Kematian PMI ke-43 NTT, Diduga Bermula Gigi Dicabut
Bertambah hari, kata Gabriel, kondisi Elisabeth semakin buruk. Ia mengajak suaminya Fransiskus pulang dari Malaysia.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
Kematian PMI ke-43 NTT, Diduga Bermula Gigi Dicabut
POS-KUPANG.COM|MAUMERE--- Pasca dicabut serentak lima buah gigi belakang sebelah atas beberapa waktu lalu oleh dokter di Malaysia, kesehatan Elisabeth Ene Piran, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Lewohala, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, Pulau Fores, berubah drastis.
“Suami almahrum, Fransiskus di rumah duka Agustinus Tobi di Palu bercerita istrinya mulai sakit sejak dokter di Malaysia mencabut serentak gigi belakang sebelah atas lima buah. Ia mengalami peradangan sampai infeksi,” kata Direktur Padma Indonesia, Gabriel Sola, menghubungi POS-KUPANG.COM, Sabtu (11/5/2019).
Bertambah hari, kata Gabriel, kondisi Elisabeth semakin buruk. Ia mengajak suaminya Fransiskus pulang dari Malaysia.
• Peserta RAT Puskopdit Bekatigade Timor Lakukan Tour Batas
• Pemilu 2019 - Suara Noni Nope, Caleg Partai Demokrat Dapil NTT 8 Diberikan ke Partai
Tetapi pihak penerbangan menolak karena kondisi Elisabeth sangat lemah. Mereka mengikuti jalur laut.
“Kesepakatan dengan kapten kapal Pelni, jika kondisinya semakin lemah, Pelni akan menurunkan di pelabuhan terdekat mendapat perawatan. Karena fasilitas kesehatan di kapal tidak selengkap dimiliki RS,” terang Gabriel Sola.
Gabriel Sola melanjutkan, Elisabeth dan Fransiskus menginap di salah satu rumah keluarga dii Nunukan menunggu pengurusan tiket pesawat Nunukan ke Maumere.
• Peserta RAT Puskopdit Bekatigade Timor Lakukan Tour Batas
• Pemilu 2019 - Suara Noni Nope, Caleg Partai Demokrat Dapil NTT 8 Diberikan ke Partai
Rencana keberangkatan dengan pesawat gagal. Mereka menumpang lagi kapal laut transit di Pantoloan. Saat itu kondisi Elisabeth semakin lemah tidak makan dan minum.
“Medis kapal minta diturunkan dan dirujuk di RS terdekat. Pelni menghubungi RS Madani dan dikirim tiga perawat dengan ambulance menjemput,” kisah Gabriel Sola.
Fransiskus mengkhawatirkan kondisi istrinya, lagi pula mereka tak punya kenalan. Namun salah seorang perawat mengenal Agustinus Tobi, warga Flores di Palu. Elisabeth tak bertahan lama akhirnya meninggal di Palu.
Hari ini, Sabtu (11/5/2019),jenazah akan berangkat dari Bandara Palu menuju Makassar. Hari Minggu (12/5/2019), pukul 06.00 Wita berangkat dari Makassar ke Maumere. Selanjutnya menuju kampung halaman di Lewohala, Flores Timur. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a )