LENGKAP! Penyebab acara pinangan di Oebelo NTT makan 7 korban 1 tewas 6 luka-luka
POS-KUPANG.COM | KUPANG - LENGKAP! Penyebab acara pinangan di Oebelo NTT makan 7 korban 1 tewas 6 luka-luka
Siapa nyana, acara proses pinangan, pernikahan yang mestinya berjalan lancar dan penuh suka cita, malah berakhir ricuh dengan pertumpahan darah di Dusun Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Peristiwa hari Kamis (8/8/2019) situ terungkap dari akun Facebook, Farand Friedrick Tonu yang mengirimakn ke akun Grup Facebook, NTT Baru.
Disebutkan, kasus di Oebelo Terjadi Hari 8 Agustus 2019 pukul 16.30 wita bertempat di RT 001/Rw 001 Dusun I Desa Tanah Merah, Kupang Tengah, Kab Kupang.
• Ramalan zodiak cinta, Jumat 9 Agustus 2019, Aries Bahagia, Cancer Waspada
• Luna Maya ke Panti Asuhan dan Bikin Keputusan Besar dalam kehidupnya, Bikin Haru
Kasus itu mengakibatkan Maksi Robin Mesakh (42) warga Desa Oebelo, RT20/RW008, Dusun 4, tewas.
Bagaimana kronologis lengkap kejadian memilukan itu?
* Kronologis Lengkap:
Sejumlah saksi mengungkapkan apa yang terjadi.
Saksi I, ARN (28) asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), saksi II, MSK (40) juga dari TTS. Dan saksi III, YN (38) asal Timor Tengah Utara (TTU). .
Saat itu ARN dan MSK menurunkan kayu api di lokasi peminangan yakni di Dusun I Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang, Kabupaten Kupang.
Usai menurunkan kayu api, ARN dan MSK dipukli oleh massa yang sedang menyaksikan acara peminangan.
ARN kemudian mengadukan kepada YN sehingga YN mendatangi massa yang memukul MSK.
Namun akrena massa sangat banyak sehingga YN pun ikut dianiaya dan dilempari batu.
YN kemudian mengambil sebilah parang yang ada di detanya untuk melindungi diri dari kerumunan massa.
Saat itu, korban Maksi yang duduk di tempat operator langsung membawa dan mengamankan YN 3 kearah jalan untuk diselamatkan.
Lalu Maksi kembali ke tempat peminangan untuk menanyakan awal permasalahan yang terjadi.
Saat itulah massa kemudian menyerang korban yang saat itu sedang membawa parang.
Maksi kemudian mengayunkan parang ke arah kerumunan massa dan mengenai 3 warga di lokasi tersebut.
3 warga yang terkena ayunan parang Maksi antara lain :
1. Mea Besik
Perempuan berumur 27 tahun ini beralamat di RT001/Rw 001 Dusun I Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Ia mengalami luka bacok di lengan kanan.
2. Andy Haning (22)
Ia adalah warga yang beralamat di Rote alamat RT 002/Rw 001 Dusun I Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Ia mengalami luka bacok di telinga bagian kanan hingga terputus.
• Luna Maya dan Faisal Nasimuddin bikin postingan romantis, Netizen baper.
• Hotman Paris Pamer Kemesraan Bersama Istrinya, Agustianne Marbun, So Sweet Lah
3. Benny Nggeon (28)
Pria yang bekerja sebagai nelayan ini tinggal di RT 002/Rw 001 Dusun I Desa Tanah Merah, KecamatanKupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Ia diduga luka kena sabetan senjata tajam.
* Korban Maksi Meninggal Dunia
Setelah melakukan aksi tersebut, Maksi melarikan diri kearah jalan umum.
Tepatnya di depan rumah sdr Samuel Pahk dan Maksi dianiaya menggunakan benda tajam (parang) oleh sekelompok massa yang mengejarnya.
Akibatnya Maksi mengalami luka sabeten sajam yang cukup serius pada leher bagian kiri.
Ada juga bahu bagian kanan, telapak tangan kanan, hingga Maksi meninggal dunia.
* 5 Korban luka terkena lemparan batu :
1. Petrus Dale,
Lk, 42 thn, Tani, Protestan, Rote alamat Rt 002/Rw 001 Dusun I Desa Tanah Merah, Kec. Kupang Tengah, Kab. Kupang (mengalami luka dibagian hidung akibat terkena lemparan batu).
2. Yeremia Naru,
Lk 38 Thn, Swasta, Protestan, Rote, Indonesia, alamat Rt 30/Rw 002, Kel. Kefa Tengah, Kec. Kota Kefamenanu, Kab. TTU (mengalami luka robek pada kepala bagian kiri serta luka memar pada lengan kanan).
3 korban lainnya dibawah kerumah sakit SK. Lerik, Kota Kupang.
Demikian dilaporkan.
Hingga berita ini duturunkan belum ada penjelasan resmi dari polisi terkait dengan kronologis dan nama-nama para korban dan terduga pelaku pengeroyokan.
* Kapolres Kupang Beri Klarifikasi
Kapolres Kupang, AKBP Indera Gunawan, S.Ik mengakui acara peminangan pernikahan di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Kamis (8/8/2019) petang berujung memakan Korban Jiwa.
Acara pinangan itu dari pihak laki-laki ke pihak perempuan dimana tengah dibuatkan tenda, diduga karena saling tersinggung dengan omongan, maka terjadi percecokan dan salah satu terkena bacokan hingga tewas.
Kapolres Indera Gunawan ketika dikonfirmasi POS KUPANG.COM, Kamis (8/8/2019) pukul 21.15 Wita menegaskan bahwa tidak ada bentrokan antar warga. Kejadian ini salah paham karena diduga akibat sudah mengkonsumsi minuman keras.
"Bukan bentrok antar warga. Ini orang lamaran pihak laki-laki ke pihak perempuan aja. Bantu-bantu buat tenda mungkin tersinggung omongan ribut karena minum. Akhirnya satu bacok dibalas pihak satunya," jelas Indera.
Kapolres Indera membenarkan satu orang terkena bacokan atas nama Mesakh. Korban dibawa ke Puskesmas Oesao dan meninggal di puskesmas.
"Iya yang bacok pertama dibalas pihak satunya. Meninggal di Puskesmas Oesao. Sementara masih kami tangani. Piket siaga di TKP tapi msh kondusif. Soal yang terkena luka-luka masih kami data," kata Kapolres Indera.
• Wanita Pura-Pura Orgasme di Ranjang, Ini Alasannya, Pria Mesti Tahu Hal Ini Loh
• RESEP Tongseng Ayam, Gurih dan Lezat, Yuk Dicoba Ladies
* Ricuh di Pesta Pernikahan Berujung Maut, Pemuda 19 Tahun Tewas Ditembak Polisi
Kasus ricuh terkait dengan pernikahan juga terjadi di Banda Aceh.
Mengutip Kompas.com, seorang pemuda bernama Dedi berusia 19 tahun tewas diduga ditembak anggota polisi saat melerai perkelahian temannya di sebuah lokasi pesta perkawinan di Desa Sidorejo Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil.
Peristiwa itu terjadi saat korban sedang berada di sebuah aksi organ tunggal keyboard pada sebuah pesta perkawinan, Minggu dini hari.
Kerabat korban, Ahmad (20) menyebutkan Kejadian berawal ketika korban bersama teman-temannya sedang menonton dan ikut berjoget pada pertunjukkan organ tunggal tersebut.
Kemudian terjadi keributan yang belum diketahui pasti apa pemicunya.
Kronologi penembakan “Saya tidak tahu juga apa penyebabnya, ada yang tersenggol saat joget kemudian marah dan terjadi perkelahian, lalu kami dengar suara letusan senjata, dan saya lihat kawan saya sudah jatuh ke tanah dan berdarah,” jelas Ahmad, Senin (15/7/2019).
Menurut Ahmad memang ada seorang anggota polisi meletuskan senjatanya dan mengenai bagian kepala korban.
“Sepertinya bukan tembakan peringatan itu, dalam kondisi terkejut saya dan seorang teman lain kemudian membawa korban ke rumah sakit, dengan sepeda motor,” ujar Ahmad.
Namun, sebut Ahmad, setiba di rumah sakit, pihak Rumah Sakit Umum Daerah Singkil, mengajukan rujukan agar korban dibawa ke RS di Medan, Sumatera Utara untuk perawatan lebih intensif.
Namun, korban menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan rujukan menuju rumah sakit di Medan Sumatera Utara. Di rumah duka keluarga tak menyangka kejadian tersebut menimpa Dedi.
Keluarga mengaku shock saat menerima kabar Dedi telah meninggal dunia akibat tertembak oleh seorang anggota polisi.
Sartinah (56), sang ibu korban mengaku tidak menerima kenyataan ini keluarga meminta pelaku penembakan dihukum setimpal dengan perbuatannya.
“Kami tidak tahu apa kejadiannya, tiba-tiba sudah ada kabar meninggal, kata orang ditembak polisi, kami mau pelakunya juga harus dihukum yang setimpal,” ujar Sartinah.
Dedi meninggal dunia karena tertembak di bagian atas pelipis mata sebelah kanan.
Kepolisian Resort Aceh Singkil mengakui adanya insiden penembakan tersebut, dan sudah melaporkan hal ini kepada institusi polisi yang lebih tinggi.
Kapolres Aceh Singkil AKBP Andrianto Argamuda, menyebutkan polisi sudah menahan tersangka dan sedang dimintai keterangannya.
Polisi mengaku akan menuntaskan kasus ini secara profesional. (*)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Acara Pinangan Bersimbah Darah! Satu Tewas Ditebas Parang, 6 Luka-luka hingga Telinga Putus,