POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Keseriusan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ( TP PKK) Lembata dalam mengatasi permasalahan stunting di wilayah Lembata, masih menjadi salah satu prioritas utama. Hal itu disampaikan oleh wakil ketua TP PKK Lembata Maria N Sadipun saat memberikan materi di aula kantor Camat Ile Ape Timur, Kamis (19/03/2020).
Pada kesempatan itu, Maria menegaskan bahwa dalam upaya pencegahan stunting, maka hal mendasar yang perlu diperhatikan bersama adalah bagaimana memperbaiki Pola Asuh, Pola Hidup, Pola Pikir, serta Pola Tindak. Keempat hal itu akan terlaksana salah satunya dengan berliterasi.
• Wali Kota Kupang Keluarkan Surat Pemberitahuan, Sekolah Libur, Pelayanan Publik Tetap Dibuka
“Masalah stunting adalah masalah serius. Karena itu sangat diharapkan peran serta dari para kader PKK dalam melaksanakan tupoksinya masing-masing, terutama dalam pencegahan masalah-masalah kesehatan ibu dan bayi. Dan upaya pencegahan ini juga mesti memperhatikan budaya dan kearifan lokal” ucapnya Maria dengan penuh semangat.
Sementara itu, camat Ile Ape Timur Yoseph Raya dalam materi yang dipaparkannya lebih banyak berbicara soal pencegahan stunting dari segi kebijakan pemerintah. Dan sebagai realisasi, kecamatan Ile Ape Timur telah melahirkan sebuah program, yakni “KEPESTA” (Kelompok Peduli Stunting)
• KPw BI NTT Lakukan Langkah Mitigasi Penyebaran Covid-19
Program ini diharapkan mampu berkontribusi dalam meminimalisir meningatnya jumlah stunting di kecamatan ini. Sebab itu, ke depan kami akan terus memacu semua pihak, terutama para kader posyandu untuk bekerja lebih keras lagi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya” tegasnya.
Selain memberikan materi, wakil ketua PKK Lembata juga memberikan pelatihan kepada para kader tentang bagaimana mengolah pangan lokal menjadi sumber gizi. Hal itu diungkapkan oleh sekretaris PKK Kabupaten Lembata Maria Katarina Nanek.
“Tujuan pelatihan pengelolaan pangan B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman) ini adalah untuk membudayakan pola konsumsi pangan B2SA kepada masyarakat melalui upaya penyebarluasan informasi tentang bagaimana memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber gizi keluarga demi terciptanya pola hidup sehat,” Tandasnya di akhir pelatihan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)