Renungan Harian

Renungan Harian Kristen Protestan Jumat 14 Juni 2019, "Berjalan Bersama Tuhan Sampai Akhir"

Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pdt Dina Dethan Penpada MTh

Renungan Harian Kristen Protestan

Kamis 13 Juni 2019

Oleh Pdt Dina Dethan Penpada MTh

Pembacaan: Kejadian 5: 21-32

--

Berjalan Bersama Tuhan Sampai Akhir

Bagian Alkitab yang baru saja kita dan ayat-ayat sebelumnya tertulis silsilah sejumlah orang yang sebagian besar agak asing di telinga kita dan agak membosankan.

Namun tentu saja penulisan itu bertujuan agar manusia mengenal asal-usulnya. Bukan saja mengenal nenek-moyangnya, tetapi pada akhirnya manusia menyadari bahwa bahwa ia berasal dari Tuhan.

Jika kita perhatikan uraian daftar silsilah ini dari ayat 3 s/d 20 hanya menguraikan secara singkat (berapa lama dia hidup dan nama anaknya).

Nanti pada ayat 21-24, ketika menguraikan tentang Henokh agak berbeda. Alkitab tidak saja mencatat berapa lama Henokh hidup dan siapa nama anaknya, tetapi ada 2 keterangan tambahan:

Pertama: Henokh hidup bergaul dengan Allah. (diulang dua kali di ayat 21 dan 24) Kedua: Ketika Henokh meninggal, ia diangkat oleh Allah.

Kata bergaul dengan Tuhan dalam Perjanjían Lama artinya: berjalan secara terus-menerus bersama dengan Tuhan. Tidak hanya di awal, tidak setengah-setengah, tidak hanya di akhir).

Kalau jalan hanya di awal perjalanan itu namanya mengantar. Namun berjalan bersama yang dimaksud adalah perjalanan bersama-sama dari awalhingga akhir tanpa berpisah/atau saling meninggalkan. Ada kesetiaan untuk bertahan dan setia, apapun yang terjadi.

Bergaul dengan Allah diperlihatkan oleh Henokh melalui seluruh jalan hidupnya: pikiranya, ucapan-ucapannya, dan tindakan-tindakannya. Di tengah-tengah zaman yang makin rusak dan banyak manusia yang jahat, Henokh tetap setia kepada Tuhan.

Keistimewaan Henokh di sini bukan pada berapa lama dia hidup. Atau bukan karena panjangnya umur yang ia miliki, tetapi apa yang ia lakukan sepanjang hidupnya.

Usia Henokh 365 tahun lebih pendek dari umur anaknya Metusalakh yang mencapai usia 969 tahun (umur terpanjang dalam catatan Alkitab). Namun Henokh dicatat mendapat posisi istimewa di hadapan Tuhan.

Keistimewaan Henokh, sekali lagi, bukan karena dia memiliki umur yang panjang, tetapi karena apa yang ia lakukan semasa hidupnya berkenan kepada Tuhan.

Keistimewaan kedua ialah: Henokh diangkat oleh Allah ke Surga. (ayat 24). Kalimat ini sangat penting karena bukan terutama bagaimana Henokh diangkat oleh Tuhan ke Surga, melainkanmenunjuk kemana tujuan akhir hidupnya.

Bahwa karena ia bergaul dengan Allah, maka tujuan hidupnya menjadi jelas. la hidup bersama Allah Surga.

Saudara-saudara...

Beberapa kali saya membaca di koran dan menyaksikan di TV, orang-orang yang umurnya mencapai 100 tahun atau lebih akan diliput dan menjadi kebanggaan keluarga.

Tentu hal itu tidak salah. Sebab umur panjang juga menjadi kesaksian tentang kebaikan Tuhan. Namun melalui kisah Henokh kita juga belajar bahwa yang pallng penting adalah apa yang kita lakukan selama hidup kita?

Biarlah perenungan kita hari ini dapat mendorong kita untuk menapaki hari-hari di depan kita dengan satu tekad, yaitu: terus berjalan bersama Tuhan.

Memang dalam perjalanan tsb ada banyak tantangan, namun percayalah bahwa la akan terus memandu perjalanan kita sampai akhir.

 (*)

Berita Terkini