Teror Virus Corona

Pemerintah RI Resmi Tetapkan Virus Corona Bencana Nasional Tapi Belum Lockdown, Ini Alasannya!

Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020).

Pemerintah RI Resmi Tetapkan Virus Corona Bencana Nasional Tapi Belum Lockdown, Ini Alasannya!

POS-KUPANG.COM - Pemerintah RI Resmi Tetapkan Virus Corona Bencana Nasional Tapi Belum Lockdown, Ini Alasannya!

Pemerintah Republik Indonesia akhirnya menanggapi surat dari WHO dan resmi menetapkan Virus Corona sebagai bencana nasional.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Penanganan Corona Achmad Yurianto di Jakarta, Sabtu (14/3/2020).

Keputusan pemerintah itu menyusul surat dari WHO yang meminta Presiden Joko Widodo menetapkan RI darurat nasional virus corona

Yuri mengatakan, semakin bertambahnya jumlah pasien yang positif mengidap corona, termasuk pejabat negara membuat virus corona bukan lagi darurat nasional melainkan bencana nasional.

Presiden Jokowi Belum Tanggapi Desakan WHO Umumkan RI Darurat Nasional Virus Corona, Ada Apa?

Hal ini disampaikan Yuri, menanggapi surat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang meminta Presiden Jokowi mendeklarasikan darurat nasional virus corona.

ilustrasi virus corona masuk ke Indonesia (Kompas.com)

Ilustrasi virus corona masuk ke Indonesia (Kompas.com)

"Bukan darurat nasional. Ini sudah bencana nasional. Darurat nasional gimana? Kalau dipegang BNPB kan sudah bencana nasional ini," kata Yuri di Gedung BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (14/3/2020).

Namun demikian, Yuri menegaskan, sampai saat ini, pemerintah tidak akan melakukan lockdown atau mengisolasi suatu daerah yang diwaspadai sebagai penyebaran virus corona.

"Lockdown bukan pilihan. Untuk saat ini bukan pilihan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, WHO menyurati Presiden Joko Widodo terkait penanganan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 di Indonesia.

Budi Karya Sumadi Positif Corona,Tugas Berat Menteri PerhubunganDiberikan ke Luhut Binsar Pandjaitan

Dalam surat itu, WHO meminta Presiden Jokowi melakukan sejumlah langkah, termasuk mendeklarasikan darurat nasional virus corona.

Surat tersebut ditandatangani Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom dan dikirimkan ke Jokowi pada 10 Maret lalu.

Surat itu juga diteruskan kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.

Pelaksana Tugas Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah membenarkan surat tersebut.

"Betul," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com lewat pesan singkat.
Dalam surat itu, Tedros awalnya mengapresiasi upaya pemerintah RI dalam menangani corona.

Ia menyebutkan, setiap negara harus melakukan langkah terukur untuk mencegah penyebaran virus yang pertama kali muncul di China ini.

Sayangnya, di beberapa negara WHO menemukan adanya sejumlah kasus tak terdeteksi yang membuat penyebaran virus ini meluas dan akhirnya menyebabkan banyak korban jiwa.

Oleh karena itu, kata Tedros, WHO terus mendorong setiap negara untuk terus melakukan uji laboratorium terhadap orang yang dicurigai telah terinfeksi virus corona.

"Khususnya di negara yang memiliki populasi besar dan fasilitas kesehatan yang tak merata di setiap wilayah," kata Tedros. (Kompas.com/ Haryanti Puspa Sari)

Flu (Ilustrasi. (Young and Raw))

Perbedaan flu dan pilek (Tribun Jabar/Alodokter)

Alami Flu, Batuk dan Demam, Apakah Harus Langsung Tes Infeksi Virus Corona?

Gejala virus corona sangat mirip dengan flu dan batuk biasa, disertai demam, lantas kapan harus memeriksakan diri untuk melakukan pengecekan?

Jika alami flu, demam, dan batuk, apakah harus langsung cek infeksi corona?

Mewabahnya virus corona membuat kekhawatiran bagi masyarakat dunia.

Apalagi, gejalanya yang mirip flu ini telah merenggut ribuan nyawa dalam waktu singkat.

Covid-19 telah ditetapkan sebagai pandemi global dan sudah menginfeksi warga di lebih dari 100 negara.

Dengan cepatnya penularan virus corona baru ini, wajar jika banyak orang bertanya-tanya apakah dirinya tertular jika menderita batuk dan demam.

Ilustrasi (Net)

Virus Corona Merebak, Liga 1 2020 & Liga 2 Indonesia Resmi Disetop, Laga Terakhir Minggu 15/3/2020

Gejala awal infeksi corona memang mirip dengan influenza, yakni demam dan batuk.

“Flu dan virus corona memang memengaruhi sistem tubuh dan saluran pernapasan bawah.

Penderitanya akan menderita nyeri tenggorokan, batuk, demam, atau bahkan sesak. Jadi sebenarnya sulit membedakannya dari gejala klinis,” kata Dr.Greg Poland, pakar penyakit menular di Mayo Clinic seperti dikutip dari CNN.

Meski demikian, jika kita menderita infeksi corona gejala lain yang menyertai adalah badan sangat lelah, dan juga nyeri otot.

Poland mengatakan, pada penyakit flu biasa kita akan mulai merasa baikan setelah cukup istirahat dan konsumsi makanan sehat setelah beberapa hari.

“Bila kita menderita flu atau virus corona, kondisinya makin memburuk. Yang bisa meningkatkan kecurigaan adalah jika muncul sesak napas,” ujarnya.

Dalam wawancara dengan KompasTV, Prof. Zubairi Djoerban, Sp.PD, mengatakan kita harus ke dokter jika sudah mengonsumsi obat flu tapi tidak ada perbaikan.

“Pada prinsipnya kalau ada batuk dan pilek, lalu sudah minum obat sederhana seperti parasetamol tapi tidak ada perbaikan setelah dua hari, sebaiknya ke dokter,” ujarnya.

Meski begitu, jika gejala demam dan batuk itu disertai dengan sesak napas, segeralah memeriksakan diri ke dokter.

“Apalagi kalau baru bepergian dari luar negeri,” imbuhnya.

Tidak perlu panik jika memang menderita corona. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pasien yang tidak terlalu sakit bisa pulih kembali dalam waktu dua pekan. Adapun pasien dengan kondisi lebih parah perlu waktu 3-6 pekan untuk sehat kembali. (Kompas.com/*)

Berita Terkini