Istri Kiai Sakti Asal Kediri Jawa Timur Ini Wafat, Nama Gus Miek Langsung Jadi Trending Google

Editor: Bebet I Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri Kiai Sakti Asal Kediri Jawa Timur Ini Wafat, Nama Gus Miek Langsung Jadi Trending Google

Istri kiai sakti Asal Kediri Jawa Timur Ini Wafat, Nama Gus Miek Langsung Jadi Trending Google

POS-KUPANG.COM - Istri kiai sakti Asal Kediri Jawa Timur Ini Wafat, Nama Gus Miek Langsung Jadi Trending Google

Info Kabar Duka meruak dari kalangan Nahdliyin ( Nahdlatul Ulama ). Istri ulama atau kiai sakti, Gus Miek meninggal dunia.

Ya Kabar Duka sang istri kiai sakti Gus Miek, kiai spiritual NU ( Nahdlatul Ulama) ini meninggal dunia pada Minggu, 6 Oktober 2019, pukul 19.30 WIB.

Istri kiai kharismatik dan kiai sakti asal Ploso Mojo, Kediri, Jawa Timur ini meninggal dunia, Gus Miek menjadi trending topik Google, Senin (7/10/2019).

BAHAYA! Terlalu Sering Makan Mentimun Bisa Timbulkan 4 Penyakit Berbahaya Ini, Bisa Mematikan

• Aib Rocky Gerung Dibongkar! Ruhut Sitompul Pertanyakan Pendidikan Tokoh ILC Ini, Lihat Reaksinya!

Namanya kembali menjadi perbincangan publik, karena kabar meninggalnya sang istri.

Sebuah pesan yang beredar via WhatshApp pun mengabarkan berita duka tersebut.

Innalillahi wainnailairoujiun...Berita duka menyelimuti keluarga besar Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri, Jawa Timur.

Bu Nyai Lilik Suyati atau akrab dipanggil Bu Yat, isteri Almarhum KH Hamim Thohari Djazuli alias Gus Miek menghadap ke Rahmatullah (meninggal dunia).

Kabar duka ini, sontak beredar di kalangan warga NU di Jawa Timur terutama para samiin Jantiko Mantab, Minggu, 6 Oktober 2019, pukul 19. 30 WIB.

"Sampun kapundut dateng Ngersane Allah swt Nyai Miek, garwo Gus Miek. Mugi-mugi pinaringan husnul khatimah. Dumateng jamaah pecinta Majlis Sema'an Al-Qur'an Wa Dzikrul Ghofilin Jantiko Mantab, santri-santri Gus Miek, Penderek Jama'ah Setia Gus Miek dipun aturi rawuhipun dateng Ploso Kediri Jawa Timur."

Demikian antara lain pesan tersebut, dikutip dari Tribunnews.

Sepeninggal Gus Miek, Bu Nyai Lilik Suyati berperan dalam mendidik putra-putrinya.

Sang Gus Miek dan Nyai Lilik dikaruniai enam anak empat putra dan dua putri.

Di antaranya ialah H.Agus Tajjuddin Heru Cokro (Gus tajud), H.Agus Sabuth Pranoto Projo (Gus Sabut), Agus Tijani Robert Syaifunnawas (Gus Robert), H.Agus Orbar Sadewo Ahmad(Gus Dewo), Hj. Tahta Alfina Pagelaran (Ning Al), Ning Riyadin Dannis Fatussunnah (Ning Dannis).

Siapa Gus Miek?

Dilansir dari wikipedia, Hamim Tohari Djazuli, akrab dipanggil Gus Miek lahir di Kediri, Jawa Timur, 17 Agustus 1940.

Ia Gus Miek adalah pendiri amalan dzikir Jama'ah Mujahadah Lailiyah, Dzikrul Ghofilin, dan sema'an (mendengarkan) al-Qur'an Jantiko Mantab.

Ia Gus Miek adalah putra dari K.H. Jazuli Utsman, pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur.

Ia Gus Miek terkenal sebagai seorang wali (kekasih Allah) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar Pesantren untuk berdakwah.

Ya Gus Miek juga terkenal sebagai wali yang memiliki banyak karomah (kelebihan).

Biografi

Masa Kecil dan pendidikan awal

Ya Gus Miek adalah putra ketiga dari enam bersaudara dari pasangan K.H Djazuli Utsman dan Nyai Rodhiyah.

Amiek (panggilan masa kecil Gus Miek) lahir dan besar di Kediri.

Ia tinggal di lingkungan bekas kantor penghulu yang telah ditebus orang tuanya dengan biaya 71 golden.

Sang Gus Miek kecil adalah sosok yang pendiam dan suka menyendiri, berbeda dengan saudara-saudaranya dan teman sebayanya yang lebih senang dekat ibunya atau kepada para santri.

Hal ini dapat dilihat bila seluruh keluarga berkumpul, ia selalu mengambil tempat yang paling jauh.

Ketika kecil Gus Miek juga terkenal memiki suara yang merdu dan fasih pada saat membaca al-Qur'an.

Pendidikan awal Gus Miek tempuh dengan masuk di Sekolah Rakyat (SR), namun tidak sampai selesai karena sering membolos.[6] Dalam pendidikan belajar membaca al-Qur'an, Gus Miek dibimbing langsung oleh ibunya, kemudian ia diserahkan kepada Ustadz Hamzah.

Sedangkan dalam pendidikan belajar kitab, Gus Miek beserta para saudaranya diajar langsung oleh ayahnya.

Pada umur 9 tahun, Gus Miek telah mengenal ulama-ulama besar. Beberapa ulama tersebut yang sering dikunjungi Gus Miek adalah K.H. Mubasyir Mundzir, Kediri; K.H. Mas'ud (Gus Ud) Pagerwojo, Sidoarjo; dan K.H. Hamid, Pasuruan.

Ketika berkunjung ke rumah Gus Ud di Sidorajo, untuk pertama kalinya Gus Miek bertemu dengan K.H. Ahmad Siddiq yang pada saat itu menjadi sekertaris pribadi K.H. Wahid Hasyim.

K.H. Ahmad Siddiq inilah yang kelak sering menentang tradisi sufi Gus Miek namun ia juga yang kelak menjadi kawan karibnya di Dzikrul Ghofilin.

Belajar di pesantren Lirboyo

Pada umur 13 tahun, Gus Miek melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, setelah K.H. Mahrus Ali datang menjemputnya di Ploso untuk memintanya belajar di Pondok Pesantren asuhan K.H. Mahrus Ali tersebut.

Namun pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo hanya bertahan selama 16 hari dan kemudian Gus Miek kembali pulang ke Ploso.

Kepulangan Gus Miek yang mendadak ke Pondok Pesantren Ploso membuat orang tuanya resah karena ia tidak mau untuk melanjutkan belajarnya di Pesantren Lirboyo.

Namun Gus Miek mampu menunjukkan bahwa selama belajarnya di Pesantren Lirboyo ia melakukannya dengan sungguh-sungguh.

Ia Gus Miek membuktikan kepada orang tuannya dengan cara menggantikan semua jadwal pengajian yang biasa diampu oleh ayahnya di Pondok Pesntren Ploso.

Dia Gus Miek membuktikannya dengan mengajarkan berbagai kitab kepada para santri, yakni: kitab Tahrir (kitab fiqh tingkat dasar), Fatkhul Mu'in (kitab fiqh tingkat menengah), Jam'ul Jawami' (kitab ushul fiqh), Fatkhul Qarib (kitab fiqh tingkat menengah), Shahih Bukhari (kitab hadis), Shahih Muslim (kitab hadis), Tafsir Jalalain (kitab tafsir al-Qur'an), Iqna (kitab fiqh penjabaran dari kitab Fatkhul Qarib), Shaban (kitab tata bahasa Arab) dan Ihya' Ulumuddin (kitab tasawuf).

Pada saat inilah orang tuanya menyadari adanya karomah (kelebihan) kewalian pada diri Gus Miek.

Setelah menunjukkan kemampuannya kepada orang tuanya, beberapa bulan kemudian Gus Miek memutuskan untuk belajar lagi di Pesantren Lirboyo.

Di pesantren tersebut Gus Miek cukup rajin dalam mengikuti pengajian.

Namun Gus Miek mempunyai kebiasaan yang sulit dihilangkan sejak di Ploso, yaitu ketika santri lain sedang sibuk mengaji, ia hanya tidur dan meletakkan kitabnya di atas meja.

Meskipun demikian, ketika gurunya mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan, Gus Miek selalu mampu menjawabnya dengan memuaskan.

Di Pesantren Lirboyo, ada beberapa santri yang dekat dengan Gus Miek, di antaranya adalah Abdul Ro'uf dari Blitar yang mendapat tugas memasak, Abdul Zaini dari Gresik, Abdullah dari Magelang, Gus Idris dan Gus Fatkhurrohman.

Perkenalan dengan Abdullah tersebut yang akhirnya membuat Gus Miek meninggalkan Pesantren Lirboyo dan pergi ke Magelang.

Pada umur 14 tahun, Gus Miek pergi dan melanjutkan belajarnya ke sebuah Pondok Pesantren asuhan K.H. Dalhar di Watucongol, Magelang, Jawa Tengah.

Meninggal

Ia  Gus Miek  meninggal di Surabaya, Jawa Timur pada 5 Juni 1993 di umur 52 tahun.

Data Diri:

Nama: Gus Miek

Nama Lengkap: Hamim Tohari Djazuli

Pasangan: Lilik Suyati (m. 1960–1993) Trending

Lahir: 17 Agustus 1940, Kediri

Meninggal: 5 Juni 1993, Gubeng, Surabaya

Kebangsaan: Indonesia

Anak:

Agus Tajuddin Heru Cokro

Agus Sabut Panoto Projo

Agus Obar Sadewo Ahmad

Ning Fitria Tahta Alvina Pagelaran

Agus Tijani Robet Saifun Nawas

Ning Riyadin Dani Fahtussunnah

Orangtua: Nyai Rodhiyah

Djazuli Utsman

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Istrinya Meninggal Dunia, Alm Gus Miek Jadi Trending Topik Google, Siapa Dia? Ini Profilnya, https://makassar.tribunnews.com/2019/10/08/istrinya-meninggal-dunia-alm-gus-miek-jadi-trending-topik-google-siapa-dia-ini-profilnya?page=all.
Penulis: Desi Triana Aswan
Editor: Ina Maharani

Berita Terkini