Dampak Pandemi Virus Corona, Ustadz Abdul Somad Batalkan Jadwal Ceramahnya, Lihat Penjelasannya
Dai Kondang asal Riau yang akrab disapa UAS itu menyatakan tidak dapat mengisi jadwal ceramah pengajiannya mulai Senin (16/03/2020).
Dalam postingan UAS dalam video, pernyataannya dirilis pada Minggu (15/03/2020) malam.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Menindaklanjuti:
1. Himbauan dunia internasional
2. Pemerintah pusat, Provinsi, kabupaten/kota, kampus dan sekolah.
Agar menghindari:
.
- Kerumunan massa
- Kontak langsung
Maka UAS tidak dapat mengisi jadwal jadwal dalam waktu dekat ini, sejak 16 Maret 2020 hingga batas waktu yg tidak ditentukan /hingga kondusif
Mohon Maaf,
Mohon dimaklumi
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh," tulisnya.
Dalam video itu, UAS juga menyampaikan ucapannya terkait pembatalan itu.
“Menindaklanjuti imbauan dunia internasional, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kampus, sekolah, institusi, agar menghindari kerumunan massa, tidak ada kontak langsung, maka saya tidak dapat mengisi jadwal-jadwal dalam waktu dekat ini,” ujarnya.
UAS mengatakan, ia tidak dapat mengisi jadwal-jadwalnya sejak Senin (16/03/2020) sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
“Hingga waktu kembali kondusif,” imbuhnya.
UAS pun berharap agar keputusannya tersebut dapat dimaklumi berbagai pihak terkait.
“Semoga dapat dimaklumi. Mohon maaf,” ujarnya.
• Virus Corona Mewabah, MUI Imbau Umat Islam Perbanyak Dzikir dan Qunut Nazilah
UAS Ungkap Fakta Penemu Virus Corona
Sebelumnya, Ustadz Abdul Somad bicara soal Virus Corona yang ramai dibicarakan.
Sebelumnya, seorang dokter di Wuhan China, Li Wenliang diyakini menjadi orang pertama yang menemukan adanya virus jenis baru pada Desember 2019.
Ia mengungkapkan, ada tujuh kasus pasien yang memiliki gejala seperti Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2002-2003.
Dokter yang bekerja di Rumah Sakit Wuhan ini sempat menyampaikan hal itu ke rekannya, namun ia justru dilaporkan telah membuat komenar palsu dan telah mengganggu ketenteraman sosial.
Polisi pun meminta Li menandatangani surat dan mengancam akan menangkap Li apabila sang dokter tetap melanjutkan memberikan keterangan yang dianggap meresahkan itu.
• Antisipasi Corona Lapas Ende Tak Terima Kunjungan Untuk Warga Binaan
Setelah itu, Li kembali bekerja dan menangani seorang pasien perempuan yang menderita glaukoma.
Ia tidak menyadari jika pasien yang dirawatnya mengidap virus corona. Penularan pun terjadi antar-manusia.
Namun, lagi-lagi pemerintah setempat tidak menyadari jika virus corona dapat menular melalui udara.
Keesokan harinya, seperti dilansir Kompas.com, Li mulai mengalami gejala batuk-batuk.
Orangtuanya juga mengeluhkan sakit dan dirawat di rumah sakit pada 20 Januari 2020, ketika Beijing mengumumkan darurat virus.
Li sudah menjalani beberapa tes, namun semuanya menunjukkan hasil negatif hingga keluar pemeriksaan terbaru yang menyebutkan bahwa ia positif terkena virus corona.
Selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan menceritakan kisahnya di atas tempat tidur.
Berita kematiannya pun santer terdengar, tetapi Rumah Sakit Pusat Wuhan membantah laporan tersebut.
Tak lama setelah itu, mereka mengonfirmasi bahwa Li Wenliang telah meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) pukul 02.58 waktu setempat.
Meski Li Wenliang menemukan pertama kali adanya virus corona, ternyata ada orang lain yang sudah pernah menyebut virus mematikan ini sebelumnya.
Hal itu disampaikan Ustadz Abdul Somad dalam satu ceramahnya di Malaysia beberapa waktu lalu.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, orang pertama yang menyebut virus corona ini adalah seorang ulama dari Yaman.
Namanya Al Habib Abu Bakar Masyhur al Adni.
Dirinya mencantumkan Virus Corona dalam buku yang ditulisnya sekitar lima sampai 10 tahun yang lalu.
"Dia sebut di situ, nama virus yang belum ada pada zaman sebelumnya. Dia menulis di situ, humma al Quuruna. Kalau dalam Al Quran tidak ada," kata Ustadz Abdul Somad.