Memasuki tahun baru 2020, akan lebih baik diisi dengan doa.
Tujuannya, agar tahun baru nanti bisa diisi pencapaian-pencapaian atas keinginan atau cita-cita yang belum terkabul.
Dikutip dari laman BincangSyariah.com, berdasarkan riwayat hadis-hadis Nabi, tidak ada doa yang secara khusus dibaca Nabi Muhammad SAW ketika memasuki tahun baru, termasuk tahun baru Hijriyah.
• Yuk Rayakan Malam Akhir Tahun 2019 Ala Bohemian di Hotel Neo El Tari Kupang!
(Artikel lengkap BincangSyariah.com bisa anda akses di tautan ini)
Oleh karena itu, sebagian ulama menganggap tidak perlu membaca doa di akhir dan awal tahun karena dianggap tidak ada tuntunannya dari Nabi Muhammad SAW.
Namun, membaca doa di akhir tahun dan awal tahun sama sekali tidak dilarang karena bagian dari bersyukur dan bertafakur atas kekuasaan Allah SWT.
Model penanggalan apapun baik Hijriah (penanggalan berbasis bulan/lunar) maupun Masehi (berbasis matahari), di dalamnya ada fenomena kekuasaan Tuhan berupa peredaran ciptaanNya yang kembali pada titik awal perputaran porosnya.
Pada prinsipnya berdoa adalah ibadah yang dianjurkan apalagi untuk bertujuan muhasabah (merenung) dan tafakkur (berpikir) agar bisa melakukan hal yang lebih baik di masa yang akan datang.
Menyambut tahun baru, berikut doa akhir tahun dan doa awal tahun yang bisa anda panjatkan berdasarkan keyakinan agama Islam.
• Tahun Baru Sepi Pengunjung, Sahid T-More Batalkan Acara Akhir Tahun
Doa Akhir Tahun 2019
Berikut kalimat doa akhir tahun yang dikutip dari kitab Maslaku al-Akhyar karya Habib Usman bin Yahya al-‘Alawi, atau yang dikenal sebagai Mufti Betawi di abad ke-20.
اللهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِيْ هذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ عَنْهُ، وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ، وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلى عُقُوْبَتِيْ، وَدعَوْتَنِيْ إِلى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلى مَعْصِيَّتِكَ، فَإِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ.
Allohumma ma ‘alimtu fi hadzihis sanah mimma nahaitani ‘anhu fa lam atub ‘anhu, wa lam tardhohu wa lam tansahu, wa halimta ‘alayya ba‘da qudrotika ‘ala ‘uqubati, wa da’utani ilat taubati mim ba’di jaro’ati ‘ala ma’shiyyatika, fa inni astaghfiruka faghfirli.
Ya Allah, apa yang kulakukan di tahun berupa yang Engkau larang, aku belum bertobat darinya. Dan Engkau (tentu) tidak meridhai perbuatan itu lagi dan tidak (akan) melupakannya. (Namun) Engkau begitu lembut meski Engkau mampu membalas perilaku aku. Engkau mengajak aku untuk bertobat setelah aku larut dalam perbuat maksiat kepada-Mu. Maka, sungguh, aku memohon ampunan-Mu, ampunilah Aku.
وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ، فَأَسْأَلُكَ أَللهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلَالِ والْإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلُهُ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ، وَصَلّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ