Gunung Tidar Jadi Saksi Bisu Pertemuan Pertama Ani dan SBY, Begini Kisahnya

Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ani Yudhoyono didampingi oleh Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono saat keluar dari ruang perawatan di National Universtiy Hospital, Singapura, Kamis (16/5/2019).

Gunung Tidar Jadi Saksi Bisu Pertemuan Pertama Ani dan SBY, Begini Kisahnya

Instagram/aniyudhoyono
Ibu Ani Yudhoyono dan SBY

POS KUPANG.COM, JAKARTA -- Cinta antara Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sang istri Ani Yudhoyono memang tak perlu diragukan lagi.

Cinta keduanya bahkan terpancar saat Ani menjalani masa-masa pengobatan melawan penyakit kanker darah di National University Hospital, Singapura.

Saat itu, SBY selalu setia menemani sang istri, bahkan saat Ani sedang kritis sekalipun.

Tak heran, karena kisah cinta keduanya bermula sejak puluhan tahun silam.

Diwartakan Kompas.com, kisah awal pertemuan keduanya pun pernah diceritakan SBY dalam buku berjudul "SBY, Sang Demokrat" terbitan Dharmapena Publishing tahun 2004.

Saat itu, SBY yang duduk di tingkat empat Akabri didapuk sebagai Komandan Divisi Korps Taruna.

Ia harus melapor kepada sang Gubernur, Sarwo Edhie Wibowo, yang tak lain adalah ayah Ani.

Twitter Andi Arif Ungkap, Kaesang Ikut Antri Melayat dan Mencium Tangan dan Dipeluk Presiden ke 6 RI

Begini Tata Cara Sholat Idul Fitri 2019, Lengkap dengan Niat Sholat Idul Fitri dan Bacaan Takbir

Keluarga Sarwo Edhie Wibowo (Instagram/aniyudhoyono)

Pada saat yang sama, Ani yang saat itu menempuh pendidikan di Jakarta sedang mengunjungi sang ayah sekaligus berlibur di Lembah Tidar.

Lembah Tidar merupakan kawasan kaki Gunung Tidar yang berada di tengah kota Magelang, Jawa Tengah.

Di kaki gunung berketinggian 503 mdpl itulah, SBY dan Ani bertemu untuk pertama kalinya.

Di tempat itu pula terdapat pusat pendidikan militer yang disebut Akademi Militer (Akmil), yang menjadi tempat SBY menempuh pendidikan sebagai taruna.

Ani Yudhoyono dan SBY saat muda (Instagram/aniyudhoyono

Natasha Wilona dan Kevin Sanjaya Lagi Dekat, Akankah Berlanjut, Begini Ramalan Mbah Mijan

Tio Nugroho Masuk Islam, Ini yang Dirasakan Saat Dengarkan Aza, Begini ada Efek Gelombang Suara Azan

Sebagai pusat pelatihan taruna sejak 11 November 1957, Gunung Tidar tak terlepas dari sejarah Akmil.

Bahkan, di paling puncak Gunung Tidar terdapat tugu besar bertuliskan 'Akademi Militer'.

Gunung Tidar dan Legenda Syaikh Subakir

Nama Gunung Tidar disebut-sebut berasal dari dua kata, yaitu mati dan modar, yang bermakna sama.

Penamaan itu bukan tanpa alasan, karena dulunya Gunung Tidar disebut angker, tak ada seorang pun yang berani mengunjungi.

Makam Kyai Semar (Tribun Jateng/Irzal Adiakurnia)

Namun, Syaikh Subakir yang berasal dari Persia berhasil menginjakkan kaki di Gunung Tidar dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya.

Mengutip dari Tribun Jateng, Syaikh Subakir merupakan leluhur sekaligus salah satu penyebar agama Islam di Jawa Tengah.

Petilasan Kyai Semar (Tribun Jateng/Irzal Adiakurni)

"Konon ia menemukan daratan Magelang ratusan tahun lalu, ia menancapkan sebuah prasasti yang sarat akan makna bagi para penerusnya yaitu masyarakat Magelang khususnya, dan masyarakat Indonesia, bahkan dunia pada umumnya," ujar

Bambang Eka Prasetya, salah satu pegiat budaya Magelang.

Tak heran jika di puncak Gunung Tidar terdapat makam Syaikh Subakir yang sering dikunjungi wisatawan.

Selain makam Syaikh Subakir, di puncak Gunung Tidar juga terdapat petilasan Kyai Semar.

Diwartakan Visit Magelang, petilasan tersebut dibuat serupa dengan makam, berbentuk bangunan besar dengan atap kerucut kuning besar dan dijaga oleh patung naga yang mengelilingi ke empat sisi.

Meski tak terlalu tinggi dibanding gunung pada umumnya, Gunung Tidar disebut sebagai 'Paku Tanah Jawa' atau 'Pakuning Tanah Jawa'.

Sebutan tersebut datang dari salah satu legenda tentang Gunung Tidar.

Mengutip dari Visit Magelang, ada legenda yang mengatakan Gunung Tidar sebagai paku yang menancapkan Pulau Jawa yang melayang-layang di tanah.

Terlepas dari sejarah dan legendanya, Gunung Tidar hingga kini masih ramai dikunjungi wisatawan.

Selain berwisata religi, biasanya wisatawan sengaja mendaki Gunung Tidar untuk olah raga.

Tak heran, karena Gunung Tidar ditumbuhi begitu banyak pepohonan nan rimbun.

Untuk mendaki Gunung Tidar, tak membutuhkan waktu yang lama, cukup 30 menit sudah sampai hingga ke puncak.

Wisatawan yang ingin melihat mendaki Gunung Tidar diharuskan merogoh kocek Rp 3.000 untuk tiket masuk.

Ratapan Annisa Pohan

Mengutip TRIBUNNEWS.COM - Kepergian Ani Yudhoyono menghadap Sang Khalik meninggalkan duka mendalam di hati tiap orang.

Tak terkecuali menantunya, Annisa Pohan.

Ya, semasa hidup, Ani Yudhoyono memang dikenal sangat dekat dan akrab dengan para menantunya.

Maka tak heran, saat Ani Yudhoyono berpulang hal tersebut menjadi pukulan berat bagi Annisa
Pohan.

Melalui akun Instagram-nya pada Minggu (2/6/2019) dini hari, Annisa kembali mengenang
momen kebersamaannya dengan wanita yang dipanggil Memo itu.

Ia mengunggah video Ani Yudhoyono yang kala itu tengah latihan agar kakinya semakin kuat
untuk berjalan.

Saat keduanya tengah berbincang, datanglah SBY yang masuk sambil membawa kopi.

Kala itu, Annisa bahkan sempat bercanda dan menyebut SBY sebagai penjaga alias body guard
untuk sang istri.

Melalui caption panjang yang ditulisnya, Annisa Pohan juga mengungkapkan penyesalannya
karena merasa belum maksimal dalam merawat sang mertua.

"15 Mei 2019

Disini Memo dalam kondisi yang paling baik dari 4 bulan di Rumah sakit, karena hasil darahnya
cukup bagus untuk keesokan harinya diperbolehkan keluar kamar sebentar untuk menghirup
udara segar.

walaupun malam-malam Memo semangat exercise sehingga dapat semakin kuat untuk jalan.

terlihat mukanya sangat bahagia karena tidak sabar menyambut besok.

tidak menyangka tidak lama setelah itu kembali drop kondisinya.

ya Allah maafkan hamba kalau selama menjadi menantu Memo perilaku dan perkataan saya
menyakiti hati Memo.

Memo maafkan Annisa, Annisa merasa belum maksimal dalam merawat Memo, seharusnya
Annisa bisa lebih baik lagi," tulis Ibunda Almira Tunggadewi Yudhoyono tersebut.

Kesedihan Annisa Pohan tak hanya terlihat dari postingan Instagram-nya saja, namun tampak
pula dari foto yang diunggah oleh akun Instagram @vennydarwin.

Dalam foto yang diunggah akun Instagram @vennydarwin via Instagram Stories, Annisa Pohan
yang berbalut kaftan batik dan kerudung hitam terlihat tengah meratapi peti mati Ani
Yudhoyono.

Ia tampak jongkok di sisi peti sang mertua sambil salah satu tangannya memegang peti seolah
mengucapkan salam perpisahan.

Matanya tampak sembab karena terlalu banyak mengeluarkan air mata dan menahan kesedihan.

Kesedihan Annisa Pohan

Tak hanya potret kesedihan Annisa Pohan, akun Instagram @vennydarwin juga mengunggah
momen saat Annisa dan AHY saling menguatkan satu sama lain.

Pasangan suami istri ini tampak duduk berdampingan di sofa sambil berpegangan tangan.

Momen ini sukses membuat Venny Darwin ikut larut dalam kesedihan yang dituangkannya
dalam caption berikut ini.

AHY dan Annisa Pohan saling menguatkan satu sama lain

"Dan hati ini pun ikut menangis mendengar cerita kalian (emoji love) @annisayudhoyono
@agusyudhoyono," tulisnya sebagai caption. (Tribunnews.com/Fathul Amanah)

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com:https://style.tribunnews.com/2019/06/02/gunung-tidar-jadi-saksi-bisu-pertemuan-pertama-ani-yudhoyono-dan-sby?page=all

Berita Terkini