POS KUPANG.COM Aneh tapi ini kenyataan. Seorang pria mengamuk menggigit ular sampai mati.
Pria di India bernama Raj Kumar marah dan balas dendam kepada ular yang mengigitnya.
Saking jengkelnya, dia menggigit balik ular tersebut sampai benar-benar mati.
Mulanya, Raj Kumar, sedang bersantai dan menikmati minuman pada hari Minggu di rumahnya di Uttar Pradesh.
Tapi tiba-tiba seekor ular merayap masuk ke rumahnya dan menggigitnya.
“Seekor ular menggigitnya.
Jadi, dia balas dendam, menggigit balik hewan itu menjadi beberapa potong,” kata ayah korban, Babu Ram.
Keluarga pria itu membawanya ke rumah sakit, dalam kondisi kritis.
Ular tikus (dok)
Ular yang menggigitnya dilaporkan adalah ular tikus, yang oleh para ahli dianggap tidak berbisa.
"Ini benar-benar aneh," kata dokter yang merawat Raj Kumar, NP Singh.
• ABG Remaja 18 Tahun Perkosa Nenek 9 Cucu Tetangganya, Ini Faktanya
• Minta Pacar Tanggung Jawab karena Hamil, Perempuan Ini Malah Didorong ke Sungai, Kronologinya
• NUR Perempuan Bersuami dan ANak ini Bersimbah Darah di Kamar dengan Pria Bukan Suami
"Aku pernah melihat orang-orang datang dengan gigitan ular, tetapi tidak pernah ada orang yang menggigit ular lalu membawanya dalam tas."
Insiden itu terjadi dua hari setelah seorang pria India dilaporkan menderita serangan jantung dan meninggal setelah menemukan seekor ular besar berhasil masuk ke mobilnya dan melingkar di lengannya.
Pria itu sedang menelepon putranya pada tanggal 27 Juli lalu, dan ular tiba-tiba mulai meliuk-liuk di sekelilingnya dan pria dengan panik telah meminta putranya untuk mengirimkan bantuan.
Aneh memang, manusia mengigit ular setelah digigit ular.
Kopassus Gigit Kobra di Depan Menhan AS
Sebelumnya aksi manusia menggigit ular sempat diperagakan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassuss saat menyambut Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, berkunjung ke Markas TNI di Cilangkap, Jakarta, Rabu (24/01/2018).
Menhan AS Jim Mattis memuji atraksi itu, dan menyanjung kemampuan para prajurit Indonesia dalam menangani ular-ular itu.
Sebelum beratraksi dengan ular, seorang serdadu menembak sebuah balon dengan mata tertutup.
Yang menegangkan, balon itu dijepit di antara paha salah seorang rekannya.
Sedikitnya sebuah tembakan meleset, tapi tidak ada yang cedera.
Lalu ada peragaan teknik bela diri berupa aksi memecahkan batu bata dengan kepala serta menghancurkan tumpukan batu bata yang terbakar dengan tangan kosong.
Atraksi dengan ular dimulai ketika para pria berpakaian loreng itu membawa karung-karung berisi sejumlah hewan melata itu dan menyebarkannya di tanah, beberapa meter dari kaki Mattis.
Di antara berbagai ular terdapat King Cobra yang telah melebarkan rahangnya, bersiap menyerang.
Prajurit-prajurit itu mengambil ular tersebut, merentangkannya, memakannya hingga putus, dan menyemprotkan darahnya ke mulut satu sama lain.
Pada puncak atraksi, beberapa serdadu melancarkan aksi pembebasan sandera. Diiringi lagu dari film Mission Impossible, mereka turun dari helikopter bersama sejumlah anjing.
Hewan-hewan itu kemudian mencegat pelakon penjahat dan mengigitnya.
"Seperti yang Anda lihat, anjing mengigit teroris," sebut sang narator pertunjukan.
Mattis, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, tampak menikmati atraksi yang berlangsung pada hari terakhirnya di Indonesia.
Sejumlah personel Kopassus menampilkan atraksi menangani ular. Hewan melata itu kemudian direntangkan, digigit sampai putus, dan darahnya disemprotkan ke mulut satu sama lain.
Dia mermuji kemampuan para prajurit Indonesia dalam menangani ular-ular itu.
"Anda lihat bagaimana mereka membuat ular-ular itu lelah dan menggenggamnya? Cara mereka melemparnya ke sana ke mari. Ada seekor ular yang ternyata sangat cepat lelah," kata Mattis kepada wartawan.
Peragaan itu, menurut Mattis, menunjukkan betapa beratnya latihan prajurit Indonesia.
git ular, balas dendam pada reptil itu dengan menggigitnya kembali sampai mati.
"Anda bisa bayangkan bagaimana latihan yang dijalani setiap individu di sini, sehingga mereka bisa melakukan itu," cetusnya.
"Ketika Anda melihat pasukan seperti itu, terbukti banyak hal kecil yang dilakukan sempurna, dan Anda bisa bayangkan mereka bisa melakukan hal-hal besar secara bersama," tambah Mattis. (*)