Patung Ina Bo'i Dikerjakan Seniman Pencetak Tapak Tangan dan Kaki Para Mantan dan Presiden RI

Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Amboro Lireng seniman pencetak tapak tangan dan kaki para mantan presiden dan Presiden RI sedang mengerjakan patung Ina Bo'i di Taman Ina Bo'i, Kota Kupang, Kamis (19/12/2019).

Sebuah Patung Ina Boi Dikerjakan Seniman pencetak tapak tangan dan Kaki para mantan dan Presiden RI

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pemerintah Kota Kupang pada tahun 2019 ini membangun sebanyak enam taman kota, salah satunya taman Ina Bo'i yang berlokasi di Jalan Ina Bo'i. Taman ini sebenarnya sudah ada namun tidak terurus dengan baik, sehingga dibuat lebih indah dan menarik.

Sementara itu lima taman lainnya yakni Taman Adipura di Jalan Adisucipto, Taman Patung Kasih di perempatan Jalan Piet Tallo dan Jalan Herman Johannes, Taman Patung Sonba'i di Jalan Urip Sumohardjo, Taman Tagepe di Jalan Sam ratulangi dan Alun-alun Kota di Jalan Timor Raya.

Apresiasi Dewan Pengawas KPK Pilihan Jokowi, Ini Kata Ketua DPP Gerindra Hendarsam Marantoko

Letak kekhasan taman Ina Bo'i ini yakni patung Ina Bo'i. Patung Ina Bo'i merupakan patung perempuan (Ina) yang sedang duduk bermain Sasando. Sasando merupakan alat musik daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) asal Kabupaten Rote Ndao.

Patung yang sebelumnya terbuat dari konstruksi semen, pasir dan beton ini bahan dasarnya diganti dengan kuningan dan dibuat lebih tinggi dan besar.

Saat ini Patung Ina Bo'i sedang dalam proses pengerjaan oleh seniman asal Yogyakarta, Amboro Lireng. Amboro membawa sebanyak empat belas rekannya dari Yogyakarta untuk mengerjakan patung tersebut.

Meriah, Danrem 161 Wirasakti Kupang Buka Raknamo Fun Run 2019

Ditemui POS-KUPANG.COM, di Taman Ina Bo'i, Kamis (19/12/2019) Amboro dan kawan-kawan tampak sedang sibuk mengerjakan Patung Ina Bo'i di bawah naungan terpal berwarna biru. Bagian-bagian yang membentuk patung masih terpisah. Amboro sendiri sedang memperhalus kepala patung perempuan.

Dihampiri POS-KUPANG.COM, pria paruh baya ini melebarkan senyum. "Iya benar saya Amboro Lireng, saya dipercayakan mengerjakan patung yang menurut saya sangat monumental karena mengangkat Sasando yang merupakan salah satu kekayaan seni dan budaya dari Nusa Tenggara Timur," tuturnya.

Amboro mengaku ia dihubungi Ibu Jeane PG. Hadjon, ST, MM, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan PPK Taman untuk mengerjakan patung Ina Bo'i.

"Saat saya dihubungi ibu Jeani dan ia menjelaskan perihal patung ini, saya sangat senang dan tertarik karena ini mengangkat kebudayaan lokal sekaligus ini kesempatan bagi saya untuk menambah wawasan saya tentang NTT," ungkap Amboro.

Menurutnya, patung dengan bahan dasar kuningan ini baik, karena resisten terhadap perubahan cuaca. Apalagi di Kota Kupang yang udaranya panas. Ia mengaku sejauh ini tidak ada kendala dalam proses pembuatan patung. Sementara bahan dasar patung, lanjutnya didatangkan dari Yogyakarta.

Dia katakan, akhir Desember 2019 ini pembuatan patung ini bisa kelar dan bisa dipasang.

"Patung Ina Bo'i ini ada tiga komponen yakni patung Sasando berukuran besar dan tinggi, satu lagi patung Sasando yang lebih pendek dan kecil dan satu patung wanita yang sedang duduk memainkan Sasando yang kecil itu. Nah Sasando yang berukuran besar posisinya nanti di belakang perempuan yang sedang main Sasando," ungkapnya.

Amboro Satu-satunya Seniman yang Pernah Mencetak Tapak Tangan dan Kaki Presiden RI

Sosok Amboro tidak asing di dunia seni rupa. Ia tergabung dalam berbagai organisasi antara lain, API (Asosiasi Pematung Indonesia), AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Dan Mekanikal Indonesia) dan APeRI (Asosiasi Perupa Republik Indonesia).

Ia juga sudah pernah menggelar beberapa pameran akbar, Pameran HUELE di kota Ambon, Maluku, Pameran IKASSRI DIY. Pameran Out Door JSSP #2 Jogja Street Sclupture Project sepanjang kawasan Kotabaru, Pameran Bersama API (Asosiassi Pematung Indonesia) di "DAMMARA GALLERY", Pameran Bersama Dies Natalies Universitas Sanata Dharma - Yogyakarta dan lain-lain.

Karya fenomenal yang pernah ia hasilkan yakni membuat tapak tangan dan kaki mantan presiden Republik Indonesia antara lain, Soeharto, Abdulrahman Wahid atau Gusdur, B. J. Habibie, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden RI saat ini Joko Widodo atau Jokowi.

Ia membuat tapak tangan dan kaki para mantan presiden dan presiden RI dari tanah liat. Caranya, para mantan presiden dan presiden RI tinggal menempelkan tapak tangan dan kaki mereka pada tanah liat yang sudah. diolah dan disediakan sediakan dalam wadah berbentuk persegi.

"Dari semua mantan presiden hanya Bung Karno saja yang nggak ada, yah karena beliau sudah meninggal. Saya mengerjakan mulai tahun 2005 hingga 2017, terakhir Presiden kita saat ini Bapak Jokowi," kata Amboro.

Amboro mengungkapkan ada kebahagiaan tersendiri yang ia rasakan setelah berhasil mendapatkan tapak kaki dan tangan mantan presiden dan presiden RI tersebut.

"Ini tentu hal yang istimewa dalam perjalanan hidup saya sebagai seorang seniman khusunya di seni rupa. Mereka (mantan presiden dan presiden) adalah orang-orang yang berjasa bagi bangsa dan negara ini," ungkapnya.

Amboro mengaku, ia menemui langsung para mantan presiden dan presiden RI untuk membuat tapak kaki dan tangan mereka.

Dikisahkannya, dari semua mantan presiden, Soeharto lah yang paling sulit ia temui karena kala itu yakni pada tahun 2018 kondisi kesehatan pa Soeharto kritis. Berkat bantuan dari pihak keluarga pa Soeharto, Amboro akhirnya berhasil mencetak tapak tangan dan kaki presiden ke 2 RI tersebut.

Terakhir Amboro, membuat tapak tangan dan kaki Presiden Joko Widodo yakni pada tahun tahun 2017 silam.

Amboro menemui Presiden Jokowi di Istana Negara. Menurutnya reaksi pa Jokowi saat ditemui sangat antusias bahkan, kata Amboro pa Jokowi sempat berguyon dengannya. "Yah pa Jokowi senang beliau juga guyon-guyon sama saya," ungkapnya.

Hasil karyanya tersebut diabadikan di Taman Pintar Yogyakarta yang merupakan obyek wisata edukasi. Ia mengaku senang masyarakat bisa melihat karyanya tersebut, terutama generasi penerus bisa mengenal siapa-siapa saja tokoh-tokoh yang pernah memimpin bangsa ini.

Jeane Hadjon : Taman Ina Bo'i Telan Biaya 4,9 Miliar

Jeane PG. Hadjon, ST, MM selaku Kepala Bidang Sumber Daya Air dan PPK Taman Kota Kupang dihubungi POS-KUPANG.COM, Jumat (20/12/2019) mengatakan pembangunan taman Ina Bo'i menelan biaya senilai 4,9 Miliar. Sedangkan khusus untuk patung Ina Bo'i menelan biaya 800 hingga 900 juta.

Menurutnya, ada tiga komponen patung Ina Bo'i yakni, patung Sasando berukuran besar tingginya mencapai enam meter, satu patung Sasando berukuran lebih kecil, tinggi dua meter dan patung perempuan tinggi tiga meter yang sedang duduk bermain Sasando yang kecil tersebut.

Dia katakan, awalnya patung Ina Bo'i tersebut direncanakan dibuat dari fiber, namun karena pertimbangan ketahanan terhadap cuaca maka diputuskan bahan dasarnya dari kuningan.

Lanjutnya, taman-taman yang dibangun mengangkat kekayaan budaya Nusa Tenggara Timur. "Nah kalau di Taman Ina Bo'i sendiri kita angkat kekayaan budaya dan seni etnis Rote," ungkapnya.

Selain patung Ina Bo'i, lanjutnya, di Taman tersebut dibangun enam patung wanita, tiga dari suku Rote dan tiganya lagi perempuan yang sedang menari dari suku Sabu. Menurutnya enam patung ini dikerjakan oleh seniman lokal yakni Luis Wilson.

Jefri Riwu Kore : Patung Ina Bo'i Dibuat Persis Sesuai Asli

Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore dihubungi POS-KUPANG.COM, Sabtu (21/12/2019) mengatakan, Taman Ina Bo'i sebelumnya tidak terurus dengan baik dan Patung Ina Bo'i sudah mulai rusak karena tidak tahan terhadap cuaca.

Menurutnya, Patung Ina Bo'i yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan telah melalui tahap kajian yang matang mulai dari bahannya dan bentuk Sasando.

"Kita sudah kaji dengan baik termasuk bentuk Sasando, jadi itu kita buat persis sesuai dengan Sasando alat musik dari Rote, bentuknya dan macam-macam," ungkapnya.

Jefri mengatakan, secara umum taman-taman yang dibangun tersebut bisa menjadi wadah edukasi bagi masyarakat karena mengangkat tema seni dan budaya NTT.

Jefri mencontohkan, Taman Patung Kasih di Bundaran Penghijauan, ada patung tangan terkatup dan masing-masing melepas burung merpati, sebagai representasi kasih dan perdamaian dari enam suku besar yang ada di NTT.

Di Taman tersebut, kata Jefri ada tulisan bahasa Timor 'Uis Neno Nokan Kit' yang berarti Tuhan Memberkati Kita. "Itu menjadi kebanggaan kita mana kala ada orang datang ke Kota Kupang mereka bertanya itu tulisan apa, itu tulisan Timor, nah mereka tau bahwa ini di pulau Timor," ungkapnya.

Sementara itu Taman Tirosa (Timor, Rote, Sabu) diakuinya belum selesai karena masih perlu ditambahkan beberapa fasilitas seperti lampu yang belum tertata secara baik, air mancur dan rumput. Menurutnya taman tersebut akan dilanjutkan pembangunannya tahun depan.

Lanjutnya, Taman Tagepe atau Taman Generasi Penerus juga masih belum selesai. Taman tersebut merupakan taman bermain bagi anak-anak. "Itu memang belum selesai semua. Taman ini bisa dimanfaatkan anak-anak, pelajar, mahasiswa untuk bermain, belajar, mencari ide dan sebagainya," ungkapnya.

Sementara Patun Sonbai, kondisi sebelumnya memerhatikan karena tidak terurus dan patung Sonbai rusak, di mana parang yang digenggam Sonbai sudah tidak ada lagi.

"Nah itu kita tata semua dan kita buat filosofi perjuangan Sonbai. Di situ pada malam hari ada lampu kecil-kecil lalu tumbuh menjadi cahaya lampu yang besar, itu menjadi kebanggaan dan filosofi perjuangan Sonbai," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Berita Terkini