Virus Corona

Korban Virus Corona di China Tidak Dimakamkan Secara Umum, Ini Perlakukan Jenazah Korban

Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seekor anjing melolong kesakitan dan menangis saat dibakar dalam keadaan hidup. Kebiasaan bagi masyarakat Wuhan kembali tersaji di tengah teror virus corona atau coronavirus yang mengerikan.

 woowunic.blogspot.com
 Ilustrasi tungku pembakar mayat. 
 
POS KUPANG.COM--Dua pekan sejak virus corona ditemukan dan mewabah Wuhan, China, polemik kini terjadi terkait proses pemakaman korban tewas akibat virus corona.

Guna menghentikan virus corona kian mewabah, Pemerintah China kini melarang warganya untuk memakamkan korban virus corona secara umum.

Dikutip dari Intisari-online.com, alasan Pemerintah China melarang warganya memakamkan kerabat yang tewas akibat virus corona karena pemakaman korban virus corona dianggap berbahaya.

Mengutip DailyStar Selasa (4/2/20) peraturan ketat dikeluarkan oleh pemerintah, tentang penangananan korban yang meninggal akibat virus corona.

Hingga saat ini korban terus berjatuhan, setidaknya sudah lebih dari 300 nyawa melayang akibat virus corona.

Meski demikian, ada setidaknya lebih dari 100 korban yang berhasil diselamatkan, dengan sisanya sekitar 17.000 orang terpapar virus tersebut.

Kini kabar terbarunya, pemerintah China mengeluarkan intruksi suram tentang penanganan mayat korban virus corona.

Tak main-main, korban virus corona yang meninggal dilarang dimakamkan tetapi harus dimusnahkan dengan segera.

Menurut Global Times, dekrit tersebut memberi tahu bahwa korban virus corona yang meninggal harus dimusnahkan dengan cara dibakar.

Mengutip Komisi Kesehatan Nasional, publikasi tersebut mengkonfirmasi bahwa semua mayat harus dibakar "dekat dan segera".

Ia menambahkan, "Pemakaman atau pemindahan mayat tidak diizinkan. Pemakaman tidak diizinkan untuk menghindari penyebaran virus."

Pekerja medis di ICU (unit perawatan intensif) Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan. Dokter dan pekerja medis tidak sempat pulang, kurang istirahat, terpaksa memakai pampers. Virus corona adalah infeksi pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia atau pilek. (Daily Mail)

55 Juta Warga China Dikarantina 

Skala penuh wabah ini masih belum jelas karena laporan-laporan yang menyedihkan terus muncul dari Cina.

Video yang belum dikonfirmasi membanjiri media sosial yang menunjukkan kematian di jalanan dan tumpukan tas mayat di rumah sakit.

Sejauh ini China menempatkan 16 kota terkunci, dalam situasi 55 juta orang hidup dibawah karantina.

Dua rumah sakit darurat telah dibangun hanya dalam waktu beberapa hari di Wuhan.

Saat ini Wuhan masih menjadi pusat infeksi, dan kote tersebut disegel oleh pemerintah hampir dua minggu.

Pejabat China kini terus melakukan penambahan fasilitas rumah sakit karena jumlah korban berjatuhan terus bertambah.

Diduga mayat di lorong rumah sakit kota Wuhan. (Twitter/ Al Jazeera)

Pemusnahan Mayat Tanpa Konfirmasi

Selain pemusnahan mayat secara langsung, laporan lain menyebut Pemerintah China mengkremasi mayat-mayat korban virus corona tanpa konfirmasi.

Hal ini ditemukan setelah penelusuran di rumah-rumah kremasi yang mengaku mendapat kiriman mayat dari rumah sakit tanpa adanya konfirmasi tentang identitas mayat tersebut.

Sudah 27 hari sejak virus itu muncul, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengeluarkan peringatan keadaan darurat global atas virus corona.

Virus corona atau dikenal dengan 2019-nCoV adalah infeksi mirip SARS yang menyerang sistem pernapasan.

Penyakit ini muncul tanpa gejala selama dua minggu sebelum menjadi batuk kering dan demam dengan gejala seperti pneumonia.

Dokter dari Rumah Sakit Nomor 6 Harbin, China, menggendong bayi yang lahir secara caesar dari ibu yang positif terkena virus corona. (CHINA DAILY/ASIA NEWS NETWORK via Kompas.com))

Para ahli percaya bahwa itu mungkin berasal dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan  tempat hewan-hewan eksotis dan domestik dijual untuk konsumsi manusia.

Masa inkubasi yang lama dari virus diyakini memicu penyebaran, dan dapat ditransfer antara pembawa sebelum gejala bahkan dapat berkembang.

Seekor anjing melolong kesakitan dan menangis saat dibakar dalam keadaan hidup. Kebiasaan bagi masyarakat Wuhan kembali tersaji di tengah teror virus corona atau coronavirus yang mengerikan. (MetroUK)

Berita Terkini