Cerita Lengkap Pelajar di Lembata Positif HIV, Seks Bebas Ganti-ganti Pasangan Dibayar dan Gratis

Penulis: Ricardus Wawo
Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasus Meninggal Akibat HIV/AIDS Tertinggi di Belu, Ibu Hamil Diminta Lakukan Tes ini. (FOTO : Aksi peduli AIDS mahasiswa Universitas Surabaya, Senin (1/12/2014).

Cerita Lengkap Pelajar di Lembata Positif HIV,  Seks Bebas Ganti-ganti Pasangan Dibayar dan Gratis  

POS KUPANG.COM -- Para pelajar yang tinggal terpisah dan jauh dari orangtua haruslah mandiri untuk melakukan segala sesuatu

Namun pelajar yang tinggal di kos-kosan harus pula bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan sekitarnya

Meskipun sudah tinggal sendiri namun perilaku seks bebas mestinya dihindari dan harus berkosentrasi belajar

Sebab berperialku seks bebas bisa mengakibatkan terjangkit penyakit menular seksual atau PMS hingga yang lebih berbahaya yaitu HIV/AIDS

Hal ini pula terjadi pada seorang pelajar di Lembata yang terdiagsona positif HIV, bila ini sudah terjadi maka kemungkinan masa depan suram bahkan hancur 

Dokter Alma Carvallo membeberkan fakta mengejutkan saat acara sosialisasi dan rapat koordinasi HIV dan Aids bersama jajaran Forkopimda di Aula Rumah Jabatan Wakil Bupati Lembata, Rabu (4/3/2020).

Selain menyampaikan maraknya penularan HIV di kalangan pelajar, Dokter Alma mengatakan pada awal Maret 2020 ini kembali ditemukan satu orang pelajar SMA berjenis kelamin laki-laki positif terinfeksi HIV stadium empat dan kondisinya sudah sangat memprihatinkan.

Dokter Alma menyebutkan pada mulanya anak pelajar dibawa ke rumah sakit karena sakit kejang-kejang. Namun setelah diperiksa dan ditelusuri lebih lanjut ternyata dia sudah terinfeksi HIV stadium empat.

Menurut Dokter Alma, dia pun kemudian menelusuri perilaku pelajar yang selama ini tinggal di kos-kosan tersebut.

Ahok Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Ini Daftar 4 Calon yang Ditunjuk Presiden Jokowi

Cerita Pasien Corona Asal Depok, Minta Maaf dan Ceritakan Kronologis Terpapar Covid-19

Jackie Chan Terinfeksi Virus Corona,Begini Kabar dan Kondisi Aktor yang Juga Sutradara dan Produser

Ternyata, perilaku seks pelajar tersebut sudah tidak bisa dikontrol. Dia banyak melakukan hubungan seks bebas dibayar maupun tanpa dibayar dan yang lebih mencengangkan dia juga pernah melakukan hubungan sesama jenis dengan melakukan sodomi.

Informasi dari dokter yang banyak menangani masalah HIV dan Aids di Lembata ini pun sontak saja membuat semua peserta yang hadir terkejut dan merasa prihatin.

Dokter Alma menyebutkan hal ini menambah daftar panjang pelajar di Lembata yang terinfeksi HIV. Oleh sebab itu, Dokter Alma selalu mengingatkan bahwa jenis penyakit mematikan ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

Dua sukarelawan Yayasan AIDS Indonesia membawa poster saat melakukan kampanye pencegahan HIV/AIDS pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (29/1/2017). ((ANTARA/Wahyu Putro A))

"Bahkan, di bulan Februari ada ibu hamil juga yang kena," kata dia sembari menambahkan bahwa berdasarkan data kategori pekerjaan ibu rumah tangga terbanyak mengidap HIV dan Aids.

Ini belum lagi diperparah dengan fakta lain yang dia ungkapkan bahwa ada kasus suami menjual istrinya di tempat hiburan malam semata untuk mendapatkan uang.

Dia meminta semua ASN, pegawai honorer, TNI, Polri dan masyarakat luas untuk tidak segan-segan melakukan tes HIV.

Kepala SMPN 1 Nubatukan, Melkior Muda Making, bahkan membeberkan hasil penemuannya bersama tim IT sekolah. Ternyata ada banyak pelajar SMP dan SMA yang masuk dalam grup online maksiat di Kota Lewoleba.

Grup maksiat itu ada yang bernama 'Lonte Lewoleba' dan 'Pelacur Lewoleba'. Adanya grup maksiat ini pun turut diakui oleh pegiat HIV dan Aids yang acapkali melakukan pemetaan di Lembata, Nefri Eken.

Lanjut Melkior, di kalangan pelajar sendiri ada kebiasaan penyebaran pornoaksi dan pornografi dalam bentuk gambar. Jadi, ada anak yang mengoleksi foto-foto bugil di ponsel mereka.

Pada saat masih bertugas di salah satu sekolah di Desa Pada, dia mengisahkan pada 2011 ada kasus yang mengguncang ketika sebagai guru saat itu mereka merazia mendadak ponsel milik para pelajar.

Kemudian ditemukan, dari 200-an siswa pemilik ponsel, ada 152 siswa SMP yang konten ponselnya penuh dengan konten pornoaksi dan pornografi.

"Darimana mereka dapat? Merrka dapat secara bebas dari internet, lalu ada yang mereka kopi dari ponsel milik orangtua mereka. Bahkan setelah ditelusuri ada konten porno konsumsi secara berjamaah. Nonton bersama teman-teman lainnya termasuk laki-laki," kenang Melkior.

Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday yang memandu acara sosialisasi itu menyebutkan kehidupan pelajar di kos kosan Kota Lewoleba memang sudah sangat memprihatinkan. Istilah yang bisa melukiskan fenomena di kalangan pelajar ini adalah penularan perilaku.

"Yang punya perilaku jelek akan menularkan kepada sebanyak mungkin orang. Yang sudah kena maka akan tularkan kepada orang lain," tegasnya.

Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata yang dipaparkan saat itu menyebutkan dari Januari-Februari 2020 sudah ditemukan lagi 8 kasus pengidap HIV dan Aids di Lembata.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Kampanye Hari AIDS sedunia dalam acara OPSI Idol yang digelar di kawasan pantai wisata Lasiana Kupang pada Sabtu (7/12/2019) malam. (POS-KUPANG.COM/RYAN NONG)

 

Inilah Jumlah Kasus HIV/AIDS di NTT

Inilah jumlah kasus HIV/AIDS di NTT sampai dengan Agustus 2019.

Dari data yang diperoleh dari Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTT menyebutkan, bahwa kasus HIV/AIDS tertinggi ada du Kota Kupang, yakni sebanyak 1.454 kasus dengan jumlah meninggal sebanyak 67 orang.

Sedangkan jumlah kasus terbanyak kedua adalah di Kabupaten Belu,yakni 918 kasus. Dari sisi jumlah yang meninggal dunia, Kabupaten Belu tertinggi korban meninggal, yakni dari jumlah kasus 918 kasus, ada 248 orang yang meninggal.

Sedangkan jumlah kasus terendah di Kabupaten Sabu Raijua, yakni tujuh kasus tanpa ada yang meninggal.

Sementara dari sisi usia , kasus HIV/AIDS terbanyak pada usia 25 - 49 tahun sebanyak 5.194 kasus, kemudian usia 20-24 tahun sebanyak 776 kasus, sementara penderita di atas 50 tahun sebanyak 334 kasus.

Berikut data kasus HIV/AIDS di kabupaten dan kota se- NTT.

Kota Kupang : 1.454 (67)
Kupang : 183 (12)
TTS : 267 (115)
TTU : 294 (99)
Belu : 918 (248)
Malaka : 244 (17)
Alor : 189 (27)
Lembata : 252 (79)
Flotim : 616 (123)
Sikka : 749 (184)
Ende : 269 (112)
Nagekeo : 85 (25)
Ngada 111 (59)
Manggarai Timur : 63 (22)
Manggarai : 166 (39)
Manggarai Barat : 68 (3)
Sumba Timur : 244 (28)
Sumba Tengah : 24 (4)
Sumba Barat : 56 (16)
Sumba Barat Daya : 250 (88)
Rote Ndao : 25 (2)
Sabu Raijua : 7 (0).

Total kasus : 6.554
Meninggal : 1.369(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

43,8 Persen Pengidap HIV/AIDS di Indonesia Belum Terdata

TANGERANG, KOMPAS.com - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mengatakan, sekitar 295 ribu atau 43,8 persen orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Indonesia belum terdata. "Di tingkat nasional kami menemukan 673 ribu kasus.

Waspadai HIV pada pria (grid.id)

Saat ini baru ketemu karena baru ditemukan 378 ribu. Ini sudah dihitung secara ilmiah, dan itulah yang harus kami temukan," kata dia di RSU Kabupaten Tangerang, Rabu (18/12/2019).

Anung mengatakan, Kemenkes kini prioritas pada pencegahan infeksi HIV/AIDS di usia produktif. Salah satunya dengan mengatur regulasi usia minimal pernikahan. Undang-undang perkawinan saat ini, lanjut dia, sudah mewajibkan pernikahan pada usia 18 tahun.

"Itu sebenarnya adalah bagian dari untuk mengurangi risiko dalam usia produktif," ujar dia.

Tidak hanya itu, peraturan konseling pranikah akan menjadi satu hal yang penting dalam pencegahan penularan HIV/AIDS. Dari konseling itu, ujar dia, diharapkan ada kesadaran dan mereka kemudian melakukan apa yang disebut counseling testing.

"Kalau paham dengan perilaku, calon pengantin dengan cara suka rela melakukan pemeriksaan HIV," kata dia.

Namun demikian, regulasi tersebut tidak sampai pada kewajiban setiap calaon pengantin harus melakukan screening atau pengecekan HIV/AIDS.

Pasalnya, pengecekan HIV/AIDS tidak seperti pengecekan yang bisa langsung terdeteksi positif atau negatif terinfeksi.

Selain mengatur pencegahan HIV/ADI melalui ikatan pernikahan, Anung juga mengatakan tetap memberikan perhatian pada populasi kunci untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di populasi yang memiliki risiko tinggi terinfeksi.

"Termasuk di dalam populasi kunci, salah satu yang disinggung Sekda, lelaki suka lelaki atau LGBT kemudian wanita pekerja seks dan lainnya," kata dia. Baca berikutnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "43,8 Persen Pengidap HIV/AIDS di Indonesia Belum Terdata",

Berita Terkini