Tahajud, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga sudah menerbitkan buku Tuntunan Ramadhan, yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah.

Pada dasarnya Sholat Tahajud, Sholat witir, qiyamu Ramadhan, dan qiyamu lail adalah sama, yaitu sebelas rakaat (Berdasarkan HR. al-Bukhari dari ‘Aisyah).

1. Waktu pelaksanaannya adalah setelah Sholat isya sampai sebelum waktu shubuh.

(Berdasarkan HR. al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah). Tetapi yang paling baik adalah pada sepertiga akhir malam (Berdasarkan HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Jabir).

2. Sholat Tahajud boleh dikerjakan secara berjamaah (berdasarkan HR. Muslim dari Ibnu ‘Abbas), dan boleh juga dilakukan sendirian.

3. Diawali dengan Sholat iftitah dua rakaat.

(Berdasarkan HR. Muslim, Ahmad dan Abu Daud dari Abu Hurairah). Adapun cara melaksanakan Sholat iftitah adalah sebagai berikut:

a. Sebelum membaca al-Fatihah pada rakaat pertama, membaca do’a iftitah:

سُبْحَانَ اللهِ ذِي الْمَلَكُوْتِ وَالْجَبَرُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

“Subhaanallaahi dzil-malakuuti wal-jabaruuti wal-kibriyaa’i wal ‘adzamah”. Artinya: “Maha suci Allah, Dzat yang memiliki kerajaan, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan.”

b. Hanya membaca surat al-Fatihah (tidak membaca surat lain) pada tiap rakaat. (Berdasarkan HR. Abu Daud dari Kuraib dari Ibnu ‘Abbas). Adapun bacaan lainnya seperti; bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan lainnya sama seperti Sholat biasa.

c. Sholat iftitah boleh dilakukan secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. (Berdasarkan HR ath-Thabrani dari Hudzaifah bin Yaman)

4. Setelah itu, melaksanakan Sholat sebelas rakaat. Beberapa hadis Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Sholat Tahajud bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, di antaranya adalah:

a. Melaksanakan empat rakaat + empat rakaat + tiga rakaat (4 + 4 + 3 = 11 rakaat). (Berdasarkan HR. Al-Bukhari dari ‘Aisyah)

b. Dua rakaat iftitah + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + satu rakaat (2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 = 13 rakaat). (Berdasarkan HR. Muslim dari ‘Aisyah).

5. Pada Sholat witir, hendaknya membaca surat al-A’la setelah al-Fatihah pada rakaat pertama, surat al-Kafirun pada rakaat kedua, dan al-Ikhlas pada rakaat yang ketiga. Setelah salam, sambil duduk membaca:

(3x) سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

“Subhanal-malikil-qudduus.” 
Artinya: “Maha Suci (Allah), Dzat Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Suci.”,

dengan mengeraskan dan memanjangkan pada bacaan yang ketiga, lalu membaca:

 رَبِّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ

“Rabbil-malaaikati war-ruuh”.
Artinya: “Yang Menguasai para malaikat dan ruh.”

(Berdasarkan HR. al-Baihaqi, juz 3/ no. 4640; Thabrani, juz 8/ no. 8115; Daruqutni, juz 2/ no. 2, dari Ubay bin Ka’ab. Hadis ini dikuatkan oleh ‘Iraqi)

6. Membaca do’a.

Di antara  do’a-do’a yang dibaca Rasulullah Saw. adalah:

a. Berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ يَسَارِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا

Artinya: “Ya Allah, berikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam penglihatanku cahaya, di dalam pendengaranku cahaya. Dan (berikanlah) cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya di bawahku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, dan berikanlah cahaya pada seluruh tubuhku.”

b. Berdasarkan riwayat Muslim dari ‘Aisyah:

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu. Aku tidak dapat lagi menghitung pujian yang ditujukan kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana pujian-Mu terhadap diri-Mu sendiri.”

c. Berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas:

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.

Artinya: “Ya Allah, hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau cahaya (penerang) langit dan bumi. Hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau Penegak langit dan bumi. Hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau Yang Mengatur langit dan bumi beserta isinya. Engkau adalah Dzat yang haq. Janji-Mu adalah benar. Firman-Mu adalah benar.

Perjumpaan dengan-Mu adalah benar. Surga adalah nyata. Neraka adalah nyata. Para nabi adalah benar. Hari kiamat adalah nyata. Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berserah diri. Hanya kepada-Mu aku beriman.

Hanya kepada-Mu aku bertawakal. Hanya kepada-Mu aku kembali. Hanya atas pertolongan-Mu aku berjuang. Hanya kepada-Mu aku mohon keadilan.

Maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi dan yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau.”

Doa-doa tersebut bisa dibaca ketika sujud, setelah membaca shalawat pada tasyahud akhir, atau ketika selesai Sholat. (POS-KUPANG.COM/bebet)

Berita Terkini