Kisah Goris Buat dan Jual Parang untuk Menopang Ekonomi Keluarga
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Menjadi seorang kepala keluarga merupakan tanggungjawab besar untuk menghidupkan keluarga.
Kerja banting tulang demi menopang ekonomi keluarga itu sudah menjadi hal utama dalam kehidupan sehari-hari.
Semua pekerjaan dilakukan demi mendapatkan uang untuk keperluan keluarga, yang terpenting uang tersebut halal hasil usaha keras.
Hal itulah yang dialami oleh Gregorius Gaso (56). Goris begitu ia akrab disapa merupakan pengrajin parang atau pembuat parang.
Goris merupakan warga Ngorabolo Desa Takatunga Kecamatan Golewa Selatan Kabupaten Ngada di Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Semua pekerjaan bisa dilakukan Goris. Asalkan itu halal. Setiap hari ia tak pernah duduk diam, pasti selalu sibuk bekerja.
Bagi Goris, jika tidak bekerja maka uang tidak bisa diperoleh.
Membuat parang tidaklah mudah. Butuh keahlian yang memang serius menekuni.
Parang dijual dengan harga 75.000 rupiah hingga 1.100.000 rupiah. Semuanya sudah lengkap dengan sarung.
"Saya kerja apa saja yang terpenting halal. Kalau kerja parang saya sudah dua tahun, gampang-gampang susah," ungkap Goris, saat dijumpai POS-KUPANG.COM di kediamannya Kampung Ngorabolo Desa Takatunga Kecamatan Golewa Selatan Kabupaten Ngada, Minggu (29/3/2020).
Hasil jual parang sangat membantu menopang ekonomi keluarga termasuk membiayai anak-anak untuk bersekolah.
"Harga parang kalau pakai tanduk
Kerbau satu juta seratus ribu rupiah dan kalau yang gagang kayu harganya 750.000 rupiah. Itu sudah dengan sarung. Saya tekun dua tahun terakhir ini," ungkap Goris penuh semangat.
Goris mengaku dirinya mendapatkan bahan kasarnya diperoleh dari Boawae Nagekeo. Setelah mendapatkan bahan kasarnya sampai dirumah mulai merancang untuk dijadikan parang.
Sangat sulit, butuh konsentrasi dan tidak tergesa-gesa. Karena menghasilkan parang yang baik harus dibuat dengan senang hati dan tidak boleh terburu-buru.
"Bahannya kasarnya dari Boawae dan disini saya gurinda ulang buat parang. Gagang dan cincin serta sarung dibuat setelah parang sudah jadi," ujar Goris.
Goris mengaku sebelum dirinya membuat parang sudah ada orang yang pesan, sehingga setelah parang jadi orang langsung datang ambil.
Semua orang yang memesan parang sudah mengetahui harga parang. Karena sebelumnya sudah kesepakatan bersama.
Bisa Bayar Uang Koperasi
Menekuni pekerjaan membuat parang, sangat menjanjikan. Harga sebuah parang sudah bisa membayar uang kredit di Koperasi.
Selain membayar cicilan kredit di Koperasi, uang hasil jual parang bisa membiayai keperluan sehari-hari untuk keluarga.
"Kalau harga satu parang bisa kita bayar koperasi kalau misalkan kita pinjam, kita kerja saja," ungkap Goris.
Menekuni pekerjaan itu membuat dirinya semakin percaya diri dan optimis bahwa apapun pekerjaannya bisa menghasilkan uang demi untuk menopang hidup.
Goris tak pernah menyerah. Apapun hasilnya ia tetap terima jika memang ada kesalahan dalam menjalankan hidupnya. Sebagai manusia, kata Goris tentu memiliki kekurangan dan kelebihan.
• Tak Peduli Wabah Corona, Israek Terus Gempur Palestina, Represif, kriminal dan Kekerasan
• DPRD Dorong Pemda Sumba Timur Bangun Kembali Jembatan Maudolung
Semuanya itu harus disyukuri dan berharap agar diberikan kesehatan yang cukup sehingga terus berkarya.
"Semoga parang yang saya hasilkan dapat berguna bagi orang sudah beli," ungkap Goris.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)