Ibu-Ibu KWT di Translok Warambadi, Sumba Timur Belajar Sulap Daun Kelor Jadi Kue

Penulis: Robert Ropo
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ibu-ibu KWT Translok Warambadi sedang belajar mengolah daun kelor menjadi menu makanan.

Ibu-Ibu KWT di Translok Warambadi, Sumba Timur Belajar Sulap Daun Kelor Jadi Kue

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU---Ibu-ibu kelompok wanita tani (KWT) Bidi Hunggar di lokasi Translok Warambadi, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur belajar mengolah daun kelor menjadi sejumlah menu makanan dan minuman.

Pelatihan pegolahan bahan baku daun kelor menjadi menu makanan itu, kerja sama antara KWT Bidi Hunggar dengan Suluh Lingkungan (SL) Consultan, Radio Max Waingapu Foundation dan didukung oleh LIFE Jepang.

Kegiatan pelatihan itu berlangsung di Translok Warambadi, Mangili, Kecamatan Pahunga Lodu dari tanggal 28-30 Agustus 2019.

Adrianus Petrus Lagur dari SL Consultan kepada POS-KUPANG. COM, Jumat (30/8/2019) menjelaskan, SL Consultan menyediakan jasa pelatihan pengolahan daun kelor untuk berbagai resep. 

Diantaranya pengembangan resep dari bubuk daun kelor diolah menjadi resep stik kelor, resep roti (cake), teh celup kelor, resep mie kelor, resep krupuk kelor, resep kapsul kelor dan resep puding kelor.

Pengembangan resep-resep menu makanan dari SL Consultan itu, jelas Adrianus, bertujuan untuk meningkatkan gizi anggota keluarga berekonomi lemah.

Selain itu, untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

"Selain untuk gizi bagi keluarga mereka, juga melalui pelatihan ini, menu makanan yang diolah dari bahan dasar daun kelor ini, ke depan dapat mereka jual untuk menghasilkan uang untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga mereka,"jelas Adrianus.

Adrianus juga mengatakan, yang melatih para ibu dari KWT tersebut untuk mengolah makanan dari bahan daun kelor itu yakni Ibu Santi dari SL Consultan.

Direktur Radio Max Waingapu Foundation, Heinrich Dengi, juga mengatakan, dari Yasasan melihat manfaat gizi yang besar dari daun kelor untuk keluarga.

Sehingga bisa diolah menjadi berbagai resep makanan untuk menarik minat warga terutama bagi anggota KWT untuk konsumsi.

"Tetapi persoalnya di sekitar warga tidak banyak terdapat pohon kelor yang nantinya bisa menjadi sumber bahan baku untuk warga manfaatkan baik sebagai sayur atau digunakan untuk berbagai menu atau resep yang sudah diajarkan ke warga,"timpal Heinrich.

Sehingga kata Heinrich, Radio Max Waingapu Foundation berkomitmen bekerja sama dengan SL Consultan dan didukung LIFE Jepang, bersama warga di sekitar Translok tersebut melakukan kegiatan pelatihan itu.

Bocah Kelas 5 SD Kakinya Putus karena Tertabrak Mobil, Orang Sibuk Ambil Video, Ini Kronologi

Dispar Nagekeo Adakan Pelatihan Peningkatan SDM Pemandu Wisata Alam

Dengan harapan melalui pelatihan itu, ibu-ibu dapat menanam anakan kelor yang sudah harus  dimulai sejak musim penghujan mendatang. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)

Berita Terkini