Artis Ini Dulu Digosipkan Berhubungan dengan Tommy Soeharto Tapi Tak Direstui Bu Tien, Kabarnya Kini
POS-KUPANG.COM- Artis ini dulu digosipkan berhubungan dengan Tommy Soeharto tapi Tak direstui Ibu Tien Soeharto, kabarnya kini!
Sebelum menikah dengan Tata Cahyani, Pangeran Cendana, Tommy Soeharto dikabarkan menjalin hubungan artis Maya Rumantir.
Sayang hubungan mereka terhalang restu Ibu Tien Soeharto. Sosok aktris cantik ini sempat membuat heboh ketika menjalin hubungan dengan Tommy Suharto.
• Presenter Najwa Shihab Klarifikasi Fotonya Bersama Tommy Soeharto, Keberatan Dituduh Antek Orde Baru
Lalu, seperti apa kabar artis senior ini? Maya Rumantir, artis yang terkenala di era tahun 80-an kini berubah drastis.
Terakhir Maya Rumantir dikabarkan terjun ke dunia politik dan duduk sebagai Anggota DPD RI.
Maya Rumantir di sebut-sebut pernah berpacaran dengan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto sebelum Pangeran Cendana itu mempersunting Tata Regina Cahyani.
Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dengan Maya Rumantir ()
Dari sekian banyak affair anggota Dinasti Cendana, agaknya, skandal Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dengan Maya Rumantir adalah kisah petualangan asmara yang paling seru dan menghebohkan masyarakat.
Bukan rahasia lagi kalau almarhum Ibu Tien Soeharto pernah menolak masuknya Maya ke pelukan sang anak.
• Anak Tommy Soeharto, Darma Mangkuluhur dan Mamanya Tata Cahyani Terlihat Akrab, Sweet Abis!
Selain karena mereka beda keyakinan karena menolak masuk Islam seperti anjuran Ibu Tien, Maya Rumantir juga berdarah Cina-Manado.
Ada anggapan di Jawa, bila keturunan Cendana menikah dengan bukan trah dari Keraton Jawa, maka yoni (kekuatan) Tommy akan raib (sirna) begitu saja.
Kini setelah tak mendapat restu kabar dari Maya pun jadi sorotan.
Jadi politisi
Lama tak terdengar kabarnya, begini kabar dari Maya Rumantir sekarang.
Tak lagi menyanyi, Maya banting setir menjadi politisi.
Langkah Maya Rumantir melenggang ke Senayan masih terbilang mulus.
Pada Pemilu 2019 ini, dia menempati posisi kedua perolehan suara calon anggota DPD RI dari daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Utara.
• Ini Rahasia Tommy Soeharto untuk Bisa Jadi Pengusaha Sukses
Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut, Maya mendapatkan 168.086 suara pemilih.
Suara terbanyak diraih caleg nomor 21 atas nama Cherish Harriette dengan perolehan 180.224 suara.
Maya Rumantir (Foto: Mayarumantirhotasoit.com) ()
Setelah Maya, caleg nomor 22 Djafar Alkatiri 147.210 suara, lalu caleg nomor 39 Stefanus B. A. N. Liow dengan 125.099 suara.
Maya mengaku senang karena menurut dia, perolehan suara itu luar biasa.
"Saya mengapresiasi masyarakat yang sudah memilih saya karena mereka tidak tergoyahkan terhadap suatu nilai-nilai moral. Boleh dikatakan suara saya cukup signifikan," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (17/5/2019) malam.
Maya mengaku, sudah datang ke Sulut sejak 20-an tahun lalu melalui berbagai aktivitas sosial.
Berbagai cara postif dilakukan Maya agar dekat dengan masyarakat.
• Gaya Pacaran Tata Cahyani, Mantan Istri Tommy Soeharto Jadi Sorotan, Priyayi Kok Gitu!
Kegiatan-kegiatan sosial, di antaranya mengunjungi panti jompo, panti asuhan dan memberikan edukasi kepada masyarakat soal sumber daya manusia (SDM) dan kerohanian.
"Itu dilakukan di kabupaten dan kota di Sulut. Ini memang panggilan dan tuntunan Tuhan bahwa keterpanggilan ini untuk membangun bangsa ini," ungkap Maya.
Perolehan suara ini mengantarkan Maya untuk kedua kalinya duduk di DPD RI.
Dia menuturkan, sebelum maju DPD, dia mendapatkan tawaran dari partai politik (parpol) untuk menjadi caleg DPR RI.
"Tapi, saya tetap pada pendirian ke DPD RI saja," kata dia.
Maya mengatakan, terjun ke dunia politik tentu selalu ada ongkosnya.
Namun, bagi dia, yang harus dihindari adalah money politic demi menciptakan pemerintahan yang bersih.(*)
Ini Rahasia Tommy Soeharto untuk Bisa Jadi Pengusaha Sukses
Hutomo Mandala Putra atau yang lebih dikenal sebagai Tommy Soeharto merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Putra bungsu Presiden ke-II RI Soeharto ini memiliki bisnis properti, otomotif hingga bisnis ritel.
Menurut Tommy, jika ingin sukses seperti dirinya, para generasi muda harus terus bersemangat dalam berkarya.
"Tips utamanya harus selalu semangat dan harus berkarya. Berkarya itu bukan hanya bekerja, bekarya yang bisa menghasilkan nilai tambah," ujar Tommy di Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Tommy menambahkan, para generasi muda harus selalu optimis dengan bisnis yang digelutinya. Sebab, itu merupakan salah satu kunci untuk meraih kesuksesan.
"Kita harus berpikirnya ke situ, kalau sudah berpikiran pesimis, udah kecewa, mengeluh, kebanyakan komplain, jangan harap orang bisa maju ," kata Tommy.
Selain itu, pimpinan Partai Berkarya ini juga menitikberatkan masalah kejujuran dalam berbisnis. Menurut dia, kejujuran merupakan kunci untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
"Karena kepercayaan, kejujuran. Itu juga hal yang harus diutamakan. Kalau bisnis udah enggak bisa dipercaya, enggak jujur, jangan harap bisa sukses," ucap dia.
Mengenai masalah modal, lanjut Tommy, itu bukan merupakan sebuah rintangan yang berarti bagi pebisnis. Sebab, jika ada kemauan, pasti bisa mendapatkan pinjaman modal.
"Kalau modal bisa dicarilah. Coba lihat konglomerat yang ada sekarang, itu kan dulunya orangtuanya modal celana kolor juga, tapi bisa jadi konglomerat," ujar dia. (Kompas.com)
Najwa Shihab Klarifikasi Foto Pertemuannya dengan Tommy Soeharto, Sebut Foto Lama
Presenter cantik, Najwa Shihab memberikan klarifikasi atas disinformasi foto pertemuan dirinya dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.
Dalam unggahannya, Najwa Shihab menyebut foto dirinya dengan Tommy Soeharto yang saat ini beredar merupakan foto lama
Najwa bahkan menilai penyebaran foto dirinya dengan Tommy Soeharto dan sejumlah tokoh lainnya dengan narasi yang tidak benar merupakan serangan pribadi yang jahat.
Dilansir TribunWow.com, hal itu diunggah Najwa Shihab melalui akun Instagram pribadinya, @najwashihab, pada Sabtu (28/9/2019).
Melalui postingan yang diunggahnya, Najwa Shihab mengatakan fotonya Tommy Soeharto, Lieus Sungkharisma dan Ichsanuddin Noorsy merupakan foto lama pada 22 November 2017.
Namun, kata Najwa Shihab, foto itu disebarkan kembali dengan narasi yang tidak benar.
Najwa Shihab mengatakan disinformasi itu menjadi serangan personal yang jahat terhadap dirinya.
Berikut ini klarifikasi lengkap dari Najwa Shihab:
"KLARIFIKASI ATAS DISINFORMASI FOTO PERTEMUAN NAJWA DAN TOMMY SOEHARTO
Sikap editorial Narasi TV dan Mata Najwa terkait situasi terakhir politik Indonesia, terutama isu KPK dan demonstrasi mahasiswa, membuat saya, Najwa Shihab, didiskreditkan lewat berbagai disinformasi.
Foto lama saya dengan Tommy Soeharto, Lieus Sungkharisma dan Ichsanuddin Noorsy diedarkan kembali bersama capture-an sebuah berita berjudul “Kabar Mengagetkan, Najwa Shihab, Tommy Soeharto, Noorsy Dan Lieus Akhirnya Bersepakat Untuk….”
Saya diframing sebagai antek Orde Baru karena bertemu Tommy Soeharto dan karena ayah saya, Prof. Quraish Shihab, pernah diangkat sebagai Menteri Agama di era Soeharto. Tidak hanya itu, sikap editorial Narasi TV dan Mata Najwa terkait KPK juga di-framing sebagai bentuk konflik kepentingan saya dengan KPK karena suami saya, Ibrahim Assegaf, partner di lawfirm Assegaf Hamzah & Partners yang didirikan — salah satunya oleh — Chandra Hamzah, mantan komisioner KPK.
Foto yang beredar itu diambil pada 22 November 2017. Saya datang bersama kru Narasi TV, termasuk CEO dan Pemimpin Redaksi Narasi TV saat itu yaitu Catharina Davy dan Olivia Rosalia. Tujuan pertemuan: menjajaki sekaligus mengundang kehadiran Tommy di Catatan Najwa (saat itu saya sedang jeda dari televisi). Tommy saat itu diundang dalam status sebagai pendiri Partai Berkarya yang baru saja lolos verifikasi KPU dan dinyatakan sebagai peserta Pemilu 2019.
Tommy menyatakan kesediaannya saat itu, namun perlu mencari jadwal yang tepat. Tommy berkali-kali menunda jadwal yang sempat disepakati. Tommy baru bisa diwawancarai di kediamannya pada 5 Juli 2018. Hasil wawancara itu tayang di Mata Najwa pada 11 Juli 2018 dengan tajuk “Siapa Rindu Soeharto”.
Tommy muncul dalam tiga segmen pertama. Dalam tiga segmen itu, saya menyoal sejumlah topik penting terkait rekam jejak Tommy dan kasus-kasus korupsi serta pelanggaran HAM yang dilakukan ayahandanya. Segmen 1 dibuka dengan memperkenalkan Tommy sebagai “dalang pembunuhan Hakim Syaifuddin”. Saya juga mencecar klaim Tommy soal masyarakat merindukan era Orde Baru di segmen ketiga.
Selain Tommy, hadir narasumber lain seperti Priyo Budi Santoso sebagai Sekjen Partai Berkarya. Saya juga mengundang Haris Azhar, seorang pegiat HAM, untuk menguji klaim-klaim yang disodorkan Tommy maupun Priyo.
Disinformasi yang disebarkan adalah serangan personal yang jahat. Tuduhan “antek Orde Baru” sama sekali tidak berdasar karena sikap saya jelas dalam menyangkut warisan-warisan Orde Baru. Tidak terbilang produk-produk jurnalistik Mata Najwa yang berisi sikap kritis terhadap Orde Baru dan itu juga tercermin dalam episode “Siapa Rindu Soeharto?”
Saya sangat keberatan sikap personal saya sebagai jurnalis dikait-kaitkan dengan keluarga saya.
Selain personal, disinformasi ini juga merupakan serangan terhadap kerja-kerja jurnalistik. Tidak terbilang cacian terhadap media yang memberitakan topik mengenai revisi UU KPK dan demonstrasi mahasiswa minggu lalu. Saya, Mata Najwa dan Narasi TV tidak sendirian dalam hal ini.
Kritik kepada pers jelas diperbolehkan, bahkan penting, bagi demokrasi, juga bagi pers. Tidak ada pers yang sempurna. Tetapi jika yang dilakukan adalah serangan personal, ad hominem, apalagi hingga membawa-bawa keluarga, persoalannya menjadi sangat berbeda.
Seseorang menulis serangan kepada saya sebagai kill the messenger. Saya menghargai pendapat tersebut, kendati sejujurnya saya tidak berpikir sejauh itu karena toh saya masih bisa bekerja dan beraktifitas seperti biasa. Saya menganggap hal ini sebagai sesuatu yang kontraproduktif bagi usaha merawat ruang publik yang sehat, yang menghargai perbedaan pendapat, yang tidak dicemari oleh doxing, disinformasi, dan pembunuhan karakter.
Hari-hari ini Indonesia memang sedang dilanda kompleksitas persoalan. Hal itu hendaknya disikapi dengan memperbanyak dialog: antara para elit dengan warga, antara warga dengan warga, antara sesama kita. Dalam episode Mata Najwa terakhir, bahkan saya membuka topik tentang perlunya pemerintah berdialog dengan para mahasiswa yang saat itu saya undang. Bahwa pertemuan itu batal adalah persoalan lain. Saat itu saya hanya membuka kemungkinan hadirnya percakapan yang setara karena saya percaya pers punya tanggungjawab merawat ruang publik sebagai arena yang terbuka bagi perdebatan, aneka pikiran, ragam kegelisahan, hingga kekecewaan.
28 September 2019
Najwa Shihab," bunyi klarifikasi yang diunggah Najwa Shihab.
Unggahan Klarifikasi Najwa Sihab (instagram)
Presenter Najwa Shihab memberikan klarifikasi atas disinformasi foto pertemuan dirinya dengan Tommy Soeharto. (Instagram/@najwashihab)
(TribunWow.com)